Guru adalah seorang pembelajar. Begitulah yang ditanamkan dalam program Guru Pembelajar (GP), yang diselenggarakan oleh P4TK sebagai kepanjangan tangan Kementrian Pendidikan. Program baru ini dimunculkan dengan tujuan meningkatkan kompetensi guru di seluruh Indonesia.
Program yang didasarkan pada nilai UKG 2015 ini ada tiga moda. Ketiga moda tersebut adalah moda daring penuh (online), tatap muka, dan daring kombinasi yang merupakan gabungan antara moda daring penuh dengan tatap muka.
Dari ketiga moda tersebut, moda daring kombinasi dipilih menjadi program Guru Pembelajar yang pertama kali dilaksanakan untuk guru SD kelas awal dan tinggi. Pelaksanaan moda daring kombinasi ini terbagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama dimulai tanggal 14 September, sedangkan gelombang kedua hari berikutnya yaitu tanggal 15 September.
(Gambar : Suasana Persiapan Daring Kombinasi di PB Maos, Cilacap)
Dari sekian banyak fasilitas peserta Guru Pembelajar yang diberikan, nyatanya program ini tak luput juga dari kekurangan. Dibeberapa Kabupaten ditemui beberapa kekeliruan data peserta pada pelaksanaan gelombang pertama. Kekeliruan data ini menyebabkan adanya peserta yang seharusnya dijadwalkan hadir pada gelombang dua, namun justru hadir pada gelombang pertama. Begitu pun pada saat pelaksanaan, LMS (Learning Manajemen Sistem) yang menjadi kelas virtual bagi Guru Pembelajar terkadang mengalami error jaringan.
Untungnya hal tersebut segera dapat diantisipsi oleh pihak penyelenggara, sehingga pada pelaksanaan gelombang kedua masalah-masalah tersebut tidak muncul lagi. Pada hari kedua pelaksanaan daring kombinasi, kekeliruan data peserta sudah tidak terjadi lagi, dan jaringan LMS sudah relatif stabil dibandingkan hari pertama pelaksanaan.
(Gambar : Suasana pelaksanaan GP Daring Kombinasi oleh salah satu mentor di Cilacap)
Dilihat dari tingkat partisipasi guru sasaran, program Guru Pembelajar boleh dibilang berhasil. Undangan yang disampaikan kepada guru sasaran melalui akun GPO (Guru Pembelajar Online) nyatanya mendapatkan respon tinggi. Hal ini dilihat dari tingkat kehadiran guru sasaran diberbagai PB (Pusat Pembelajaran) melebihi 90% dari total undangan.
Program yang digadang menjadi ujung tombak peningkatan kompetensi guru ini seyogyanya bisa dimanfaatkan oleh seluruh guru di Indonesia, sebagai sarana bantu untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme kerja. Dukungan penuh dari seluruh guru di Indonesia tentulah menjadi faktor penentu keberhasilan program ini.
Program ini adalah langkah besar untuk membangun generasi penerus bangsa. Dengan guru yang mempunyai kompetensi tinggi dibidangnya, maka akan mudah mencetak generasi penerus yang mempunyai intelektualitas mumpuni.
Dengan tingginya harapan pemerintah akan program ini, diharapkan guru-guru dapat mengambil kesempatan ini dalam rangka peningkatan kualitas. Guru adalah pelita dalam kegelapan, apalah yang akan terjadi jika pelita tersebut padam?
Teruslah belajar guru-guru Indonesia. Mari mewujudkan Indonesia yang cerdas dan bermartabat.
Semoga bermanfaat..... *:)*