Tahu Boneka Penangkal Hujan dari Jepang? Ternyata Asalnya bukan dari Jepang

24 Jun 2016 08:00 21162 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Teru Teru Bozu ​adalah panggilan untuk boneka penangkal hujan tersebut. Tapi, bukan itu nama sebenarnya.

Tahu boneka penangkal hujan berwarna putih dari Jepang yang  biasanya suka digantungkan di jendela?

Teru teru bozu adalah panggilan untuk boneka tersebut. Dan jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, sebutan tersebut secara literal diartikan menjadi pria gundul berkepala mengkilap atau yang lebih tepatnya adalah biksu.

Boneka ini sangat mudah dibuat karena bahannya yang dapat ditemukan dimana saja, dan hingga saat ini boneka ini merepresentasikan kepala botak dari seorang biksu yang mitosnya dapat membuat hari berikutnya menjadi hari yang cerah.

Walaupun sudah turun-temurun diwariskan, kebanyakan orang Jepang sendiri masih banyak yang belum paham dan belum yakin tentang darimana boneka teru teru bozu ini berasal.

Mereka hanya tahu bahwa boneka teru teru bozu dipercaya dapat membuat hari berikutnya menjadi hari yang cerah.

Sehingga tidak heran, boneka ini akan selalu terlihat menggantung di luar rumah seseorang sehari sebelum menghadapi hari-hari besar seperti pekan olahraga, upacara-upacara besar, serta perayaan-perayaan tertentu, khususnya jika acara-acara tersebut jatuh pada musim penghujan.

Menurut tradisi yang diturunkan generasi ke generasi, ketika hari berikutnya setelah sehari memasang boneka ini adalah hari yang cerah, maka boneka ini akan digambari mata serta diguyur dengan sake suci sampai akhirnya di hanyutkan di sungai.

 

Kisah Tragis Dibalik Sang Bozu

Melihat kembali ke tahun 1990-an, teru teru bozu sempat memiliki lagu sendiri yang dirilis pada tahun 1921.

Dalam lagu yang memiliki lirik yang mudah diingat anak-anak ini, tersirat sebuah makna berupa petunjuk, yakni petunjuk mengenai Mitos, asal-muasal, serta sejarah dari boneka ini sendiri.

Dari lirik lagu tersebut, beberapa diantaranya menyimpulkan bahwa teru teru bozu ini mengacu pada seorang biksu yang dulunya dapat membawa cuaca cerah dengan menggunakan mantra-mantra tertentu.

Akan tetapi, biksu ini harus kehilangan nyawanya setelah suatu hari biksu ini gagal dalam memenuhi janjinya untuk menyajikan cuara cerah di suatu hari tertentu kepada seorang bangsawan.

Merasa dibohongi, bangsawan tersebut murka kemudian menjatuhi hukuman penggal kepada biksu tersebut. Dan katanya, kepala biksu yang dipenggal tersebut kemudian dibungkus dengan kain putih dan digantung diluar dengan tujuan untuk menghentikan hujan dan kembali memunculkan matahari.

Tidak semengerikan yang di atas, beberapa orang juga ada yang percaya bahwa boneka teru teru bozu ini adalah boneka yang merepresentasikan seekor siluman dari gunung bernama Hiyoribo dimana ketika siluman tersebut muncul maka hari akan cerah.

 

Asal – Muasal dan Sejarah Sang Bozu

Menurut sebuah asosiasi pengamat cuaca di Jepang yang juga menciptakan aplikasi cuaca populer bernama tenki, tradisi boneka penangkal hujan yang disebut teru teru bozu ini menyebar ke Jepang dari China ketika periode Heian (794 – 1185).

Dan dari rekam jejak sejarah tersebut, dapat diketahui bahwa orang yang bertugas menciptakan cuaca cerah itu adalah seorang anak gadis yang membawa sapu dan bukanlah seorang biksu.

Menurut cerita lengkapnya, pada zaman dahulu di Jepang pernah ada cuaca dimana hujan besar yang tidak berhenti-henti terus mengguyur suatu kota. Sebuah suara yang katanya dari surga pun terdengar. Suara tersebut mengatakan bahwa jika sampai tidak ada seorang gadis cantik berada diluar untuk dipersembahkan, maka kota tersebut akan ditenggelamkan.

Seorang gadis cantik kemudian menjadi tumbal untuk dipersembahkan dengan salah satunya adalah dikirim ke luar sambil membawa selongsong sapu untuk secara simbolis mengirimnya ke surga dan menyapu awan hujan dari langit.

Menjadi sebuah tradisi untuk mengenang gadis pemberani yang menjadi persembahan tersebut, setiap anak gadis di kota tersebut kemudian membuat figur gadis yang menjadi persembahan tersebut dari sebuah kertas. Dan figur kertas yang berbentuk boneka sambil membawa sapu ini kemudian digantung diluar untuk mengembalikan cuaca menjadi cerah dikala musim penghujan.

Dikenal dengan nama So Chin Nyan di China atau Souseijou di Jepang yang artinya adalah anak gadis penyapu pembawa cuaca cerah, boneka yang terbuat dari kertas tersebut perlahan berubah secara bentuk di Jepang dan akhirnya menjadi teru teru bozu seperti apa yang biasa kita lihat sekarang ini.

 

 

Tags Jepang

About The Author

Fahd M. 80
Professional

Fahd M.

Saya suka menulis tentang hal-hal yang berkaitan dengan teknologi, khususnya gadget dan komputer. Selain itu saya juga suka hal-hal yang berkaitan dengan Jepang.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel