Tas batam sejatinya di indonesia dikenal dengan tas impor kw yang didatangkan dari china, taiwan, maupun hongkong. Namun, dikarenakan kualitas produk tas kw ini cukup baik maka akibatnya keberadaan tas impor batam ini bersaing dengan tas produksi dari bandung dan produksi tas lokal lainnya.
Mengapa tas impor batam dapat menjadi tas yang banyak digandrungi oleh masyarakat, yang kemudian mengakibatkan bergesernya selera masyarakat dari tas lokal menjadi tas impor?
Pada dasarnya tas batam merupakan tas produksi home industri dari china (atau negara pemproduksi tas lainnya) yang tidak jauh beda dengan home industri tanah air. Bedanya, kualitas bahan baku yang mereka gunakan adalah kualitas bahan baku grade A, atau setidaknya grade B. Dan lagi jika tas buatan bandung atau tas buatan lokal lainnya menggunakan brand lokal atau tidak dilabeli sama sekali, sedangkan tas batam menggunakan label atau merek tiruan dari brand-brand tas terkenal seperti hermes, louis vuiton, dan lain sebagainya.
Indonesia memang merupakan pasar yang cukup menggiurkan untuk serbuan barang-barang impor. Seperti barang elektronik, hp dan lain sebagainya, bahan pangan seperti beras dan lain sebagainya, dan tak kalah juga bahan tekstil dan pakaina. Hal ini disebabkan karena masyarakat lebih menghargai barang buatan luar negeri dan mereka ingin meningkatkan status sosial di masyarakat. Atau bisa juga karena harga barang impor lebih murah dibandingkan dengan harga barang produksi di tanah air seperti beras maupun kedelai.
Pembatasan kuota impor maupun aturan kebijakan lainnya agaknya tidak membuat serbuan barang impor ini melemah, pasalnya permintaan akan barang murah berkualitas dari masyarakat sangatlah tinggi, hal ini menyebabkan importir berjuang keras untuk dapat kembali mengimpor barang dan berusaha menambah kuota impor mereka.
Produk dalam negri sepertinya belum banyak menarik perhatian para konsumen tanah air, pasalnya kualitas produk lokal kerap kali jadi patokan. Harga yang terlampau tinggi dan kualitas produk yang sama dianggap terlalu mahal oleh banyak konsumen tanah air. Sedangkan tas buatan lokal yang memiliki kualitas produk yang bagus biasanya sudah dilabeli merek tertentu kemudian dibandrol dengan harga yang fantastis.Â
Telah disinggung sebelumnya bahwa permintaan akan barang yang berkualitas dengan harga murah adalah cikal bakal terjadinya impor barang dari luar negeri tersebut. Permmintaan pasar ini jarang sekali dapat berubah, kampanye pemerintah "cintailah produk-produk indonesia" agaknya belum membuahkan hasil. Oleh karena itu jika tas lokal ingin bersaing dengan tas batam impor maka mereka harus memperbaiki kualitas produk mereka sehingga pasar dapat memberikan respon positif. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.