Musim lalu bisa dibilang merupakan penampilan yang anti-klimaks dari Liverfool. Bagaimana tidak?Mereka berhasil meraih banyak kemenangan di Liga Inggris namun sering kecolongan ketika menghadapi tim yang kualitasnya berada di bawah mereka. Hal itu membuat Liverfool harus finis di posisi 4 Liga musim lalu.
Selain itu, mereka juga berhasil mencapai final Liga Champions Eropa musim lalu. Serupa dengan pencapaian mereka sebelum mencapai partai final, dimana mereka berhasil menjungkalkan lawan-lawan tangguh seperti rival mereka Manchester City yang sedang onfire musim lalu, dan menumbangkan AS Roma di semifinal. Namun, usaha tersebut seakan sia-sia karena mereka takluk secara tragis dari Real Madrid di partai final dan gagal membawa kembali trofi 'Si Kuping Besar' kembali ke Anfield. Meski begitu, mereka berhak atas 1 tempat di Liga Champions musim ini secara langsung bersama Real Madrid.
Setelah semua pencapaian itu, sepertinya The Reds tidak ingin mengulang kisah serupa mereka di musim baru ini. Walaupun sering mengalami banyak hasil yang mengecewakan, namun performa mereka sepanjang pertandingan membuktikan kalau Liverfool punya daya juang untuk berjaya di musim ini. Faktor apa sajakah itu?Berikut inilah pembahasannya.
- Strategi Klopp Mulai Padu Dengan Semua Pemain
Jurgen Klopp sendiri datang ke Anfield pada pertengahan musim 2015-2016 untuk menggantikan Brendan Rodgers yang dianggap gagal mengangkat performa Liverfool pada musim itu. Meski baru beberapa bulan menukangi Liverfool, Klopp perlahan mulai menemukan formula yang tepat untuk membuat Liverfool kembali berjaya di ajang Liga maupun Eropa.
Hasilnya, Liverfool berhasil mencapai 2 final, yaitu Capital One Cup dan Europa League dalam jangka waktu 8 bulan Klopp melatih The Reds. Namun, hasilnya juga minor, dimana mereka kembali gagal meraih trofi di 2 final tersebut. Walaupun gagal, namun Klopp tetap dipercaya untuk melatih Liverfool karena semakin hari permainan Liverfool mulai menunjukkan permainan yang atraktif.
Setelah kepercayaan dari manajemen tersebut, strategi Klopp mulai dipahami oleh seluruh anggota tim. Hasilnya, Liverfool berhasil finis di posisi 4 Liga Inggris selama 2 musim beruntun, yaitu musim 2016-2017 dan 2017-2018. Selain itu, mereka juga berhasil mencapai final Liga Champions musim lalu meski akhirnya kembali ditaklukkan oleh Real Madrid. Dengan progres permainan yang setiap musim mulai meningkat, diyakini Liverfool bisa membuat semua lawan seperti Manchester City yang onfire musim lalu kewalahan menghadapi mereka.
- Trio Andalan Liverfool Semakin Tajam
Musim lalu, Liverfool merupakan tim setelah Manchester City yang paling banyak membobol gawang lawan di EPL. Hal itu tidak lepas dari kontribusi trio lini depan mereka, yaitu Firmino-Mane-Salah. Ya, ketiga pemain ini terlibat pada 40 gol lebih Liverfool musim lalu. Catatan tersebut jauh berhasil menyaingi trio pemain PSG, yaitu Mbappe-Neymar-Cavani.
Musim lalu, Mohammed Salah berhasil meraih gelar sepatu emas di Liga Inggris setelah menjadi top skor Liga Inggris dengan 32 golnya. Padahal, Salah baru saja didatangkan Liverfool di awal musim lalu. Namun, kontribusi Salah ternyata benar-benar berpengaruh pada ketajaman tim.
Sementara itu, meski posisi aslinya adalah gelandang serang, namun Klopp menyulap Firmino sebagai penyerang tunggal didepan. Walaupun begitu, karakter dirinya sebagai gelandang serang tidak hilang meski bermain lebih ke depan permainan Liverfool. Hal itulah yang membuat Salah dan Mane punya ruang gerak yang cukup untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan.
