Pemikiran manusia semakin bertambah, seiring dengan kemajuan teknologi dan transportasi. Akses semakin mudah, haruskah tindakan mengalami kemerosotan?
Dulu untuk mencari transportasi umum harus menunggu di tepi jalan sampai dapat, sekarang tinggal memesan lewat aplikasi online langsung dijemput di tempat tujuan. Harusnya zaman sudah canggih mengapa masih saja melakukan tradisi lempar telur dan tepung saat ada teman maupun kolega yang ulang tahun. Acara yang diadakan setahun sekali memiliki momen yang tidak bisa dilupakan, haruskah memilih memberikan kejutan dengan melempar telur?
Tak hanya ulang tahun, bahkan ada di suatu daerah yang mengadakan acara perpisahan prakerin dengan hal yang tidak pantas untuk dilakukan di depan umum. Mengikat kaki salah seorang peserta, melempari dengan tepung bahkan diguyur tong berisi air. Apakah itu yang keseruan? Tidak ada cara yang lebih kreatif lagi, kah?
Bahkan dilaporkan dari beberapa kasus ada yang diceplokin telur busuk hingga matanya sampai buta.
Polres Tebing Tinggi memberitakan melalui media sosial, sekaligus himbauan untuk tidak melakukan hal demikian lagi. Tepatnya berita ini rilis 23 Februari 2017.
“Selamat sore mitra humas Polres Tebing Tinggi, admin akan memberikan sekedar info:
Ada anak sekolah ultah, teruss kebiasaan anak-anak itu kan suka nyeplokin telor busuk, tolong jangan dikasi, soalnya ada kejadian siswa yang diceplokin telor, kebetulan kena matanya, namun setelah dibersihkan siswa tsb tidak bisa karena BAKTERI daei telor busuk tsb merusak kornea mata. Hati-hati dan waspada ya adek-adek. Untuk bapak Ibu ingatkan murid-nya. Â Info : Sekolah di TJ Balai Karimun. Semoga bermanfaat ...
Source : www. Facebook.com
Kejadian ini terjadi di Sumatera Utara, lalu jika sudah terlanjur terjadi, siswa mengalami kebutaan akibat cairan telur busuk bakteri masuk ke dalam kornea. Siapa yang akan bertanggung jawab?
Inikah perayaan untuk kesenangan yang justru menjadi petaka? Di mana hal senangnya? Rambut menjadi bau telur busuk dan lingkungan pun ikut tercemar. Di samping itu, ini termasuk kategori pemborosan, membuang-buang telur dan tepung. Mending buat kue tepungnya.
Saat-saat berkesan tidak harus melakukan tindakan tidak wajar seperti tersebut, malah semacam penyiksaan. Apalagi dari mereka yang menyiksa sambil tertawa, dan merasa puas. Di mana rasa kemanusiaannya? Sekarang kalau yang ‘menyiksa’ diberikan balasan atas perlakuan tanpa embel-embel ulangtahun, atau perayaan perpisahan prakerin. Apakah bersedia?
Untuk yang sudah melakukan hura-hura ulang tahun dengan telor ceplok hingga berunjung korban sudah termasuk penganiayaan. Kalau kamu masih melakukan tindakan seperti ini hingga menyebabkan adanya luka atau cacat fisik bisa dikenai sanksi, melanggar Pasal 351 ayat (1) dan Pasal 352 ayat (1) KUHP tentang penganiayaan. Masih mau merayakan ulang tahun atau acara seru-seruan dengan tepung dan telur, pikir-pikir lagi deh! Kalau enggak mau cari masalah hingga harus tinggal di jeruji besi.
Lebih baik jika ingin merayakan ulang tahun atau perpisahan antarteman, bikin acara makan bersama atau piknik di tempat-tempat yang enjoy, atau bertukar hadiah. Itu akan lebih mengersankan dan bermanfaat, selain makin akrab, tentu menyimpan kenangan yang manis yang nyaris tak akan pernah dilupakan.
Generasi zaman now, tinggalkan hal-hal yang bersifat primitif seperti lempar telur dan tepung. Kalau now harus lebih canggih tidak perlu buang-buang keringat dan kegiatan kotor-kotoran. Bisa kasih surprise lewat ucapan video call dari orang-orang di seluruh dunia. Itu pernah terpikirkan belum?
Penulis Baiq Cynthia.
Sumber referensi : www.tribunnews.com
Artikel ini pernah diposting di blog pribadi www.baiqcynthia.wordpress.com/ www.baiqcynthia.com