Desahan Dibalik Tembok

8 Sep 2016 16:16 4736 Hits 1 Comments
ilustrasi

Suasana sunyi malam itu membuat jalanan komplek menjadi sepi tanpa ada mondar-mandir orang yang keluar masuk. Gerimis sedang ternyata penyebab suasana komplek menjadi sepi yang tidak seperti malam-malam sebelumnya.

 

Mawar yang malam itu berada di kamar terlihat sedang sibuk dengan handpone yang digenggamnya. Jari-jarinya seolah tidak mau berhenti memejet huruf demi huruf. Sepertinya suasana hatinya sedang dirundung rindu atau bisa jadi karena masalah berat sedang merasuki pikirannya.

 

Suara gerimis yang membuat suasana semakin mencekam, mawar seolah tidak memperdulikan apa yang terjadi disekitar dirinya. Matanya yang sudah mulai menyempit masih tetap saja setia melihat dan memainkan handponenya. 

 

Jarum jam mulai menunjukkan pukul 00.00, waktu yang sudah larut malam. Akhirnya mawar mulai melepaskan genggaman handpone dari tangannya, badannya yang terbaring di kamar tidur mulai bangkit dan menutup pintu kamar yang berada di sudut kiri ruangan kamar.

 

Pintu yang terkunci dari dalam itu mengisyaratkan kalau sang penunggu kamar sedang tidak ingin di ganggu. Entah itu lelah, atau meratapi kesedihan. Hampir tidak terdengar bunyi sedikitpun setelah kunci itu tertutup.

 

Keesokkan harinya saat sanga fajar mulai terbangun, Mawar sudah mulai bergegas menjalani rutinitas setiap harinya. Rutinitas itu selalu dijalaninya seperti biasa. Tanpa ada basa-basi, Mawar langsung menyalakan stater mobilnya yang terparkir di samping bangunan kuno itu.

 

Tidak seperti Mawar yang hadir di pagi hari yang selalu penuh senyum dan harumnya parfum yang ikut menyebar di ruangan. Mawar pagi ini seakan ingin hidup sendiri di dunia ini. Entah apa sebabnya, sampai dua hari lebih tingkah lakunya belum berubah.

 

Seminggu setelah kejadian itu, ruang kamar Mawar sering terkunci dan tidak ada komunikasi sama sekali. Setiap malam, rintihan dan desahan selalu menembus dari celah-celah fentilasi udara atau rongga-rongga pintu kamar. Tidak ada yang berani menyelidiki bahkan sekadar untuk basa-basi menyapa.

 

Ehmm,, rupanya memang desahan dan rintihan itu sudah mengisyaratkan kepada semuanya untuk tidak mengganggu. Ya, desahan itu selalu terdengar setiap malam. Sebelumnya setiap malam hanya terdengar suara tangisan yang mendayu. Kini, hampir setengah bulan tangisan itu mulai terganti dan hilang bagaikan suasana pilu yang mengampiri hati Mawar.

 

Entah apa yang terjadi dan dilakukannya, karena memang kondisi kamar terkunci dari dalam, untuk sekadar mengintip dari celah kunci saja sangat kesulitan karena memang kondisi yang tidak mungkin. Keesokan harinya terungkap sudah suara aneh yang selalu terdengar tiap malam yang hampir satu minggu lebih itu,. Satu komplek sengaja mencari tahu suara aneh itu, kebetulan pagi itu Mawar sedang dinas luar kota, dan kamar dalam keadaan tertutup namun tidak terkunci, dicari tahulah asal bunyi aneh itu. Terungkap sudah, bukti nyata di balik bantal berwarna merah itu, ternyata hanya suara hape yang sengaja ditaruh dibalik bantal.

 

Ini tulisan hanya imajinasi liar yang berkeliaran di kepala, jika ada kesamaan nama dan bahkan kebetulan cerita, minta maaf. Ini bukan cerita SARA apalagi Porno,,, hehehe Ini hanya cerita fiktif belaka.

 

 

 

 

 

Tags

About The Author

Abdus Salam 36
Ordinary
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel