Alamak, Habis Mudik Lebaran Terbitlah Utang

25 Jun 2018 17:29 1951 Hits 0 Comments
Untuk mengembangkan dana yang dimiliki untuk pemenuhan kebutuhan, entah untuk kebutuhan jangka pendek atau panjang, investasi reksadana menjadi pilihan.

Lebaran sudah usai. Masyarakat dihadapkan pada rutinitas lama yaitu kembali bekerja. Tapi benarkah banyak dari mereka bisa bekerja dengan tenang setelah sadar kalau sehabis mudik Lebaran ternyata jumlah utang menggunung?

Alamak. Itu  dia! Saat-saat Ramadhan dan Lebaran, banyak dari kita terjebak utang baru karena kurangnya perencanaan keuangan yang baik. Alasan mendasar terjebak utang sebelum Lebaran yaitu peningkatan kebutuhan Lebaran, mulai sandang, pangan, uang THR, biaya mudik, uang salam tempel dan lain-lainnya.

Selain pemenuhan kebutuhan, tak jarang kita tergiur promo dan rayuan sales. Seperti halnya Bunga, ibu muda yang baru dikaruniai satu anak, tanpa pikir panjang mengkredit sepeda motor baru karena tergiur down payment (DP) rendah. Tanpa pikir panjang karena persyaratannya mudah, ia langsunbg teken pembelian. Ternyata setelah Lebaran, ia baru sadar kalau cicilan per bulannya sangat besar.

Tak hanya Bunga, sebut saja Mawar terpaksa mengajukan pinjaman dana pada perusahaan multifinance untuk biaya sekolah anaknya yang masuk sekolah. Maklum, momen Lebaran tahun ini bebarengan dengan tahun ajaran baru. Karena tidak dipersiapkan dengan baik biaya pendidikan anak, ia pun terpaksa ambil pinjaman dengan bunga tinggi.

Begitulah, utang jadi tengah untuk persoalan keuangan. Sayangnya, banyak masyarakat yang salah kaprah memahami soal utang. Pada dasarnya, sdanya utang dalam struktur pendanaan suatu usaha akan memunculkan risiko finansial karena adanya beban bunga serta tenggat waktu jatuh tempo untuk pembayaran cicilan. Jika cicilan ini terlewatkan, tentunya bakal menimbulkan beban biaya tambahan yang makin memberatkan utang.

Tapi yang namanya utang ya tetap utang. Utang adalah suatu kewajiban dan yang namanya kewajiban itu harus dipenuhi. Nah, biar tidak terjebak dengan utang yang melilit, sebaiknya setiap kita tahu batasan berutang.

Batasan berutang pada dasarnya bersifat positif karena memiliki tujuan untuk mengurangi risiko gagal bayar. Menurut para pakar keuangan, batasan berutang yaitu cicilan yang tidak melebihi sepertiga dari penghasilan bersih per bulan. Selain untuk meminimalisir risiko gagal bayar, batasan ini juga dimaksudkan agar pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup bulanan masih bisa dipenuhi secara wajar dengan dua pertiga penghasilan.

Selain itu ada batasan lainnya yaitu jumlah utang yang diterima perlu dibackup dengan aset yang nilainya lebih besar. Jika mengalami kredit macet, aset bisa dijual untuk melunasi utang.

Bagaimana pun utang, adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Bahkan ketika seseorang sudah meninggal, utang dalam banyak kasus harus dilanjutkan pembayarannya oleh ahli warisnya, terkecuali sudah ada skema asuransi jiwa bagi debiturnya. Oleh sebab itu, bijaksana lah dengan utang sehingga tidak membebani anggota keluarga di masa depan.

Jika punya keinginan besar yang membutuhkan dana besar namun dana yang tersedia baru sedikit, alangkah bijaknya menahan diri dulu dan mengembangkan dana yang tersedia dengan return (imbal hasil) tinggi.

Para pakar keuangan menyarankan untuk mengembangkan dana yang dimiliki untuk pemenuhan kebutuhan, entah untuk kebutuhan jangka pendek atau panjang, dengan investasi reksadana yang kini makin mudah dilakukan secara online.

Selain karena sudah online, investasi reksadana juga sangat gampang karena nasabah tinggal menunggu hasil kinerja manajer investasi yang mengelola reksadana yang dibeli.

Selain mudah dan gampang, investasi reksadana juga sangat terjangkau hanya dengan modal Rp. 100.000. Pilihan-pilihan reksadana juga bisa disesuikan jangka waktunya sesuai dengan kebutuhan mulai dari reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran dan reksadana pasar saham.

Nah, untuk menikmati investasi ini kini telah tersedia platform IPOTFUND milik PT Indo Premier Sekuritas. Supermarket reksadana online pertama di Indonesia ini memudahkan masyarakat untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat.

Di IPOTFUND dijajakan lebih dari 200 produk reksadana dari 35 Manajer Investasi. Nah, ketimbang terbebani utang, tak ada salahnya bersabar terlebih dahulu dan mengembangkan dana yang dimiliki di platform investasi reksadana ini.

Tags

About The Author

Johanes Sutanto 40
Ordinary

Johanes Sutanto

Pembelajar dalam menulis
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel