KMM adalah kepanjangan dari Keluarga Mahasiswa Minang yang menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa-mahasiswi berasal dari Sumatera Barat. Komunitas kekeluargaan ini akan Anda temui hampir di setiap kampus. Setiap tahunnya calon mahasiswa-mahasiswi asal Minang menuntut ilmu di berbagai belahan kota dan Pulau Jawa selalu bertambah sehingga eksistensinya semakin menguat.
Dengan berkumpulnya mahasiswa asal Minang, maka mereka bisa mempererat silaturahim sebagai anak rantau. Selain ajang penghubung kekeluargaan, KMM berdiri sebagai agen yang peduli dengan adat dan budaya Minang sehingga KMM memiliki tujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Minang.
KMM berdiri sebagai komunitas yang otonom, termasuk program dan sistem organisasinya pun dibuat dengan cara independen. Seperti halnya KMM Ciputat yang bersekretariat di kawasan kampus UIN Jakarta ini menaungi beberapa mahasiswa dari kampus lain yang terdekat seperti BSI Ciputat, Universita Pamulang (UNPAM), STEI SEBI, dan IIQ Jakarta.
KMM Ciputat berdiri pada tahun 1972, sejak itu eksistensi mahasiswa-mahasiswi Minang yang berkuliah di daerah Ciputat dan sekitarnya semakin menguat. Selain ajang silaturahim dan dan menjalin kekeluargaan, KMM Ciputat menjadi wadah menggali bakat, minat dan potensi mahasiswa. Semua terasah karena setiap kepengurusan KMM diliputi banyak kegiatan,
"Ada tiga jenis kegiatan, diantaranya mingguan, bulanan, dan tahunan. Setiap minggu kita mengadakan diskusi, tahsin, tilawah, futsal, atau nasyid. Untuk Bulanannya acaranya cenderung kekeluargaan dan sifatnya kondisional, sedangkan untuk yang tahunan kegiatannya meliputi seminar, workshop atau pelatihan. Biasanya kami juga libatkan para alumni," jelas Ahmad Al-Ghazali selaku ketua KMM Ciputat 2010-2011 kepada Plimbi.
Menariknya lagi, komunitas ini juga memiliki sanggar tari khas Sumetara Barat yang disebut dengan Sanggar Rangkiang.
"Ya, kadang kami sering diundang untuk menari di beberapa event, seperti acara kampus atau pernikahan orang Minang, ini sebagian adari upaya pelestarian dan pengenalan budaya Minang," ungkapnya sumringah.
Saat ini KMM Ciputat memiliki 60 anggota pasif dan 30 anggota aktif, eksistensi KMM dengan acaranya selalu berlangsung dengan baik. Hal tersebut didorong dengan komunikasi yang baik, alumni, pengurus, dan anggota KMM akan selalu terhubung dengan jejaring sosial.
"Sejauh ini komunikasi terjalin sangat baik, selain ada alat komunikasi seperti handphone, jejaring sosial juga sangat membantu untuk terus menjalin dan menyiarkan informasi KMM," katanya.
Ketika mendengar layanan free SMS dan Messenger di Paseban.com, Mahasiswa Perbankan Syariah ini antusias ingin mengetahui lebih dalam tentang Paseban serta mendukung salah satu karya anak bangsa yang membanggakan.
"Semoga Paseban berkembang dan menjadi tuan di negerinya sendiri, KMM akan bergabung dan memanfaatkan layanan Paseban," tuturnya ramah. LN