Ribuan tahun tahun yang lalu, manusia telah hidup di dunia ini. Mereka mengukir sejarah panjang dan meninggalkan banyak peradaban yang jejaknya masih terlihat hingga saat ini. Peradaban-peradaban kuno ini tersebar di seluruh dunia, mulai dari Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Mereka pun akhirnya turut mempengaruhi sejarah perkembangan dunia. Tata cara kelola hidup dan lingkungan adalah salah satu peninggalan yang banyak diadopsi dari peradaban kuno yang pengaruhnya bisa dirasa sampai sekarang. Meskipun ada banyak peradaban kuno tapi hanya beberapa yang paling terkenal.
1. Bangsa Inca
www.ancient.eu
Peradaban Inca dipercaya berkembang di sepanjang belahan barat benua Amerika, yakni di Peru. Hal ini diperjelas dengan adanya bukti-bukti arkeologis dari fase Killke (1200 – 1380) tentang kebudayaan Inca yang ditemukan di daerah sekitar Cuzco, dataran tinggi Peru bagian selatan. Dari bukit tersebut diketahui bahwa sebenarnya Inca hanyalah suatu wilayah yang kecil. Tapi itu sebelum bangsa Inca melakukan penaklukan. Setelah menaklukkan banyak wilayah, Inca pun berubah menjadi besar bahkan kekuasaan tertinggi dipegang oleh seorang kaisar yang menyatakan dirinya sebagai keturunan dewa matahari.
Menurut legenda, bangsa Inca berawal dari sekelompok anak dewa matahari, yang berasal dari sebuah gua di sebelah tenggara kota Cuzco. Mereka telah mendiami daerah tersebut kira-kira sejak tahun 1200 M. Namun penaklukan yang dilakukan oleh kekuasaan Panchacuti pada tahun 1438 membuat bangsa Inca mulai memperluas wilayahnya dengan menaklukkan daerah-daerah sekitarnya. Hasilnya, mereka pun membentuk sebuah wilayah kekuasaan yang luasnya membentang dari Quito di Utara hingga Chile di bagian tengah. Mereka menyebut wilayah kekuasaannya dengan sebutan Tabuantisuyu, yang berarti daerah yang meliputi empat wilayah.
Saat melakukan penaklukan, bangsa Inca tidak menggunakan serangan militer dan hanya menjadikannya sebagai pilihan terakhir. Mereka lebih memilih untuk membuat musuh menyerah dengan damai. Berbagai upaya pun dilakukan mulai dari diplomasi, negosiasi, membangun hubungan dengan wilayah sekitar hingga mengeratkan hubungan damai melalui tukar hadiah, pernikahan hingga aliansi politik. Jika semua upaya tersebut gagal, barulah mereka memberikan ancaman serangan militer, dan jika masih gagal, barulah serangan militer benar-benar dilakukan.
Selain memuja dewa matahari, masyarakat Inca juga memuja roh para leluhurnya. Mereka melakukan sebuah upcara yang sangat besar untuk menghormati roh para leluhur. Bahkan mereka pun menyimpan mumi dalam bungkusan kain yang kemudian ditempatkan di sebuah rumah megah seperti istana. Awalnya mereka memang mempercayai dewa yang bernama Viracocha yang diyakini sebagai dewa pencipta, dewa badai, dan dewa matahari. Menurut cerita yang berkembang, air mata Viracocha yang jatuh bisa mendatangkan hujan. Dia juga membawa petir di tangannya dan bermahkotakan matahari.
2. Romawi Kuno
www.pinterest.com
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata Romawi? Ya, Italia. Romawi mengingatkan kita pada kota Roma, ibukota Negara Italia. Hal ini wajar karena Romawi memang terletak di Italia, tepatnya di Pegunungan Apenina, yaitu sebuah daerah yang dipenuhi lahan-lahan subur serta tambang-tambang mineral. Menurut legenda, kata Romawi berasal dari kata Remus dan Romulus yang merupakan kakek moyang bangsa Romawi. Keduanya merupakan anak dari Rhea Silva, salah satu keturunan Aeneas, yang semasa kecilnya disusui dan dibesarkan oleh seekor serigala. Aeneas sendiri merupakan sebutan untuk pahlawan Perang Troya.
