Pancasila: Saat Akan Dilupakan Kembali Dirindukan

12 Aug 2016 14:07 2633 Hits 1 Comments
Mungkin  menjadi sebuah pertanyaan, begitu banyak idiologi yang telah terkenal di dunia dan menjadi idiologi popular yang dipakai Negara-negara besar di dunia. Seperti komunis, liberalis, atau idiologi yang beraliran agama tertentu. Dengan banyaknya pilihan idiologi, mengapa Indonesia masih harus repot-repot merumuskan idiologi baru? Mungkin hal tersebut dapat terjawab saat kita melihat karakteristik masyarakat Indonesia serta butir-butir pancasila yang terkandung dalam setiap sila. Setiap sila yang ada dalam pancasila, sebenarnya berusaha merefleksikan harapan dan pedoman kehidupan masyarakat Indonesia, agar masyarakat Indonesia yang majemuk dapat hidup damai dan tentram. Walau begitu sekali lagi menjadi sebuah pertanyaan besar. Apakah benar masyarakat Indonesia mengamalkan kajian dalam setiap sila dalam kehidupan kesehariannya?

Pancasila adalah idiologi original buatan Indonesia. Tidak ada Negara lain yang memakai idiologi yang sama dengan Indonesia. Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 bertepatan pada rapat BPUPKI untuk merumuskan idiologi Negara. Istilah sila yang dipakai untuk mendampingi panca berartikan azas atau dasar. Mungkin  menjadi sebuah pertanyaan, begitu banyak idiologi yang telah terkenal di dunia dan menjadi idiologi popular yang dipakai Negara-negara besar di dunia. Seperti komunis, liberalis, atau idiologi yang beraliran agama tertentu. Dengan banyaknya pilihan idiologi, mengapa Indonesia masih harus repot-repot merumuskan idiologi baru? Mungkin hal tersebut dapat terjawab saat kita melihat karakteristik masyarakat Indonesia serta butir-butir pancasila yang terkandung dalam setiap sila. Setiap sila yang ada dalam pancasila, sebenarnya berusaha merefleksikan harapan dan pedoman kehidupan masyarakat Indonesia, agar masyarakat Indonesia yang majemuk dapat hidup damai dan tentram. Walau begitu sekali lagi menjadi sebuah pertanyaan besar. Apakah benar masyarakat Indonesia mengamalkan kajian dalam setiap sila dalam kehidupan kesehariannya?

Sebuah berita dalam salah satu acara gossip di infotaimen sedikit membuat telinga gerah. Karena hampir semua kalangan selebritis di Indonesia tidak dapat menyebutkan kelima sila dengan urutan yang tepat. Bukan hanya lupa. Bahkan selebritis saja bisa mengubah salah satu lambang pancasila, yang anehnya hal itu membuat dia menjadi duta pancasila. Mungkin bisa dimaklumi, karena keseharian mereka, hidup untuk menghibur, maka lupa pancasila bisa jadi tontonan menghibur dalam dunia mereka. Tetapi bukan lagi tontonan menghibur, saat masyarakat umum pun mulai lupa kepada pancasila. Ada yang mengubah pancasila memakai bahasa sendiri, ada juga yang mengubah urutannya dengan urutannya sendiri, lalu mengubah menjadi pancagila. Lalu bagaimana dengan pejabat negeri ini? Apakah mereka juga mulai melupakan pancasila? Sehingga kebijakannya pun tidak mampu memenuhi dahaga masyarakat yang haus akan keadilan dan kesejahteraan. Sekarang pun ruang-ruang yang membicarakan atau mendiskusikan tentang pancasila semakin sempit. Paling hanya didikusikan pada ruang-ruang kelas dengan waktu sesuai kurikulum yang tertera, atau dalam sebuah komunitas kecil. Selama ini sangat jarang, terdapat acara diskusi terbuka dengan ruangan yang besar, untuk umum tetapi memakai tema pancasila sebagai bahan diskusinya.

Pancasila sebagai azas atau idiologi Negara terkesan hanya sebagai symbol pemanis ruangan, karena selalu diletakkan pada tiap dinding atau menjadi sekedar bross pada baju-baju. Motivasi diletakkannya pancasila di dinding-dinding pun semakin tidak jelas. Apa lagi saat memakai alasan agar setiap orang yang melintas dapat melihatnya, adalah alasan yang  pantas menjadi bahan lawakan komedian kita. Bagaimana seseorang bisa melihatnya? Ketika pancasila diletakkan begitu tinggi pada puncak dinding, orang-orang akan lelah jika harus memperhatikan atau membaca pancasila dengan kepala mendongak ke atas. Sedangkan saat diletakkan di bawah, pancasila tidak akan di baca atau dilihat, karena masyarakat akan menjadikannya alas kaki atau sekadar hiasan lantai yang perlu diinjak.

