Dalam hati saya menduga, wah ini nggak beres lagi… Ternyata benar. “Maaf Di, ternyata harganya sudah dinaikkan oleh pemiliknya. Sekarang dia buka harga Rp850 ribu per meter. Harga Rp400 ribu itu harga enam bulan lalu saat pemilik sedang kepepet butuh duit.†Makjlebbbb….Â
Saya jantung saya jadi ikut-ikutan deg-degan mendengar kabar itu. Tapi Adi enteng dan singkat saja menjawab, “Ohh, gitu ya.†Benar-benar ‘pemain’ tanah dia. Dapat informasi yang sebagian besar salah tapi tetap kalem. “Kalau untuk pembayaran benar nih, bisa lunak sampai dua tahun seperti info tadi,†tanya Adi mengecek kebenaran info berikutnya sambil terus memotret lokasi tanah itu dengan kamera ponselnya.Â
Apa kata kawan Adi? Ternyata pembayaran lunak itu pun kebijakan enam bulan lalu. Sekarang pemiliknya hanya memberi kelonggaran pembayaran 3 termin dalam waktu 6 bulan. Guuubbbbrakkkk…. Dari sejumlah informasi yang disebutkan, ternyata cuma ada satu yang benar yakni luas tanah 5,5 hektare. Lainnya, informasi abal-abal alias tidak valid.Â
Saat pulang, di dalam mobil Adi pun bercerita, dalam dunia percaloan tanah, hal seperti itu memang kerap terjadi. Ketidak-validan data obyek tanah yang akan dijual itu menjadi hal yang biasa. Umumnya, seringkali calo tanah melebih-lebihkan informasi tanah itu untuk menjadi daya tarik calon pembeli.Â