Sebenarnya penduduk asli Romawi tinggal di bagian utara Italia, yaitu di sekitar Danau Maggiore. Tapi pada sekitar tahun 1000 – 600 SM, bangsa pendatang mulai berdatangan di Italia. Mereka adalah bangsa Umbria di bagian utara, Latin di lembah Sungai Tiger dan Samnite di bagian selatan. Sementara Sungai Timber yang berada di tengah Italia kemudian menjadi saksi saat perlahan-lahan Romawi menjelma sebagai imperium yang wilayah kekuasaannya menyebar hingga hampir ke seluruh penjuru dunia, mulai dari daratan Eropa, Afrika hingga Asia.
Selama masa berdirinya, bangsa Romawi pernah menganut tiga sistem pemerintahan. Dimulai dari kerajaan, republik hingga kekaisaran. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, namun intrik yang terjadi yang kemudian memaksa perubahan tersebut. pertumpahan darah pun turut mewarnai perubahan tersebut. Kerajaan Romawi berubah menjadi republik setelah berhasil mengusir Kartago dan Etrusci pada 509 SM. Sedangkan perubahan dari sistem republik menjadi kekaisaran terjadi saat Octavianus dilantik menjadi kaisar pertama.  Sebagai kaisar, Octavianus memiliki kekuasaan absolute atas Romawi di mana ia tak hanya bertindak sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan, Octavianus juga bertindak sebagai kepala agama.
Awalnya bangsa Romawi menganut kepercayaan animism, yaitu sebuah kepercayaan yang meyakini akan kekuatan dari roh. Tapi setelah kebudayaan Yunani dan Etrusci masuk, maka kepercayaan bangsa Romawi pun berubah menjadi polytheisme, yakni kepercayaan terhadap banyak dewa. Dewa-dewa yang mereka yakini pun hampir sama dengan dewa-dewa bangsa Yunani, hanya saja berbeda nama. Misalnya Jupiter, Mars, Venus, Neptunus dan lain-lain. Dewa-dewa tersebut diwujudkan seperti manusia, bahkan sejak kekuasaan Julius Caesar pun raja dianggap sebagai dewa.
3. Yunani Kuno
www.hellenism.net
Yunani Kuno merupakan sebuah wilayah maritim yang dikeilingi oleh laut, kecuali bagian Utara yang berbatasan dengan Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki. Sementara itu, bagian barat berbatasan dengan Laut Ionia, bagian Selatan berbatasan dengan Laut Tengah dan bagian Timur berbatasan dengan Laut Aegea. Selain itu, wilayah ini juga terdiri dari pegunungan kapur dan lembah-lemba terjal. Kondisi inilah yang membuat masyarakat membentuk kelompok yang terpisah-pisah. Meski begitu, bahasa yang mereka gunakan dan agama yang mereka anut tetaplah sama.
Peradaban Yunani Kuno terbagi menjadi beberapa periode, yaitu periode Mykenae (akhir zaman perunggu), zaman kegelapan (runtuhnya peradaban istana Mykenae), periode arkais (masa perkembangan seni), era klasik (masa perkembangan Yunani dan Romawi di Eropa), dan periode helenistik (masa perkembangan Yunani setelah kematian Alexander Agung). Meski demikian, Yunani Kuno memperoleh masa kejayaannya pada era klasik. Pada masa ini, bangsa Yunani Kuno banyak menaklukkan bangsa besar, termasuk Persia. Tapi pada tahun 146 SM, bangsa Yunani harus takluk di tangan Romawi.
Bangsa Yunani Kuno menganut keyakinan polytheisme, yakni meyakini banyak dewa. Dewa-dewa ini digambarkan layaknya manusia hanya saja memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan manusia dan kehidupan yang abadi. Mereka meyakini para dewa hidup di Gunung Olympus di mana Dewa Zeus merupakan dewa tertinggi. Maka dari itu, dibuatlah Kuli Dewa Zeus di sekitar perbukiran Gunung Olympus. Meski begitu, bangsa Yunani tidak banyak membangun kuil peribadatan dengan alasan untuk menghormati para dewa. tapi mereka membuat altar peribadatan dengan pendeta yang kebanyakan adalah wanita.
