Selama ini saya selalu menganggap kasus narkoba yang menjerat para artis sebagai angin lalu saja. Namun semakin kesini kok rasanya semakin banyak artis yang terjerat narkoba dan waktu tercyduknya pun berdekatan. Seperti settingan saja. Membuat saya tertarik untuk membahasanya lewat tulisan di Plimbi ini.
Walau tidak semua artis dekat dengan narkoba, namun narkoba seakan sudah meramba berbagai sendi dunia hiburan. Mulai dari artis sinetron, bintang film, penyanyi, anak artis yang juga artis bahkan artis sensasi juga ikutan. Saya sengaja gak sebut nama, takutnya orangnya tambah tenar.
Akan tetapi saya yakin, meskipun selama ini drama kehidupan (sebagian) artis erat dengan *maaf* settingan. Namun tentu cerita settingan tidak berlaku jika sudah tercyduk oleh petugas secara resmi. Hukum mana boleh dipermainkan ya.
Barangkali inilah yang lebih baik, lebih cepat petugas mengungkap kasus narkoba tentu membawa kebaikan bagi pecandu obat haram ini untuk sembuh. Setidaknya begitu harapan kita semua. Begitu juga kebaikan bagi para artis idola kita.
Setali tiga uang, nasib pejabat pun juga demikian.
Kalau tadi cerita dari kalangan artis dengan obat-obatan terlarangnya. Serupa tapi tak sama, dari kalangan pejabat negara juga terlihat ramai-ramai tercyduk oleh petugas. Seakan tidak mau kalah sama para artis ya bapak ibu pejabat?
Bedanya hanya kasus yang menjerat dua kalangan pesohor negeri ini. Ketika beberapa artis harus berurusan dengan BNN dan intitusi anti narkoba terkait. Sementara beberapa pejabat pemerintahan terbelit kasus karupsi. Kabarnya sih banyaknya pejabat yang tercyduk Komisi Pemberantasan Korupsi, karena sebagian pejabat lagi cari modal untuk Pilkada. Bikin miris ya..
Mengapa artis dan pejabat kok bisa tertangkap berbarengan gitu ya?
Kalau ditanya mengapa mereka ini tertangkapnya dalam waktu berdekatan ini. Menurut saya ini bukanlah settingan, alias memang beneran. Aksi kompak artis dan pejabat ramai-ramai tercyduk dengan kasus hukum masing-masing bukanlah settingan atau pengalihan isu. Atau memang mereka - mereka yang ditangkap petugas ini memang apesnya lagi barengan aja, makanya sama-sama gitu ketangkapnya.
Ya inilah mungkin bukti ketegasan hukum. Siapa saja yang melanggar hukum bisa saja dihukum kapanpun dan saat apapun.
Meski selalu saja ada harapan jika kelompok publik figur lebih mencontohkan panutan yang lebih baik kepada masyarakat. Bukan malah berlomba-lomba tercyduk petugas karena kasus hukum. Kan kita-kita dari kalangan masyarakat biasa gak enak gitu kalau baca berita isinya si Anu ketangkap BNN, eh besoknya si Bapak yang Nganu kena OTT KPK. Kompak kok melanggar hukum?
Gambar sampul: Liputan6.com