Lamunan Untuk Mantan

24 Sep 2016 18:52 2344 Hits 0 Comments

“Malam minggu kenapa harus di istimewakan ? Apakah hari itu tak se sakral malam Jum’at (Malam Sunnah) ? Apakh hari itu tak se enak malam Sabtu (besok hari libur ? Atau tak se ngeselin malam Senin (besok pagi kerja) ?. Hari itu sama yang membedakan hanya isinya” (Anymous)

“Malam minggu kenapa harus di istimewakan ? Apakah hari itu tak se sakral malam Jum’at (Malam Sunnah) ? Apakh hari itu tak se enak malam Sabtu (besok hari libur ? Atau tak se ngeselin malam Senin (besok pagi kerja) ?. Hari itu sama yang membedakan hanya isinya” (Anymous)

 

Semenjak lulus sekolah dasar malam minggu jadi satu malam yang nilai tersendiri. Di antara teman-teman yang baru saja meraih cinta lokasi (cinlok) pasca Masa Orientasi Siswa Baru (MOS-IBA). Menjadikan malam itu untuk nge-date bersama kekasih baru. Meski uang masih disubsidi oleh orang tua, gaya sedikit membelikan makanan untuk Si Doi di kafe yang harga makanananya setengah uang jajan sebulan tak apa lah. Hitung saja shodaqoh pada kaum mustad’afin pacar tersayang.

Mulut hanya bisa berkomat-kamit mendengar cerita “kencan dini” di atas oleh tetangga sebelah. Masa-masa kanak-kanak sudah mengenal cinta (walaupun monyet), beranjak cinta beneran (walaupun lulus lalu putus, berlanjut masuk kuliah cinta serius (walaupun tidak nikah), masa-masa skripsi dan wisuda (jomblo karena lulus dengan angka semester tersakral). Hidup seperti itu enak ?

Selagi masih bisa bersyukur menghirup udara di Negeri yang sedang  panas-panas Pilpresgub DKI Jakarta. Sampai-sampai mantan pacar waktu SD mention, “Pilih Mega-SBY-atau Prabowo ?”. Ini pilihan presiden atau pilihann gubernur ?. Mosok iya, urusan Jakarta jadi Indonesia. Tapi urusan Indonesia bukan urusan Jakarta. Monggo dibolak-balik hingga anda kelejetan ditempat. Saya wegah kalau urusan politik tetek bengek, kalau urusan di KUA sama kamu aku siap.

Seandainya, mantan saya yang cinlok sewaktu lulus TK orang Jakarta. Titel Mantan Nasional (MT) bakal tersemat pada alumni pengisi hati.  Begitu gagah kalau pernah memiliki (gebetan, bribikan, ttm, mak combalang, sak bolone) dari Jakarta karena yang sudah mewakili nasional. Saya sudah bolak-balik mencari pengisi hati dari daerah Ibu Kota. Apa daya, takdir dan usaha belum bisa bertemu di satu titik. Sungguh mengenaskan kawan-kawan kehidupan saya ini ?

“Ketika Mantan Bertasbih” mengucap basmalah di pembukaan mengakhiri dengan hamdalah. Bertasbih kepada yang Maha Kuasa. Tersenyum bertama dengan semua awak manusia. Saling mengingatkan dengan cara-cara yang baik.  Tidak membeda-bedakan mana yang (mantan dan bukan mantan).

Semuanya soal mantan hanya bisa di ingat. Duduk di depan teras tetangga, melihat ke atas sambil mengungkapkan

“Mantan akan selalu dalam bayang-bayang. Mulut mu berkata “Aku sudah bisa move on” belum tentu hati mu mengiyakan seketika . Di lain pihak teman-teman seperti crocokan “Katakan, Balikan Saja !”.  Secantik apapun bribikan, gebetan. Tidaklah sempurna kalau mantan antara ada dan berada di balik keadaan yang harus mengada-ngada”     a

Tags

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel