Ketika Duo Sahabat Menggelar Jamasan dan Parade Pusaka Nusantara

20 Sep 2017 22:04 4134 Hits 0 Comments
JAMASAN pusaka. Ini sebenarnya cerita setahun yang lalu. Tapi saya ulas kembali malam ini. Mumpung malam satu Suro.

Ki Sutono menambahkan, banyak makna yang terkandung dalam prosesi jamasan. Selain mencuci pusaka dan menstabilkan auranya, juga untuk melestarikan budaya yang kini hampir punah. Sehingga, generasi muda tidak melupakan budaya para leluhurnya. “Dulu di beberapa tempat seperti TMII sering mengadakan acara seperti ini. Tapi sekarang sudah mulai langka. Untuk itu, kita melakukan agar tradisi seperti ini tidak hilang,” ujarnya. Namun, ujar KRHT Purba Jati, tujuan terpenting dari kegiatan ini sebagai salah satu bagian dari syiar Islam. 

Dari sisi dakwah, duo sahabat ini ingin meluruskan pandangan aqidah di masyarakat tentang pusaka agar tidak terjebak pada hal musrik dan khurafat. “Mintalah pertolongan hanya kepada Allah. Tidak ada kekuatan dan tidak ada yang mampu menolong di dunia ini kecuali Allah. Jadi, jangan meminta kepada benda pusaka untuk masalah atau penyakit yang dihadapi,” ujar KH Mh. Suud Wakhid.

Sebelum dijamas, pusaka-pusaka ini diparadekan dulu. Warga bisa melihatnya, namun tidak boleh menyentuh. Selama prosesi jamasan berlangsung, ada hal menarik terjadi. Ratusan warga yang hadir dalam acara itu tampak berebut air Jasaman—air bekas mencuci benda pusaka. Santoso Hardjono, salah satu warga percaya, air Jamasan ini diyakini diberkahi Allah sebab sebelum dipakai untuk mencuci pusaka, telah melalui serangkaian doa orang-orang pilihan.

Tags

About The Author

putra 37
Ordinary

putra

penyuka kabar, suka berkabar.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel