Kalau kamu merasa muak lihat orang-orang yang hari-hari sibuk bahas politik dan rusuh hanya karena beda pilihan *TOS* kita samaan ya.
Namun positifnya, kondisi demikian menandai semakin banyak masyarakat yang peduli sama negara, cukup baik bukan. Dimana masyarakat sudah mulai berperan aktif dalam memilih pemimpinnya. Jauh lebih baik ketimbang hanya jadi golput.
Meski kesannya jadi gaduh melihat orang-orang yang dengan kekeuh tak mau kalah dalam mendukung calon pemimpin pilihannya. Namun selama tidak melewati batas wajar, semuanya sah saja.
Kita juga gak perlu mengkhawatirkan melihat postingan netizen yang saling bersahutan di dunia maya. Seakan tak kenal waktu, para pendukung antar poros politik mendukung pilihan politiknya. Bahkan kesannya begitu vulgar dan jadi gaduh beneran.
Mengapa demikian?
Karena selama ini kita lihat netizen yang sibuk berkoar di medsos, boleh jadi bukan murni suara manusia. Bisa jadi itu hanya buzzer, atau malah robot. Maksudnya individu atau kelompok yang sengaja dipekerjakan untuk membangun opini di medsos. Jadi kalau ada orang yang ikut terpancing, berarti misi buzzernya sukses.
Disini kita mesti berpikir, bahwa apa yang beredar di medsos tidaklah semuanya benar dan ditelan mentah-mentah gitu aja. Mi instan aja perlu dimasak dulu ya guys..
Semua yang terlihat seolah pihak ini berantem sama pihak itu. Sebenarnya mereka tidaklah benar-benar musuhan. Hanya saja tetap ada sebagian pihak yang terlewat baper dan tersulut emosinya. Dan membuat suasana menjadi kurang kondusif.
Lantas, bolehkah praktik propaganda atau penggiringan opini di medsos?
Mungkin inilah salah satu nikmat hidup berdemokrasi. Dimana setiap individu dijamin oleh negara hak kebebasan berpendapat.
Rasanya tidak tepat mempersoalkan pendapat dari banyak orang yang berseberangan. Tidak boleh menentang sepihak bahwa pendapat orang lain salah. Karena hal tersebut tidak menjamin menyelesaikan persoalan. Tidak gampang loh untuk menutup mulut orang lain.
Tinggal kitanya sendiri saja yang yang lebih mengembangkan diri. Memperluas wawasan, memperbanyak argumen, perkaya berbagai teori, pokoknya jangan gampang dipengaruhi.
Ketika berbagai informasi, hasutan dan ajakan datang untuk melakukan sesuatu, tentu kita menjadi mawas diri. Lebih mahir menganalisa segala sesuatunya. Agar tidak ceroboh dalam mengambil keputusan. Semua semata untuk menjaga tingkat kenalaran dan kewarasan yang sesuai porsinya.
Tentukan pilihan dan hormati pilihan orang lain
Pada akhirnya semua orang berhak menentukan pilihan, termasuk memilih pemimpin. Semua itu sudah dijamin oleh negara.
Bedanya jaman dulu dengan jaman sekarang, kalau dulu orang merahasiakan pilihan politiknya. Sedangkan jaman sekarang orang-orang sudah tidak ragu lagi mendekralasi dukungan pada salah satu calon. Bahkan berusaha mempengaruhi orang lain untuk mengikuti piliha nya.
Maka tidak heran selalu ada silang pendapat diantara pendukung berbeda pilihan. Dan sangat disayangkan bila ada yang tersulut emosinya. Padahal hal-hal tersebut hanyalah hal biasa dalam demokrasi.
Selama kita teguh pada pilihan yang benar dan tidak mencampuri pilihan orang lain. Dan juga tidak gampang dicampuri atau dihasut dari pihak luar, saya pikir semuanya.