Menurut saya, menulis bukan sekadar pekerjaan, tapi juga bisa menjadi bisnis. Ini seperti kata Dan Poynter mengatakan, “writing is not a job; it"s businessâ€. Tulisan adalah komoditas jasa sekaligus produk yang memang bisa dibisniskan atau dijual. Istilahnya adalah writerpreneur. Kalau ini disebut bisnis, maka harus konsisten. Jika sebuah bisnis—apapun juga tak dilakukan secara konsisten, maka jangan harap akan berkembang.Â
Itulah sebabnya saya pernah katakan bahwa jangan lagi menulis berdasarkan mood. Meski harus jujur diakui seringkali kita memang kehilangan mood. Tapi saat mood hilang, tetaplah menulis sekalipun hasilnya tak maksimal. Yakin saja seberapa buruk tulisan yang dihasilkan dalam kondisi tidak mood, kelak hal itu tetap bisa kita pakai.Â
Ada juga yang semangatnya menggebu-gebu menjadi penulis. Apalagi setelah dimotivasi lewat pelatihan-pelatihan menulis. Tapi semangatnya hanya sebatas koar-koar saja ingin menulis. Sementara tak satupun tulisan yang dihasilkan hingga semangatnya kian meredup. Contoh kasus seperti ini banyak.Â
Semoga kita bukan bagian dari karakter yang seperti ini. Terus latih menulis, apapun juga. Mau mood nggak mood, nulis saja, terus..dan terus… sampai menulis benar-benar menjadi sebuah passion, yang seperti Dahlan Iskan jika sehari saja tidak menulis akan merasa "kelaparan".Â