4. Bangsa Maya
www.ancient.eu
Bangsa Maya merupakan peradaban Mesoamerika yang sangat terkenal dengan kebudayaannya yang spektakuler. Wilayahnya membentang dari Meksiko, Belize, Guatemala, El Salvador, dan Honduras. Sama seperti peradaban Yunani Kuno, suku Maya juga berkembang menjadi beeberapa periode. Berawal dari periode Klasik, periode Pos-Klasik hingga kedatangan bangsa Spanyol di Yucatan. Negeri Maya juga merupakan salah satu negeri terpadat dengan budaya paling dinamis pada masanya. Jika dipelajari lebih jauh, peradaban Maya memiliki persamaan dengan peradaban Mesoamerika lainnya yang terjadi karena tingginya interaksi dan difusi budaya pada wilayah tersebut.
Bangsa Maya memiliki peradaban yang luar biasa, salah satu yang paling popular adalah ilmu astronomi. Anda tentu masih ingat dengan isu kiamat 2012 yang kabarnya telah diramalkan oleh bangsa Maya dalam kalender mereka. Tapi kita tidak akan membahas hal itu sekarang. Kita hanya akan membahas gambaran umum dari Suku Maya. Suku Maya sendiri sebenarnya telah ada sejak 2500 SM tapi baru ditemukan oleh bangsa Eropa pada abad ke 16 saat bangsa Spanyol masuk ke daratan Amerika Selatan. Lalu pada 909 M, suku Maya tiba-tiba menghilang dan hingga kini belum diketahu secara pasti apa penyebabnya.
Suku Maya juga menganut paham polytheisme. Mereka menyembah banyak dewa, antara lain yaitu dewa laut, dewa hujan, dewa matahari, dan dewa musim semi. Mereka berdoa pada dewa-dewa tersebut dan mengadakan upacara pemujaan dengan memberikan sesajen berupa padi, buah-buahan, dan makanan lainnya agar mendapat restu. Mereka juga menganut tradisi upacara pemujaan di mana nyawa seorang manusia akan dikorbankan. Hal itu mereka lakukan karena mereka meyakini bahwa dewa matahari harus memakan jantung dan darah manusia demi menentukan kelangsungan hidup di dunia.
5. Peradaban Lembah Sungai Indus
www.ancient.eu
Peradaban Lembah Sungai Indus terletak di sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang saat ini merupakan wilayah Pakistan dan India Barat. Peradaban ini juga sering disebut sebagai Peradaban Harappa Lembah Sungai Indus dikarenakan kota pertama yang dibangun adalah Harappa. Harappa merupakan salah satu kota kuno yang memiliki tata kota yang sangat canggih pada masanya. Kota ini muncul lebih awal sebelum bangsa Arya tiba di India. Selain itu, ada pula kota Mohenjo Daro. Dua kota dari Peradaban Lembah Sungai Indus ini disebut sebagai asal mula peradaban India.
Harappa dan Mohenjo Daro merupakan kota kuno yang memiliki rancangan bangunan yang sangat teratur. Hal ini terlihat dari puing-puing bekas reruntuhan kota. Bangsa Dravida diperkirakan sebagai bangsa pertama yang membangun kedua kota ini. Kota ini kemudian menghilang pada 1750 SM. Setelahnya, tidak ada lagi kota di daerah aliran sungai India yang sama megahnya dengan Harappa. Ketika bangsa Arya datang, kebudayaan Harappa sudah merosot. Bangsa Arya yang telah mengalahkan bangsa Dravida pun menetap di Lembah Sungai Indus. Akhirnya, kedua bangsa tersebut pun mengembangkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Hindu.
Masyarakat Hindu juga memuja banyak dewa atau politeisme. Dewa-dewa tersebut antara lain adalah Dewa Brahma, Dewa Siwa, Dewa Wisnu, Dewa Bayu, Dewa Indra dan lain sebagainya. Agama Hindu juga mengenal system kasta, yaitu suatu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban. System kasta inilah yang kemudian menyebabkan lahirnya agama Buddha yang dipelopori oleh Sidharta Gautama. Agama Buddha sendiri terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Pengaruh dari peradaban ini pun kemudian menyebar ke berbagai daerah lain di Asia.
