Di sela-sela obrolan, tiba-tiba, Adi pun wajahnya tampak sumringah. Ia baru saja mendapat info ada orang yang jual tanah. Luasnya 5,5 hektare. Lokasi strategis, pinggir jalan besar. Sudah banyak perumahan. Harga cuma Rp400 ribu per meter, sementara pasaran tanah di situ sudah mencapai Rp700 ribu per meter. Yang menarik lagi, info yang di dapat; pembayaran lunak, bisa sampai dua tahun.Â
Kebetulan, Adi sedang mendapat order untuk belanja tanah dari seorang pengembang perumahan. “Pas ini. Cocok dech. Yuk, ikut survey lokasi,†ujar Adi menawarkan ke saya.Â
Tak berfikir dua kali, saya pun menerima ajakannya. Pertimbangannya; pertama, saya memang suka untuk mencoba hal-hal baru. Kedua, ingin membuktikan sulit tidak sih bisnis tanah itu. Selama ini, saya sering mendengar banyak orang mengeluh karena sulit menjalankan bisnis tanah.Â
Tapi kesimpulan saya saat itu, kayaknya tak sulit-sulit amat nih. Buktinya, begitu mudah Adi mendapat informasi tanah dijual lengkap dengan berbagai kemudahannya. Ditambah lagi memang ia mendapat tugas untuk belanja tanah dari pengembang property. Klop banget…! Saya pun saat itu sampai tergiur mengikuti jejak Adi. “Kalau tahu begini mudah, saya kepengen terjun jadi calo tanah, ah…,†begitu ucap saya dalam hati.Â
Sedang asyik membayangkan indahnya menjadi calo tanah, tiba-tiba saja saya dan Adi sudah sampai ke rumah si pemberi informasi tanah dijual itu. Ia pun langsung mengajak kawannya itu untuk survey lokasi.Â