Tanggal 14 Juni lalu, Real Madrid resmi menunjuk Julen Lopetegui sebagai pelatih anyar mereka. Lopetegui ditunjuk untuk mengambil alih posisi pelatih Madrid sebelumnya, yaitu Zinedine Zidane, yang mengundurkan diri setelah membawa Real Madrid juara Liga Champions untuk ketiga kalinya secara beruntun.
Walaupun Zidane berhasil memberi juara Liga Champions pada Real Madrid, Zidane lebih memilih mengundurkan diri atas performa Madrid yang dinilai tidak konsisten musim lalu. Nama Lopetegui mungkin tidak setenar pelatih seperti Pep Guardiola ataupun Jose Mourinho. Lalu, seperti apakah perjalanan karir pelatih 51 tahun ini sehingga 'Los Blancos' pun tertarik untuk merekrut nya?Berikut ini ulasannya
- Pernah Menjadi Seorang Pemain
Di awal kemunculannya, dia adalah seorang pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang. Namun, performa ia selama berkarir menjadi Goalkeeper justru tidak menonjol. Pria kelahiran 28 Agustus 1966 ini memulai karirnya bersama tim Real Sociedad junior, dan berlanjut ke tim Real Madrid Castilla selama 3 musim, dari musim 1985-1986 hingga 1987-1988. Selama di Castilla, ia bermain sebanyak 61 pertandingan. Kemudian, ia dipromosikan ke tim utama Real Madrid hingga tahun 1991. Namun, ia kerap menjadi penghuni bangku cadangan, dan hanya mendapat jatah bertanding 1 kali. Sempat dipinjaman ke Las Palmas pada musim 1988-1989 dan bermain sebanyak 31 pertandingan, Lopetegui pun memutuskan untuk hengkang menuju Logrones di musim 1991-1992 dan memiliki caps sebanyak 107 pertandingan hingga tahun 1994. Karena performa dirinya yang sedang menanjak pada saat itu, Barcelona pun mengontrak dirinya selama 3 musim hingga tahun 1997. Namun, performa dirinya seakan jauh dari harapan 'Los Blaugrana' , ia kerap kali melakukan blunder dan Lopetegui pun banyak dibangku cadangkan oleh tim. Bersama 'Los Blaugrana', ia hanya mendapat jatah bertanding selama 5 kali. Di penghujung karir sebagai pemain, Lopetegui pun memutuskan untuk bergabung dengan Rayo Vallecano selama 5 musim. Lopetegui pun tampil sebagai kiper reguler dan mencatat caps sebanyak 112 pertandingan. Setelah itu, ia pun memutuskan untuk 'gantung sepatu' di tahun 2002.
- Berkah Menjadi Penghuni Bangku Cadangan
Alasan mengapa Lopetegui memtuskan untuk menjadi pelatih sepakbola yaitu karena dirinya sering duduk di bangku cadangan pemain, seperti saat di Real Madrid dan Barcelona. Karena hal tersebut, Lopetegui bisa mengamati cara bermain tim dan strategi yang bisa diterapkan dalam melatih sebuah tim sepakbola. Berbekal hal tersebut, Lopetegui mampu meracik sebuah tim dengan kekuatan yang hebat seperti saat melatih timnas Spanyol.
- Karir Kepelatihan
Setelah pensiun sebagai pemain, Lopetegui pun ditunjuk menjadi asisten pelatih timnas Spanyol pada 2003, menemani pelatih saat itu, yaitu Inaki Saez. Beberapa bulan kemudian, klub terakhir yang ia bela selama menjadi pemain, yaitu Rayo Vallecano, menunjuknya untuk menukangi Vallecano. Namun, performa Vallecano saat itu jauh dari harapan para fans Vallecano. Dan akhirnya, Lopetegui mengundurkan diri sebagai pelatih Vallecano.
Menganggur selama kurang lebih 5 tahun, ia pun ditunjuk untuk melatih tim senior pertamanya, yaitu Real Madrid Castilla selama satu musim, pada musim 2008-2009. Namun, performa tim Castilla masih belum konsisten. Pada tahun 2010, ia pun menjadi pelatih timnas Spanyol usia dibawah 19-21 tahun sampai 2014. Selama karirnya melatih skuat Spanyol U-19, U-20, dan U-21, ia pun berhasil memunculkan nama-nama pemain muda yang menjadi bintang sepakbola saat ini, yaitu kiper Manchester United, David De Gea, pemain jebolan La Masia yang sekarang membela Bayern Munchen, Thiago Alcantara, dan penyerang Chelsea, Alvaro Morata.