6. Mesopotamia
www.7continetslist.com
Mesopotamia merupakan peradaban kuno yang terletak di antara dua sungai, yaitu Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Wilayah ini pertama kali ditaklukkan oleh bangsa Sumeria. Mereka menjadikan penduduk asli sebagai budak atau mengawininya. Bangsa Sumeria lalu membangun beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish dan lain-lain. Mesopotamia adalah kumpulan beragam budaya yang hanya memiliki ikatan nyata yaitu, naskah, Tuhan, dan sikap mereka terhadap wanita. Maka dari itu, peradaban Mesopotamia lebih banyak menghasilkan kerajaan daripada hanya sekedar sebuah peradaban tunggal.Â
Pada dasarnya, peradaban Mesopotamia adalah peradaban Sumeria karena merekalah yang membentu dan membangun peradaban tersebut. bangsa-bangsa yang datang selanjutnya hanya meneruskan dan mengembangkan apa yang telah dibangun dan dicapai oleh bangsa Sumeria. Adapun bangsa-bangsa yang menjadi bagian dari peradaban Mesopotamia selain bangsa Sumeria adalah bangsa Ubaid, bangsa Akkad, bangsa Babilonia, bangsa Assyria, bangsa Babilonia Baru, dan bangsa Persia. Peradaban Mesopotamia juga mengalami perkembangan dalam beberapa bidang seperti, ekonomi, sosial, budaya, seni, ilmu pengetahuan, dan politik.
Kepercayaan di Mesopotamia mendapat pengaruh dari bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam, seperti Dewa Anu, Dewa Enlil, Dewa Ea, Dewa Sin, Dewa Samas, dan lain-lain. Kepercayaan ini terus berkembang hingga bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia yang turut mengembangkan ajaran agama Persia. Mereka percaya bahwa raja adalah perwakilan dari Tuhan sehingga pemerintahan berdasarkan hukum agama dan bersifat teokrasi. Mereka jug tidak percaya adanya kehidupan setelah mati. Mereka meyakini bahwa orang yang telah meninggal hanya jatuh ke dalam gua yang penuh debu.Â
7. Mesir Kuno
www.historythings.com
Peradaban Mesir Kuno dahulu menempati sebuah daratan yang kini kita kenal dengan nama Mesir. Peradaban kuno ini tumbuh dan berkembang di sepanjang aliran Lembah Sungai Nil. Hal ini membuat mereka bertumpu pada pertanian basah yang bergantung pada air dari Sungai Nil untuk menyuburkan tanah pertanian mereka. Bagi bangsa Mesir Kuno, Sungai Nil layaknya urat nadi. Karena sungai terpanjang di dunia itu bukan hanya menyediakan ari, tapi juga menyuburkan lahan yang berada di sepanjang tepiannya. Hal ini diakibatkan dari endapan lumpur yang ditinggalkan oleh air Sungai Nil yang telah surut pada musim panas.Â
Sejak 5000 tahun SM, bangsa Mesir Kuno telah membentuk kota-kota yang berkembang menjadi sebuah kerajaan. Terdapat dua kerajaan di Mesir Kuno, yaitu Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Kedua kerajaan tersebut kemudian disatukan oleh Firaun Menes. Persatuan inilah yang menandai lahirnya peradaban Mesir Kuno. Kerajaan Mesir Kuno menganut system pemerintahan absolute monarki yaitu kekuasaan tertinggi berada di tangan raja. Menurut kepercayaan mereka, kedudukan raja yang mutlak itu sama dengan kehendak para dewa. Mereka meyakini bahwa raja adalah keturunan dewa matahari, Dewa Ra.
