Selama ini saya beranggapan buah naga adalah buah yang tidak memiliki efek negatif apapun sampai saya merasakannya sendiri hari ini. Seperti biasa Desember dan Januari adalah bulan yang identik dengan buah naga karena saat itu tanaman buah naga mulai mengeluarkan buahnya. Saya sendiri memiliki beberapa batang di pekarangan dan sudah mulai berbuah sejak awal Desember. Buahnya tidak begitu besar dan banyak. Oleh sebab itu tatkala kami menemui pedagang-pedagang di pinggir jalan yang sedang mengobral buah naga awal Januari ini maka langsung saja kami memborongnya. Maklum buah naga yang biasanya eksklusif 4Â kg cuma dijual Rp 10 ribu. Seperti biasa istri saya selalu memilih buah yang besar-besar. Saya pernah mendengar dari mulut petani buah naga sendiri jika memilih buah naga sebaiknya yang kecil-kecil karena buah naga yang besar-besar itu saat pembungaan dulunya telah disemprot dengan Gibberelin. Gibberelin adalah hormon tanaman yang bisa membesarkan ukuran buah. Memang pasokan buah naga sebagian besar berasal dari Banyuwangi yang sudah tersohor sebagai gudangnya buah naga. Bagi yang tidak tahan Gibberelin bisa menyebabkan diare. Saya tahu jika Gibberelin itu sebenarnya toxic bagi manusia dalam kadar tinggi tetapi masalahnya saya belum pernah membuktikannya sendiri.
Awalnya sebelum joging pagi saya makan buah naga dulu karena buah ini lembek sehingga kemungkinan besar tidak membuat perut kram saat joging dan memang benar begitulah kenyataannya. Akan tetapi pas finish joging mendadak perut mulas dan untung saja sudah hampir tiba di rumah. Saya langsung lari ke toilet dan benar tekstur kotoran yang keluar lembek tetapi belum sampai tahap cair. Esok lusa saya start dengan memakan buah naga lagi. Belum juga joging 3 km eh perut mendadak mulas dan untungnya hari masih gelap serta saya menemukan sungai yang cukup sepi sehingga bisa BAB dengan aman (habis mau BAB dimana lagi?). Saya kira urusan BAB sudah selesai sampai disitu tetapi dugaan saya meleset. Saat sampai di tengah kota lagi-lagi perut mulas bukan main dan saya tidak bisa menemukan toilet umum sehingga terpaksa semua saya keluarkan di dalam celana. Sialnya lagi kotoran yang keluar cair sehingga sulit ditahan. Akhirnya rencana joging buyar berantakan dan saya mau tidak mau harus berhenti sampai di situ. Saya kemudian duduk dan menelepon ke rumah minta dijemput. Benar ternyata Gibberelin pada buah naga memang bisa menyebabkan diare. Â Saya coba bandingkan dengan buah naga dari pekarangan sendiri yang sama sekali tidak menyebabkan diare. Jadi buat pecinta buah naga sebaiknya berhati-hatilah saat mengkonsumsinya. Jangan sampai aktivitas anda buyar gara-gara terkena diare akibat Gibberelin yang terkandung dalam buah naga.Â
Note: foto di atas adalah buah naga yang baru saja dipetik dari kebun saya sendiri. Terlihat masih segar, keras kulitnya, dan berwarna hijau pada ujung-ujung kulitnya. Â