Serupa dengan Mohammed Salah, Sadio Mane sendiri memiliki kecepatan yang berguna untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan. Meski musim lalu dipasang bergantian dengan Coutinho, namun setelah Coutinho hengkang, peran Mane sangat padu sekali dengan Firmino dan Salah. Apalagi di pekan pertama Liga Inggris, trio ini menjadi peran utama terciptanya 3 dari 4 gol yang bersarang di gawang West Ham.
- Efektif Di Bursa Transfer
Sejak Klopp menahkodai Liverfool, mereka selalu tampil efektif di bursa transfer. Di musim 2016-2017, mereka berhasil mendatangkan Sadio Mane dari Southampton dengan harga 35 juta pounds. Hasilnya, performa Mane pun mulai berhasil mengangkat performa Liverfool. Musim berikutnya, giliran Mohammed Salah yang didatangkan dari AS Roma dengan harga serupa. Meski harus membiarkan Coutinho pergi ke Barcelona, namun kontribusi Salah mampu membuat lini depan Liverfool semakin menakutkan dengan membawa Liverfool mencapai final Liga Champions. Dan di musim ini, Fabinho dan Naby Keita menjadi pemain yang didatangkan musim ini, dan sejauh ini performa keduanya mulai menunjukkan progress yang hebat di mata Klopp.
- Mulai Tertutupnya Semua Titik Lemah Musim Lalu
Musim lalu, Liverfool sering tampil superior ketika menghadapi tim-tim besar seperti Manchester City, Arsenal, dan Real Madrid. Namun, performa apik tersebut seakan hilang ketika mereka dihadapkan dengan lawan yang levelnya berada di bawah mereka. Hal itu menjadi titik lemah utama mereka musim lalu.
Dari performa tersebut, jelas titik lemah utama mereka ada pada lini belakang. Meski telah mendatangkan Virgil Van Dijk, namun lini belakang mereka masih menunjukkan inkonsisten dalam bertanding. Hal itu jelas nyata ketika menghadapi AS Roma. Mereka kecolongan 2 gol di menit akhir meski akhirnya Liverfool tetap menang di akhir pertandingan.
Bukan bek saja, namun penjaga gawang mereka patut diperhatikan. Performa Mignolet musim lalu benar-benar mengecewakan. Karena itulah dirinya sering menjadi pilihan kedua setelah Karius. Namun, performa Karius juga menjadi sorotan di pertandingan puncak UCL. Dua blunder yang ia lakukan membuat Liverfool takluk atas Real Madrid. Setelah blunder tersebut, Karius juga melakukan beberapa blunder yang membahayakan Liverfool sendiri. Maka dari itu, mereka mengambil langkah cepat dengan mendatangkan Alisson dari AS Roma untuk menjadi kiper utama mereka musim ini.
Selain itu, keberadaan pemain box-to-box dan pemain jangkar musim lalu benar-benar tidak terlihat didalam diri Liverfool. Musim lalu, hanya Milner yang menjadi pemain box-to-box di Liverfool. Namun, dirinya jarang diberi waktu bertanding karena adanya Chamberlein dan Wijnaldum di Liverfool. Karena itulah, Liverfool musim ini mendatangkan Naby Keita untuk menjadi pemain box-to-box tersebut.
Bukan hanya itu, keberadaan Henderson musim lalu yaitu hanya menjadi pembagi bola untuk pemain lainnya. Namun, dirinya lemah ketika melakukan duel dengan lini tengah lawan. Hal itulah yang membuat Liverfool tampil inkonsisten musim lalu. Dengan hal tersebut, Liverfool mendatangkan Fabinho musim ini.
Disisi lain, performa lini depan Liverfool mungkin sudah dibilang baik-baik saja, mengingat trio FIRMANSAH, yaitu Firmino-Mane-Salah masih produktif di depan muka gawang lawan. Namun, apa jadinya bila salah satu dari mereka cedera atau absen?Karena itu pula Liverfool mendatangkan Shaqiri untuk melapisi ketiga pemain tersebut.
Itulah pembahasan saya mengenai faktor yang dapat membuat Liverfool berjaya musim ini.