Merayakan Hari Raya Tanpa Berharap Macam-macam

21 Jun 2018 11:49 2382 Hits 0 Comments
Apapun yang kita harapkan di hari raya Idul Fitri ini, ada baiknya kita menyambut hari raya tanpa berharap macam-macam. Mengapa demikian? Bukannya hari raya raya ideal menjadi tonggak awal untuk memperbarui asa dan harapan. Mirip-mirip seperti halnya tahun baru.

Selamat berlebaran semua bagi seluruh umat Muslim. Tentu sama-sama kita harap lebaran Idul Fitri kali ini membawa kebaikan bagi kita semua dan negara yang kita cinta, Indonesia.

Apapun yang kita harapkan di hari raya Idul Fitri ini, ada baiknya kita menyambut hari raya tanpa berharap macam-macam.

Mengapa demikian? Bukannya hari raya raya ideal menjadi tonggak awal untuk memperbarui asa dan harapan. Mirip-mirip seperti halnya tahun baru.

Jika harapannya yang bagus, ya tidak apa. Masalahnya jika berharap macam-macam ini yang sebaiknya jangan. 'Macam-macam' disini maksudnya hal-hal yang terlalu berlebihan dan cenderung diluar konteks lebaran itu sendiri.

Kita tahu, tradisi hari raya dimasing-masing daerah maupun negara berbeda-beda. Meski tetap sama-sama namanya Idul Fitri. Tidak masalah sih beda tradisi. Beda kepercayaan juga seharusnya gak perlu gaduh.

Seperti tradisi lebaran Idul Fitri di tanah air. Mudik, maaf-maafan, ketupat dan opor ayam merupakan tradisi berlebaran orang Indonesia yang mungkin tidak dapat ditemukan dibelahan Bumi lain.

Dari tradisi yang beragam masyarakat menyambut lebaran Idul Fitri ini. Beberapa diantaranya tidak ada disyariatkan agama. Namun karena maknanya baik, maka tetap dilestarikan hingga kini. Seperti tradisi maaf-maafan dan ketupat.

Selain itu ada juga tradisi baju baru di hari raya. Sebenarnya tidak ada keharusan juga memakai baju baru. Ini hanya sebagai menunjukan suka cita di hari raya. Terlebih ketika sholat Ied di Mesjid, memang sepantasnya memakai baju terbaik ke mesjid. Namun bukan berarti pamer.

Tradisi berkumpul di hari raya juga tidak terlepas dari semaraknya perayaan hari raya Idul Fitri di masyarakat. Dan semakin berkembang kesininya tidak hanya berkumpul saja. Tapi juga mengunjungi tempat wisata bareng keluarga dan teman.

Sudah baju baru dan berkumpul, rasanya lebaran juga kurang lengkap tanpa makan bareng keluarga dan sanak keluarga. Setahun sekali, rasanya ingin saja makan enak di hari raya yang tidak setiap harinya bisa di makan.

Dan lain-lainnya lagi. Banyak kita ketemukan tradisi di hari raya yang sifatnya seremonial dan duniawi. Seperti disebutkan tadi ada baju baru, berwisata, makan (enak) bareng dan lainnya.

Semua tradisi ini bagus, mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Dan perputaran ekonomi semakin kencang

Semua tradisi yang disebutkan tadi sebenarnya tidak dilarang. Namun jangan berlebihan. Juga jangan terlalu diharap-harapkan.

Namanya juga tidak ada keharusan melakukannya, maka jika tidak dilakukan tidak ada beban secara agama.

Juga tidak perlu kecewa, bila lebaran tidak semewah orang lain. Maka itu, jangan memandang lebaran dari sisi dunia saja.

Heran saja melihat orang-orang yang bulan Ramadhan ibadahnya biasa saja bahkan cenderung kurang. Namun merayakan hari raya paling meriah.

Memang tidak dipungkiri. Di Hari Raya memang seharusnya semua orang bersuka cita. Jangan sampai ada yang kesusahan di hari kemenangan.

Namun perlu diingat. Suka cita bukan berarti bersenang-senang dengan segala kemewahan. Dengan cara sederhana, kebahagian juga bisa diraih.

Artinya suka cita hari raya tergantung dari sudut pandang masing-masing orang memandangnya. Ada mereka yang merayakan hari raya dengan segala keterbatasannya, namun tetap bisa bersyukur.

Bila nanti Idul Fitri sudah terlewatkan tanpa adanya perayaan yang istimewa dan mewah, maka tidak perlu berkecil hati. Karena makna sesungguhnya Idul Fitri ialah menjadikan diri seperti suci sedia kala dan menjadi lebih baik lagi dikemudian hari.

Kalaupun ingin berharap-harap macam-macam di hari raya Idul Fitri. Maka berharaplah agar dosa dihapuskan, pahala dilipat gandakan, silaturahim terjaga dan rejeki mengalir berikut berkahnya juga.

 

 

Tags

About The Author

Rianda Prayoga 48
Ordinary

Rianda Prayoga

Gak banyak bicara, sedikit cuek tapi lumayan ramah
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel