Beberapa hari yang lalu, Barcelona resmi merampungkan transfer pemain asal Brazil, yaitu Arthur Melo dari Gremio dengan mahar sebesar 30 juta euro dan bonus 9 juta euro bila Arthur memberikan kontribusi terhadap Blaugrana. Arthur sendiri dikontrak selama 6 musim, yaitu hingga tahun 2024 nanti.
Kehadiran Arthur Melo sendiri kerap dikait-kaitkan dengan legenda Barcelona yang baru saja hengkang akhir musim lalu, yaitu Andres Iniesta dan Xavi Hernandez. Kemampuan dirinya dalam membagi bola dan melakukan akselerasi mengingatkan kita pada kedua legenda El Barca tersebut. Lalu, sebenarnya siapa Arthur Melo ini, dan apa yang membuat Arthur dikaitkan dengan Iniesta dan Xavi?Berikut ini saya berikan pembahasannya.
Pemain yang bernama lengkap Arthur Henrique Ramos de Oliveira Melo ini lahir di kota Goiania, Brazil pada tanggal 12 Agustus 1996. Bagi yang belum tahu dimana kota Goiania, kota ini terletak dekat dengan ibukota Brazil, yaitu Brasilia. Tim sepakbola Brazil yang berkompetisi di ajang Serie A Brazil, yaitu Goias merupakan bagian dari kota Goiania ini. Arthur Melo sendiri merupakan pemain yang berposisi sebagai Gelandang Bertahan. Dimana, pemain dengan posisi tersebut lebih berfokus untuk merebut bola dan menyusun serangan dari garis pertahanan tim.
Awal karir dari Arthur sendiri dimulai bersama klub di kota kelahirannya, Goias, pada usia 12 tahun. Di usia tersebut, ternyata dirinya sudah dipantau oleh tim yang membesarkan namanya sebelum ke Barcelona, yaitu Gremio. Performa gemilangnya bersama Goias junior membawa timnya juara di sebuah turnamen usia muda bersama Goias. Karena kecemerlangan tersebut, Gremio pun tak ragu untuk mengambilnya dari Goias pada tahun 2010.
Karena usia dirinya masih 14 tahun, membuat Arthur harus bermain bersama tim junior dalam kurun waktu 5 musim hingga 2015. Bersama tim junior, performa Arthur mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan. Olah bola dan kelincahannya membuat timnas Brazil usia 17 tahun memanggil Arthur untuk ikut bertanding dengan mereka pada tahun 2013.
Performa bersama tim Gremio junior pun ditularkan ke skuad Brazil U-17, sehingga ia juga kerap dipanggil oleh skuat U-20 dalam kurun waktu dari 2014 hingga 2015. Namun, setelah itu, dia belum dipanggil kembali oleh timnas Brazil dalam kelompok usia manapun. Meski begitu, pengalaman yang ia dapat di level timnas berhasil ia terapkan dalam level tim junior Gremio. Hasilnya, Gremio junior berhasil menyabet gelar Campeonato Gaucho (atau dikenal dengan sebutan Piala Liga Brazil) pada tahun 2014 lalu.
Performa cemerlang bersama tim junior membuat pelatih Gremio saat itu, Luiz Felipe Scolari tertarik untuk mempromosikannya ke tim senior pada tahun 2015. Ia memulai debutnya di ajang Piala Liga Brazil kala menghadapi Aimore. Sementara, di ajang Liga, Arthur sendiri memulai debutnya ketika timnya takluk 1-0 dari Botafogo.
Arthur sendiri baru bermain reguler bersama Gremio pada tahun 2017. Meskipun begitu, namun secara tidak langsung dirinya telah memberikan satu gelar bersama Gremio, yaitu Piala Super Brazil (Copa Do Brazil) pada tahun 2016, meski dirinya belum bermain secara reguler di tim inti Gremio. Performa cemerlang dirinya ketika bermain bersama tim junior seakan keluar langsung bersama Gremio. Tercatat, sejak dirinya bermain reguler di tim inti, dia berhasil tercatat sebagai man of the match dalam beberapa pertandingan Gremio yang berakhir dengan hasil yang memuaskan bagi timnya.
Karakter dari pemain 21 tahun ini yaitu seorang pemain deep-playing midfielder, yaitu gelandang yang membantu serangan dari pertahanan tim sendiri. Karakter ini sendiri mirip dengan apa yang diterapkan oleh seorang Toni Kroos maupun Thiago Alcantara di Liga Eropa. Dengan kelebihan tersebut, tak pelak dia berhasil mencatatkan statistik sebagai pemain dengan rataan passing tertinggi di Gremio musim 2017 lalu.
Bukan itu saja, dengan posisi dia sebagai gelandang bertahan, membuat bek tengah timnya merasa terbantu dengan keberadaan Arthur yang bermain lebih disiplin di depan mereka. Karena Arthur punya daya juang yang tinggi untuk melakukan kontak dengan pemain depan lawan. Walaupun begitu, Arthur sendiri kerap membantu serangan melalui kelebihan kecepatan dan akselerasi yang ia miliki ketika timnya sedang kesulitan untuk membongkar pertahanan lawan. Karakter itulah yang membuat dirinya kerap dikaitkan dengan nama besar Andres Iniesta dan Xavi Hernandez.
Karena gaya bermain dari Arthur, membuat Gremio berhasil menyabet gelar Copa Libertadores pada musim 2017, dan membuat timnya lolos ke ajang Piala Dunia Antar Klub di Uni Emirat Arab. Sayangnya, dia gagal membawa Piala Interkontinental tersebut setelah takluk dari klub rival dari klubnya saat ini, yaitu Real Madrid, dengan skor 1-0 di final. Meski begitu, dia tidak menyerah untuk mencapai gelar lainnya bersama Gremio. Di awal tahun ini, Arthur sukses membawa Gremio mencapai 2 gelar penting, yaitu Recopa Sudamericana, dan gelar Piala Liga Brazil.
Tidak hanya gelar bagi tim, Arthur Melo sendiri berhasil menggapai prestasi secara individu. Tak tanggung-tanggung, dia berhasil menyabet tiga penghargaan pada tahun 2017. Gelar tersebut yaitu gelar tim terbaik Liga Brazil tahun 2017, gelar pendatang baru Liga Brazil, dan juara ketiga pemain terbaik Amerika Selatan. Prestasi tersebut membuat banyak klub elite Eropa ingin mendapatkan tanda tangannya. Tapi ternyata, Barcelona merupakan tim yang beruntung dari para kandidat tim barunya tersebut.
Itulah pembahasan saya mengenai Arthur Melo. Apakah ia akan menjadi penerus Iniesta dan Xavi?Menarik ditunggu bagaimana pemain masa depan Brazil ini beraksi bersama El Barca.