Belakangan pemberitaan nasional sedang di hebohkan oleh sebuah komik yang viral di ranah maya. Komik bukan sembarang komik, namun komik ini dengan beraninya menyindir Presiden Jokowi. Dan setelah ditelusur ternyata komik atau bisa disebut juga sebagai karikatur ini adalah karya orang Jepang.
Dia adalah Onan Hiroshi. Seorang kartunis asal negeri Sakura. Sebuah karikatur buatannya mengundang banyak reaksi dari netizen Indonesia. Sebab di dalam karikatur tersebut menyinggung kebijakan pemerintah Indonesia yang lebih memilih kereta cepat China ketimbang Jepang. Lebih spesifik di dalam karikatur tersebut memuat gambar mirip Presiden Jokowi.
Walau pada akhirnya si kartunis asal Jepang ini sudah meminta maaf dan kabarnya Hiroshi sudah menutup laman Facebooknya. Namun reaksi netizen Indonesia sudah terlanjur ramai ada yang pro dan kontra.
Barangkali karikatur tersebut memang sebuah kritik yang lumrah di era kebebasan berpendapat. Mungkin karena bernada satir, makanya ada yang kurang suka. Karena dirasa agak "nyelekit" jika dilihat.
Namun biarlah itu merupakan kebebasan berpendapat masing-masing orang. Fokus masalahnya sekarang bukan soal gambar pada karikatur buatan kartunis Jepang tersebut. Namun pesan dibalik komik tersebut.
Jangan terlalu emosi dulu. Komik ini sebenarnya lebih fokus kepada kereta cepat Jakarta - Bandung. Seperti ditulis diatas, bahwa Pemerintah Indonesia lebih memilih kereta cepat dari China ketimbang Jepang. Barangkali pihak (sebagian orang) Jepang masih kurang terima terkait hal ini.
Seperti diketahui lagi, Jepang dan China memang dikenal telah bersaing ketat dalam bidang teknologi khususnya transformasi. Kamu pasti sering mendengar kemasyuran kereta-kereta di 2 negara tersebut yang berlari bak peluru.
Dan di Indonesia sendiri menjadi arena persaingan bagi Jepang dan China untuk memenangkan tander proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. China dan Jepang sudah mengajukan proposal ke pemerintah RI. Namun China lah yang akhirnya memenangkan "persaingan" tersebut.
Mungkin kamu semua juga ada yang masih tanda tanya. Bisa dibilang kereta cepat Jepang lebih populer ketimbang punya negeri Tirai Bambu. Terlebih para (sebagian) pria di Indonesia pasti sering lihat kereta cepat Jepang sering dijadikan lokasi syuting film panas di negara yang terkenal dengan gunung Fuji nya ini. Dan lagi bukannya teknologi Jepang katanya lebih bagus ya..
Lalu mengapa Indonesia memilih China untuk mengurusi kereta cepat JKT-BDG ketimbang Jepang?
Cerita kereta cepat ini sebenarnya sudah sejak tahun 2015. Alasannya juga wajar saja mengapa Indonesia memilih China ketimbang Jepang untuk mengurusi kereta cepat JKT - BDG. Tidak ada yang perlu di polemikan. Hanya soal bisnis tanpa adanya indikasi pilih kasih ataupun politik. Bahkan kabarnya Jepang sebagai gantinya akan ditawari investasi kereta Semi Cepat Jakarta - Surabaya. Agarnya kesannya tidak terlalu memihak satu sisi.
Mengutip berita dari Viva.co.id tertanggal 30 September 2015, terungkap alasan mengapa Indonesia memilih kereta cepat China ketimbang Jepang. Pemerintah Indonesia akhirnya memilih Tiongkok ketimbang Jepang dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Alasannya, Beijing bersedia untuk menyediakan pinjaman senilai US$5 miliar atau setara Rp73 triliun tanpa meminta jaminan dari Pemerintah Indonesia.
Presiden Joko Widodo lebih memilih proposal dari Tiongkok, sebab dianggap tidak memberatkan dan menjanjikan pengetahuan berbagi teknologi yang lebih besar ketimbang Jepang.Â
Demikian alasan mengapa pemerintah Indonesia lebih memilih China untuk bekerjasama mengerjakan proyek kereta cepat JKT - BDG, ketimbang dengan Jepang. Semoga menambah wawasan kita semua.
Gambar: tribunnews.com