Mesir Kuno juga menyembah banyak dewa atau politeisme. Mereka mengenal sekitar 2000 dewa dan dewi. Tapi tidak semua dewa tersebut disembah. Ada dewa yang bersifat nasional yaitu dewa yang disembah oleh seluruh rakyat Mesir Kuno. Ada juga dewa yang bersifat lokal yaitu dewa yang hanya disembah oleh kalangan tertentu atau di wilayah tertentu saja. Dewa-dewi yang disembah secara nasional berbeda dari kerajaan yang satu dengan lainnya. Kerajaan Mesir Tua yang menyembah Dewa Ra, Kerajaan Mesir Pertengahan menyembah Dewa Osiris, dan Kerajaan Mesir Baru menyembah Dewa Amun.
8. Cina Kuno
www.realhistory.com
Peradaban Cina Kuno berkembang di lembah Sungai Huang Ho atau Sungai Kuning. Sebagian besar wilayah Cina terdiri dari pegunungan. Masyarakat Cina Kuno menganggap bahwa negeri mereka terletak di tengah-tengah dunia, maka dari itu muncullah istilah Chun Kuo yang berarti Negeri Tengah. Dari sinilah nama Tiongkok berasal, sedangkan kata Tionghoa berasal dari istilah Chung Hua. Masyarakat Cina Kuno menganut paham feodalisme, yaitu sebuah paham di mana bangsawan memiliki kekuasaan atas rakyat. Para bangsawan akan mewajibkan rakyat membayar pajak pada mereka.Â
Sementara itu, sistem pemerintahan yang digunakan oleh bangsa Cina Kuno adalah system dinasti, yaitu pergantian kekuasaan secara turun-temurun. Dinasti yang paling awal adalah Dinasti Qin. Dalam hal ini, Raja-raja menaklukkan bagian-bagian tanah air Cina Han dan menggabungkan mereka di bawah pemerintahan yang dilegalkan. Dinasti lainnya adalah Dinasti Han yang dianggap sebagai zaman keemasan Cina. Lalu ada Dinasti Xin yang meski berumur pendek namun tetap mengukir banyak reformasi ekonomi. Kemudian ada Dinasti Qing yang merupakan dinasti terlama dan terakhir di Cina. Selain itu, masih ada dinasti lainnya, yaitu Dinasti Jin, Dinasti Sui, Dinasti Tang, dan Dinasti Yuan.
Jauh sebelum munculnya ajaran Kong Hu Chu, masyarakat Cina Kuno menganut kepercayaan terhadap dewa-dewa yang memiliki kekuatan alam, seperti Feng-Pa sang Dewa Angin, Lei-Shih sang Dewa Topan dan T’sai-Shan sang Dewa Penguasa Bukit Suci. Selain itu, mereka juga percaya pada arwa-arwah para leluhur. Pada masa Dinasti Han, agama Konfusionisme dijadikan sebagai agama negara. Lalu, pada zaman enam dinasti, agama Buddha mulai berkembang sehingga banyak pendeta atau biksu Cina yang belajar ke India. Kemudian, pada zaman Dinasti Tang, agama Islam dan Nasrani mulai masuk ke Cina melalui hubungan perdagangan.
9. Bangsa Persia
www.realhistoryww.com
Sejarah awal Persia meliputi Negara-negara tetangganya yang juga memiliki persamaan budaya dan bahasa. Kemajuan peradaban Persia disebut juga karena Cyrus yang Agung, sang pendiri Imperium Persia. Ia pernah memimpin Persia untuk menaklukkan Kekaisaran Media. Cyrus dan Harpagus, sahabatnya, menggerakkan rakyat Persia untuk melakukan pemberontakan terhadap tuan-tuan feudal mereka, yaitu orang Median. Cyrus yang Agung pun akhirnya resmi menjadi Raja Persia dan menggantikan Astyages, Raja Median, setelah menerima mahkota Median pada 546 SM.Â
Tidak hanya itu, Cyrus juga berhasil menghalau tiga kerajaan besar lain pada masa itu, yakni Kerajaan Medes, Kerajaan Lydian dan Kerajaan Babilonia. Ia berhasil menyatukan hampir seluruh daerah di Timur Tengah kuno menjadi satu Negara yang luasnya membentang mulai dari India hingga Laut Tengah. Setelah kematiannya, Kekaisaran Persia tetap melakukan perluasan wilayah kekuasaan. Cyrus yang Agung berhasil menjadikan Persia sebagai pusat budaya dan perekononomian hingga akhirnya takluk di tangan Alexander yang Agung setelah berdiri selama 200 tahun.
