Ada kabar gembira untuk pecinta smartphone kelas performa. Kalau biasanya pasaran Indonesia jarang diramaikan oleh smartphone flagship, pertengahan tahun 2018 ini, kondisinya mulai berubah. Kalau Anda ingat, biasanya smartphone premium kelas atas yang resmi masuk pasaran Indonesia hanyalah iPhone series, Samsung Galaxy S series ataupun Galaxy Note series.
Dulu memang sempat ada Sony Experia Z series, HTC One X series yang semarak diperjual belikan di negeri ini. Namun keduanya sudah mulai tenggelam. Bersamaan dengan tenggelamnya perangkat-perangkat besutan BlackBerry. LG G series memang masih ada. Tapi rasanya sudah mulai berkurang gaungnya.
Nah, dimulai dengan tentunya, hadirnya iPhone X, Galaxy S9 dan Galaxy Note 8, LG pun kemudian merilis varian G7+ ThinQ mereka yang menawarkan performa super dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 845. Per bulan Juli 2018 ini, sejumlah produsen lain pun berlomba-lomba merebut pasar segmen orang kaya tersebut dengan model terbaru andalannya. Ini akan membuat pasar smartphone Indonesia jadi makin seru.
Sebut saja Huawei dengan P20 Pro-nya, Asus dengan Zenfone 5z-nya, diikuti dengan Oppo dengan Find X mereka. Tak ketinggalan, Vivo Nex pun kemungkinan akan segera masuk pasaran Indonesia. Xiaomi? Produsen yang terkenal sebagai produsen smartphone murah, dikabarkan juga akan menghadirkan varian Xiaomi mahal mereka yakni Mi 8 ke pasaran Indonesia.
Hadirnya smartphone-smartphone yang tak terjangkau oleh pengguna kebanyakan ini tentunya akan memanaskan hati dan memicu keributan di kalangan para netizen yang mulia. Di sisi lain, produsen-produsen smartphone itu pun pasti sudah berhitung-hitung untung ruginya mengupayakan peredaran produk premium mereka ke Indonesia.
Seperti diketahui, tak sembarangan produsen smartphone dari berbagai penjuru dunia bisa berbisnis secara sah dan legal di negeri ini. Aturan TKDN alias Tingkat Kandungan Dalam Negeri yang dibatasi minimal sebesar 30% dari keseluruhan harga unit smartphone yang dijual, khususnya smartphone dengan fitur jaringan 4G, tidak begitu mudah ditembus.
Mau berjualan smartphone 3G, tak ada aturan TKDN memang. Tapi hari gini, siapa yang masih mau membeli smartphone, apalagi flagship premium berkelas nan mahal yang masih 3G. Kecuali kalau memang dari sisi produsen dan usernya punya niat jelek. Beli 3G, akalin sedikit, jadi 4G.
Di sisi yang lain lagi, berbondong-bondongnya produsen smartphone menghadirkan produk mahal mereka tentunya karena mereka melihat potensi dan permintaan pasar. Artinya, orang Indonesia sama sekali tidak miskin. Minimal, banyak di antara mereka yang masih bisa membeli smartphone harga 10 jutaan.
Buat user dengan budget terbatas, ini juga merupakan kabar yang gembira. Tunggu saja dalam 3, 6 atau 9 bulan kemudian. Harga smartphone mahal tersebut pasti akan menukik. Apalagi harga second-nya. Kalau sudah begini, smartphone premium bisa jadi milik semua.