SAAT ini, voting atau pemungutan suara memang telah menjadi budaya. Begitu lazim digunakan dalam memilih sesuatu. Tak perlu mencontohkan proses demokrasi di lingkup elite politik tanah air. Di kalangan anak-anak sekolah, budaya ini pun telah dikenalkan. Seperti dalam pemilihan ketua kelas. Bahkan dengan bangga sejumlah sekolah menerapkan electronic voting (e-vote). Begitu juga dalam pemilihan Ketua OSIS.Â
Di tingkat perguruan tinggi, lagi-lagi voting juga sebuah pilihan seperti dalam Pemilu Raya Mahasiswa untuk memilih Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. Di lingkungan rumah, mulai dari pemilihan Ketua RT (Rukun Tetangga) hingga Ketua RW (Rukun Warga), kita pun kebanyakan disodori voting. Bahkan, di sejumlah daerah, para kepala daerah membuat peraturan daerah soal tata cara memilih Ketua RT/RW ini melalui voting.