Alhamdulillah berjumpa kembali di bulan ramadhan yang penuh berkah ini. Keberkahan bulan ramadhan terlihat sekali dengan mata telanjang (secara kasat mata). Terlihat jelas tanpa harus menggunakan kacamata ataupun alat pembantu lainnya untuk memperjelas. Bagaimana tidak terlihat jelas, sejak awal ramadhan, jalanan penuh warna menjelang adzan magrib atau setelah adzan ashar. Terlihat macam-macam aktifitas perdagangan, dari menjual gorengan, kolak, es buah, sayur ataupun lauk dan berbagai jenis lain lagi yang menggugah kenikmatan untuk berbuka puasa. Ini contoh riil yang menunjukkan bahwa ramadhan merupakan bulan yang memberikan keberkahan.
Â
Nah apakah kalian semua juga merasakan keberkahan di bulan ramadhan tahun ini? Tidak hanya berbagai macam menu kuliner yang dipajang berjejer-jejer di pinggir jalan ataupun di warung-warung makan. Tapi lihat lah sejenak perubahan di dunia maya (bukan luna maya) seakan dunia maya berubah menjadi pasar, berbagai macam promo mulai bermunculan, terutama jenis sandang (baju, sarung, celana, gamis dan lain sebagainya).
Â
Lihat pula iklan-iklan di media cetak, baliho pinggir jalan dan televisi. Menu-menu kue, sirup dan jajanan khas lebaran mulai menampakkan diri. Ini lah keberkahan di bulan ramadhan, munculnya berbagai macam itu memberikan keberkahan pada berbagai pihak, (media, pengusaha dan pengecer). Masih kah anda ragu dengan keberkahan di bulan ramadhan? Tentu saja jawabannya tidak ragu,.
Â
Tapi jangan terlena begitu saja, bagi pelaku bisnis yang memanfaatkan bulan ramadhan ini sebagai bulan untuk promo, tetaplah menjaga etika berbisnis. Terlebih etika bisnis yang islami,. Lucu kan kalau ketahuan jualannya terdapat atau terindikasi melakukan penipuan, bukannya laris malah justru bisa rusak (bangkrut) bisnisnya.
Â
Rasulullah pun juga melakukan bisnis, sebagai pebisnis yang baik (islami) maka perlulah mencontoh etika-etika berbisnis yang dijalankan Rasulullah. Kunci sukses yang dipegang Rasul adalah kejujuran, apapun bisnis yang dilakukan, ketika dijalankan dengan kejujuran tidak mungkin dan tidak pungkiri bisnis tersebut akan mendapatkan keberkahan, jangan hanya melihat keuntungan di dunia tapi ingatlah keuntungan yang di dapat di akhirat.
Â
Dari Abdullah bin Dinar bahwa ia mendengar dari Ibn Umar mengatakan: “Seseorang menyebutkan kepada Rasulullah bahwa ia menipu dalam jual beli. Maka Rasulullah bersabda: “Bila kamu melakukan transaksi jual beli katakanlah: jangan ada usaha yang menipu†(HR. Ibn Majah, Zaid bin Ali, al-Darimi & Tirmidhi).
Â
Pada hadis tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah melarang dan memperingatkan kepada para pebisnis untuk tidak melakukan tipu-tipu dalam berbisnis. Karena selain tidak mendapatkan keberkahan, usaha yang dijalankan juga tidak akan berkembang.
Â
Semarang, 21 Mei 2018
Â