Â
Saya menulis artikel ini karena sudah sering terjadi, dan tidak tahan dengan pola berfikir orang tua yang ingin anaknya selalu nurut dengan perintah dan keinginan orang tua!
tadi sore saya baru saja mendengarkan curhat seseorang perempuan sebut saja namanya ani.
tadi sore saya baru saja mendengarkan curhat seseorang perempuan sebut saja namanya ani.
Ani adalah teman lama saya sewaktu bekerja, sudah sekitar 6 bulan tidak berkomunkasi lagi, tiba-tiba malam itu menghubungi saya dan ingin berdialog. sebelumnya ani bersikeras ingin di terapi dengan metode hipnoterapi, dan saya juga sedikit memaksa untuk minta berjumpa terlebih dahulu sebelum sesi hipnoterapi dilakukan. tujuan saya memaksa ingin berjumpa terlebih dahulu, karena ingin tau apa yang menyebabkan ani bersikeras untuk menjalankan sesi hipnoterapi dan sekaligus saya ingin mengetahu apa permasalahan dan akar masalahnya, disamping itu juga saya mempunyai harapan dengan berdialog bisa meredam emosinya yang sedang tidak stabil pada hari itu.
pernah suatu ketika saya mendapatkan pasien yang ingin menjalankan hipnoterapi, tapi ketika baru berdialog saja sudah tenang dan bilang "seperti tidak usah deh kang untuk hipnoterapinya".
selama satu jam lebih ani mengeluarkan unek-uneknya yang selama ini terjadi, dengan menggunakan emosi dan bahasa tubuh yang sempurna ani bercerita bagaimana tertekanya ia dari kecil sampai dewasa ini.
saya melihat dari ekspresi wajahnya, sungguh sangat benar benar luar biasa tertekanya ketika bercerita, ani benar-benar mengeluarkan emosi yang selama ini dipendamnya sendiri.
Nangis? Iya…ani sempat menitihkan air matanya saat bercerita tentang semasa kecilnya hingga sampai dewasa.
dari kecil ani dididik dengan kakek dari ayahnya.
Keras, disiplin dan harus benar-benar mematuhi peraturan yang ada dirumahnya, bahkan ani dilarang untuk kuliah dengan alasan karena ingin dididik untuk menjadi akhwat seutuhnya dan kelak bisa mendirikan pesantren sendiri, sampai-sampai ani kuliah diam-diam tanpa persetujuan kakeknya yang dikenal keras dan disiplin plus harus mengikuti prosedur yang sudah di buat.
Pada akhirnya, diam-diamnya ani dalam kuliahnya tercium juga dengan kakeknya pada saat ani menyusun skripsi.
padahal ani kuliah hanya 1 hari dalam satu minggu, strategi ini diambil ani karena hanya jalan inilah yang menurut ani aman, Ketika kakeknya mengetahui itu sangat marah besar dan bahkan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dikeluarkan oleh orang tua.
Dari hasil didikan yang saya bilang kurang tepat itu dampak negatifnya sangat luar biasa dirasakan ani, saat ini ani emosinya selalu tidak stabil, dan masih banyak lagi yang dirasakan ani. Ditambah dengan masalah masalah yang terjadi sekarang, semakin lengkap emosi negatifnya, bahkan efeknya adalah medis. Ani sudah mulai nyeri dibagian punggung, dikarnakan tidak bisa tidur hampir tiap malam. Tidak bisa tidurnya ani dikarena emosi negatif yang dulu di pendam lama, sekarang puncaknya dan ani tidak bisa menampungnya lagi. Emosi negatif yang ani rasakan setiap malam yang membuatnya tidak bisa tidur antaranya “ ani tidak sadar tiba-tiba ia memutar kembali memori semasa kecil sampai dewasa, dengan menggunakan emosi yang kuat, sehingga dengan munculnya memori dahulu yang di ikuti emosi negatif yang kuat berdampak dengan tubuh ani, sesak nafas muncul, suhu tubuh yang panas! Ani sudah cek kedokter tentang masalahnya, dan dokter mengatakan tidak ada penyakit apa-apa, bahkan dokternya pun mengatakan, ini penyakit psikis!
Maka dari itu ani memutuskan untuk berkomunikasi dengan saya dan ingin menjalankan sesi hipnoterapi.
Â
Jadilah orang tua yang bijak, biarkan anak bebas memilih apa yang ia inginkan, Ayah dan Bunda cukup mengajarkan bagaimana hidup itu lebih bermakna, apapun cita-citanya nomor satu adalah jangan lupa ibadah dengan TUHAN.
Bagaimana Menurut anda? artikel saya tulis atas dasar pengalaman saya menerina curhatan para pasien! jika ada masukan silakan komen!