Saat itu, buat Deni-Asti, dunia pun begitu gelap. Masalah bertumpuk. Tapi sebenarnya, justru di sinilah titik balik kehidupan pasangan Deni-Asti. Tuhan menghadirkan masalah, tapi di balik itu, juga memberi solusi sekaligus atas masalah yang mereka hadapi.Â
Singkatnya, Isna pun akhirnya tinggal di rumah Deni-Asti sampai melahirkan. Bayinya selamat. Bayi itu akhirnya diasuh oleh Deni-Asti. Sedangkan Isna—ibu kandungnya pulang ke kampung. Kmbali melanjutkan sekolah.Â
Mendapat bayi perempuan yang mereka namai Iren, adalah kebahagiaan yang tiada tara bagi Deni dan Asti. Selama 11 tahun penantian mendapatkan buah hati, akhirnya kesampaian juga, meski hanya mengasuh anak sang adik. Lupalah mereka dengan konflik rumah tangga. Lupalah si Deni yang akan menceraikan istrinya.Â
Hari-hari mereka kini tercurah untuk mengasuh Iren. “Saya bersyukur, Mas. Allah kabulkan doa kami untuk punya anak, meski anak dari adik kami. Tapi ini sudah menyelamatkan kami dari perceraian,†begitu kata Deni kepada saya.Â
Tapi ternyata itu baru satu kebahagiaan yang didapat Deni-Asti. Tiga bulan setelah mengasuh Iren, kabar gembira datang lagi. Tuhan memberi kebahagiaan baru bagi Deni dan Asti. Suatu ketika, saat mereka sedang memeriksakan Iren ke dokter, Asti juga sekaligus periksa kandungannya. Betapa terkejut dan senangnya ia mendapati dirinya positif hamil dan usia kandungannya sudah 6 minggu. Mata Deni dan Asti pun berkaca-kaca. Bahagia. Alhamdulillah…
Â
Salam bahagia buat sahabat saya: Deni dan Asti