Karena ahli memoles pemain muda, Lopetegui pun dikontrak oleh raksasa Portugal, FC Porto, yang juga bermaterikan pemain-pemain muda. Pada saat itu, Porto memiliki Danilo yang saat ini bermain bersama Manchester City, dan gelandang bertahan Real Madrid saat ini, yaitu Casemiro, yang saat itu berstatus sebagai pemain pinjaman dari 'Los Blancos'. Berkat performa kedua pemain ini pula, Porto berhasil tampil konsisten meskipun tidak meraih gelar juara apapun. Lopetegui pun menukangi Porto hingga tahun 2016.
Setelah Porto, Lopetegui ditunjuk untuk menukangi timnas Spanyol senior untuk menggantikan Vicente Del Bosque yang gagal total dalam dua kompetisi resmi terakhir, yaitu Piala Dunia 2014 Brazil, dan Euro 2016 di Perancis. Bersama Spanyol, Lopetegui pun membuat sejumlah keputusan yang sangat kontroversial, yaitu dengan mencoret Iker Casillas dari tim utama dan memasang De Gea sebagai kiper utama Spanyol. Selain itu, berkat Lopetegui, sejumlah pemain muda yang tidak diperhitungkan masuk kedalam skuat 'Tim Matador'. Seperti halnya Alvaro Odriozola yang berhasil menyisihkan nama seperti Hector Bellerin dan Sergio Roberto dari timnas Spanyol. Dan hasilnya ia pun berhasil membawa Spanyol lolos ke Piala Dunia Rusia 2018 ini. Berkat performa apik Spanyol tersebut, Lopetegui pun dikontrak Real Madrid untuk menggantikan Zidane.
- Prestasi Selama Menjadi Pemain Dan Pelatih
Selama menjadi pemain, ia turut membawa Real Madrid dan Barcelona meraih gelar juara, meskipun dirinya sering dibangku cadangkan. Bersama Real Madrid, ia mempersembahkan gelar La Liga musim 1989-1990 dan dua gelar Supercoppa De Espana pada tahun tersebut. Sementara, ketika bersama Barcelona, Lopetegui meraih gelar juara Supercoppa De Espana pada tahun 1994 dan 1996, Copa Del Rey dan Piala Winners UEFA pada musim 1996-1997.
Selama menjadi pelatih, tidak banyak gelar yang ia raih. Namun, performa timnya patut diapresiasi. Bersama timnas Spanyol U-19, dirinya berhasil meraih gelar kampiun Euro U-19 2012. Performa timnya saat itu mampu menorehkan hasil 8 kemenangan dan 3 seri dalam 11 laga. Sementara, saat menukangi Spanyol U-20, ia berhasil menorehkan catatan 7 kemenangan, 2 seri, dan 1 kekalahan dari 10 pertandingan. Dan, ketika melatih Spanyol U-21, ia kembali berhasil memberi gelar Euro 2013 dengan catatan pertandingan selalu menang dalam 11 pertandingan.
Ketika ia melatih FC Porto, ia pun mencatat rekor serupa meski gagal meraih satu gelar apapun bersama Porto. Lopetegui berhasil membawa Porto menjadi runner-up Liga Sagres (Liga Premier Portugal) di musim 2014-2015. Dan membawa Porto melaju hingga babak quarter-final UEFA Champions League pada musim yang sama. Selama melatih Porto, Lopetegui terlibat dalam 78 pertandingan, dengan meraih 53 kemenangan, 16 seri dan 9 kekalahan, dengan persentase kemenangan sebesar 69,4%.
Dengan catatan tersebut, federasi sepakbola Spanyol kembali menunjuknya untuk menukangi timnas senior untuk menggantikan Vicente Del Bosque. Bersama tim senior, Lopetegui berhasil membawa 'Tim Matador' lolos ke Piala Dunia Rusia 2018 dengan catatan rekor 14 kemenangan dan 6 seri dari 20 pertandingan selama melatih tim senior Spanyol. Berkat performa timnas Spanyol yang ciamik tersebut, Lopetegui pun kembali melatih klub yang ia bela kala menjadi pemain, yaitu Real Madrid.
Demikianlah penjelasan mengenai pelatih anyar Real Madrid, Julen Lopetegui. Lalu, apakah racikan tangan dingin Lopetegui selama melatih timnas Spanyol akan menurun pada Real Madrid?Patut ditunggu aksi Lopetegui bersama Real Madrid.