Menurut sejarah, agama awal bangsa Persia adalah Zoroastrianisme. Agama ini terbagi menjadi dua sekte, yaitu Mani dan Mazdak. Sekte Mani mengemukakan bahwa alam semesta disebabkan oleh kegiatan setan, maka dari itu pada dasarnya alam itu jahat. Sementara itu, sekte Mazdak mengajarkan bahwa keanekaragaman hal-hal bersumber dari campuran dua prinsip yang abadi dan mandiri yang disebut Shid (terang) dan Tax (gelap). Zoroastrianisme merupakan agama resmi Kekaisaran Persia walau bukan satu-satunya agama kekaisaran Persia. Meski demikian, orang-orang Persia tetap menerapkan kebijakan yang jauh lebih toleran.Â
10. Bangsa Aztec
public.media.smithsonianmag.com
Menurut legenda, bangsa Aztec berasal dari suatu tempat yang disebut Aztlan yang artinya tempat yang putih. Tapi tidak ada yang tahu pasti di mana tempat itu berada. Sejarah mencatat bahwa mereka mengembara selama bertahun-tahun untuk mencari tempat tinggal. Lalu pada sekitar tahun 1200-an, akhirnya mereka mendatangi Lembah Meksiko dan berkembang menjadi sebuah kekaisaran pada 1345 M. Wilayah kekuasaan kekisaran Aztek meutupi sebagian besar daratan Mesomerika Utara. Kekaisaran Aztec terus berkembang dan didukung oleh wajib militer dari semua pria dewasa, mulai dari pria dari negara-negara sekutu dan wilayah taklukan, hingga kelompok elit seperti pejuang Eagle dan Jaguar.
Menurut legenda, bangsa Aztec berasal dari suatu tempat yang disebut Aztlan yang artinya tempat yang putih. Tapi tidak ada yang tahu pasti di mana tempat itu berada. Sejarah mencatat bahwa mereka mengembara selama bertahun-tahun untuk mencari tempat tinggal. Lalu pada sekitar tahun 1200-an, akhirnya mereka mendatangi Lembah Meksiko dan berkembang menjadi sebuah kekaisaran pada 1345 M. Wilayah kekuasaan kekisaran Aztek meutupi sebagian besar daratan Mesomerika Utara. Kekaisaran Aztec terus berkembang dan didukung oleh wajib militer dari semua pria dewasa, mulai dari pria dari negara-negara sekutu dan wilayah taklukan, hingga kelompok elit seperti pejuang Eagle dan Jaguar.
Kekuasaan Suku Aztec berpusat di Tenochititlan (sekarang Mexico City) yaitu sebuah pulau yang berada di tengah-tengah Danau Tezoco. Kekuasaan Aztec membentang sampai ke teluk Meksiko di bagian utara, sampai Lerma di bagian timur, sampai Samudra Pasifik di bagian selatan, dan sampai San Lorenzo di bagian barat. Kekaisaran Aztec terdiri dari kelompok-kelompok yang berbeda. Ada Penduduk Tenochititlan menyebut diri mereka Tenocha, bangsa Acolhua dari Texcoco, bangs Tepanec dari Azcapotcalzoo, bangsa Chalca, Xochimilca, Tlahuica, dan masih banyak bangsa lainnya.
Suku Aztec menganut paham Politeisme. Dewa-dewa suku Aztec antara lain adalah Dewa Huitzilopochtli, Patung Coacticlue, Huitzilopochtli, Tlaloc, Quetzalcoatl, Tezcatlipoca, Xipe Totec, Xiuhtecuhtli, Xochipilli, Ometeotl, Mictlantecuhtli, Coatlicue dan masih banyak lagi. Sementara itu, dewa tertinggi dalam agama Suku Aztec adalah Dewa Tlatecuhtli. Selain itu, mereka juga mengganggap Elang dan Jaguar sebagai hewan penting. Mereka biasanya menggunakan kedua hewan tersebut untuk berburu. Elang untuk berburu di udara, sedangkan Jaguar untuk berburu di darat.Â