Ada dua alasan yang mungkin dapat menjawab, mengapa pancasila mulai dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Pertama karena pancasila pernah dipakai sebagai alat melegitimasikan kekuasan dan kediktatoran pada jaman pemerintahan orde baru. Pada jaman itu, setiap pelajar wajib mampu menghapalkan butir-butir pancasila. Bahkan dalam universitas pun terdapat mata kuliah khusus yang mempelajari pancasila yang disebut penataran P4. Penataran tersebut dimaksudkan untuk memberi pengetahuan tentang pancasila dan yang berhubungan tantang nasionalitas. Bagi sebagai besar masyarakat, pemaksaan tersebut membuat mereka gerah terhadap pancasila. Apa lagi dalam pemerintahan orde baru, pancasila dijadikan alat untuk mensyahkan setiap kebijakan. Sehingga menimbulkan trauma yang berakhir pada keenggan untuk melihat pancasila dengan cara yang tepat. Alasan kedua saat mulai diijinkannya oraganisasi memakai idiologi selain pancasila tetapi tidak bertentangan dengan azas-azas dalam pancasila. Kebijakan yang dibuat dalam masa awal reformasi ini memang malahirkan angin segar pada ormas- ormas beridiologi selain pancasila. Karena pada masa orba, ormas- ormas yang beridiologi selain pancasila wajib di bubarkan, karena dianggap bertentangan dengan idiologi Negara. Saat diluncurkannya kebijakan tersebut, lahirlah banyak ormas bahkan partai dengan bermacam idiologi. Mulai menjamurnya partai dengan banyak idiologi ini mulai menggerus ingatan masyarakat akan pancasila. Apalagi saat organisasi tersebut mulai menjadi radikal dan berusaha menghapuskan ingatan masyarakat tentang idiologi sesungguhnya bagi Indonesia, yaitu pancasila.

Pada akhirnya, yang kembali menjadi pertanyaan adalah, mengapa orang-orang, pejabat, atau bahkan aparat marah saat ada pihak yang merendahkan atau menghina pancasila? Padahal belum tentu mereka sendiri hapal dengan pancasila. Lalu kenapa kita harus marah saat seseorang menghina pancasila, padahal belum tentu kita telah mengapalkan asas yang ada dalam pencasila. Salah satu sila dari pancasila yang paling sering dilanggar adalah sila ke tiga. Persatuan Indonesia. Kenapa sila ke tiga? Karena masih banyak terjadi bentrokan antar warga hanya karena hal-hal sepele. Pancasila sebagai ideologi, bukan hanya sebagai salah satu materi di sekolah, atau hanya bagian dari tradisi saat upacara. tapi bagaimana pancasila dipakai sebagai pengikat masyarakat indonesia yang majemuk. Masyarakat marah saat pancasila diremehkan, tetapi masyarakat juga lupa arti sebenarnya dari pancasila. Perpecahan antar masyarakat, korupsi dalam semua bidang adalah wujud dari masyarakat yang lupa akan pancasila.

Pancasila adalah idiologi yang paling tetap bagi Indonesia. Karena hanya pancasila lah yang mampu mengikuti masyarakat Indonesia yang majemuk. Saat Indonesia memakai idologi selain pancasila, dikhawatirkan mudah terjadi konflik antar etnis, agama atau bahkan perpecahan yang lebih besar. karena hanya pancasila yang mampu mendampingi karakter masyarakat Indonesia yang majemuk. Bhineka Tunggal Ika, adalah selogan yang terdapat di lambang pancasila. Selogan itu akan sangat tidak berarti, jika masyarakat sendiri tidak memahami makna persatuan dari slogan itu.

Pancasila bukan untuk dihapalkan kelima silanya, tetapi bagaimana kita dapat mempresentasikan setiap sila dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila akan menjadi salah jika dipakai untuk kepentingan kekuasaan. Tetapi saat pancasila dipakai berdampingan dengan bendera merah putih kita, maka pancasila dapat mempersatukan setiap masyarakat Indonesia. Sila dalam pancasila, adalah harapan yang dinginkan oleh indonesia saat akan merdeka dahulu. Harapan itu adalah memiliki masyarakat yang beragama, bermoral, bersatu, memiliki pemimpin yang amanah, serta adil.

Pelajaran PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) sebenarnya adalah kendaraan bagi pancasila untuk mengenalkan dirinya pada masyarakat. Tetapi saat pelajaran tersebut mulai menyimpang dari namanya (Pendidikan Kewarganegaraan) maka pancasila tidak akan pernah sampai tujuannya. PKN yang seharusnya memberi pelajaran tentang nilai, norma, rasa nasionalitas dan pancasila, mulai tergabung dengan pelajaran sejarah dan sosiologi. Terkadang juga memasukkan pelajaran geografi seperti batas Negara dan lain sebagainya. Pendidikan PKN seharusnya dapat menjadi alat pengingat tentang pancasila. Karena di mata pelajaran inilah masyarakat di ajarkan untuk bersikap sebagai masyarakat Indonesia serta menjunjung tinggi rasa nasionalisme dan pengamalan pancasila. Pancasila yang kini mungkin mulai dilupakan, diharapkan dapat kembali dirindukan. Karena idiologi Indonesia hanya satu, yaitu PANCASILA.
Tags

About The Author

Vinix And ME 17
Novice

Vinix And ME

Seseorang yang hanya ingin mencari wadah untuk menulis
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel