Mungkin anda semua sudah tidak asing lagi dengan media sosial facebook, twitter, instagram, path dan media sosial lainnya. Dari berbagai macam media sosial itu terdapat keistimewaannya masing-masing. Twitter misalnya, yang mempunyai ciri khas karakter tulisan pendek, instagram, yang lebih dikuasai oleh foto-foto dan video, begitupun facebook, yang lebih membebaskan penggunanya.
Â
Facebook, bisa digunakan untuk upload foto dan video sesukanya, menulis tulisan pendek atau panjang, bahkan ada kolom tersendiri untuk catatan panjang,. Catatan ini memang memfasilitasi usernya untuk mengumpulkan semua catatan-catatan yang diuploadnya agar tidak tercecer, apalagi catatan ini juga bisa dilihat siapa saja.
Â
Banyaknya media sosial, membuat manusia semakin tidak memperdulikan sosial yang nyata disekitarnya, dan lebih mempentingkan sosial (media). Ketika terjadi apa, dapat apa, ada apa, lagi apa, bisa dipantau dari update  status di media sosial. Sedang foto dimana, sama siapa, juga bisa dipantau melalui media sosial, ketika semua kejadianya   tersebut di publish  di media sosial. Tidak dipungkiri, saya pun juga melakukan hal semacam itu.
Â
Banyak alasan kenapa orang sering mengupdate status di media sosial, bisa karena memang lagi butuh teman ngobrol, lagi nganggur tidak ada kerjaan, ingin mengabarkan, ingin berbagi informasi dan bersedekah ilmu, iseng bahkan lagi putus cinta atau dapat cinta.. Semua bisa dituliskan secara lepas dan gamblang dalam media sosial., Dan masih banyak lagi.
Â
Terus, apa tujuannya setelah melakukan update status di media sosial, tidak lain biar dibaca, dilihat, dikomentari oleh teman (media sosial) bahkan dilike atau dikasih emoticon. Ketika tujuan ini sudah tercapai, user atau pengguna akun media sosial pasti akan merasa senang dan bangga, karena apa yang sudah dituliskan ada tanggapan dari user /teman lain, baik berupa komentar, like (suka), emoticon dan lain sebagainya.
Â
Ibarat dalam dunia bisnis media, ketika suatu berita (media online) banyak yang membaca (mengunjungi) kalau media cetak (koran, majalah dll) banyak yang membeli dan media televisi dan radio banyak yang menonton dan mendengar, berarti bisnis yang dijalankannya mendapatkan respon dari masyarakat, dalam artian keuntungan yang didapat juga pasti akan lebih besar daripada tidak ada yang membeli, melihat, mendengar dan membaca.
Â
Terus, bagaimana rasanya kalau tulisan di media sosial banyak yang memberi komentar, like, emoticon, membaca dll. Pasti akan ada rasa (wah) tersendiri, terlebih yang mengomentari/like adalah sosok orang yang spesial (orang tua, keluarga, sahabat, kekasih/pacar, mantan, gebetan, dll). Terkadang sebagai pengguna user karena males untuk mengomentari hanya cukup mengeklik like. Ini sudah cukup mewakili dari suksesnya status/foto kita saat di unggah meskipun tidak membaca keseluruhan tanda like sudah sangat bikin wah.
Â
Meskipun sangat mudah dan bebasnya kita menulis di media sosial, tapi perlu juga diperhatikan dengan baik, terlebih kepada anak-anak, orang tua juga tetap harus memantau penggunaan media sosial oleh anak-anak. Jangan sampai tulisan yang sudah kita tulis di media sosial justru memberikan dampak negatif bagi orang lain dan diri sendiri. Mari kita gunakan media sosial dengan arif dan bijaksana, jangan sampai merugikan diri sendiri. Â
Like yang Bikin Kangen
Mungkin anda semua sudah tidak asing lagi dengan media sosial facebook, twitter, instagram, path dan media sosial lainnya. Dari berbagai macam media sosial itu terdapat keistimewaannya masing-masing. Twitter misalnya, yang mempunyai ciri khas karakter tulisan pendek, instagram, yang lebih dikuasai oleh foto-foto dan video, begitupun facebook, yang lebih membebaskan penggunanya.
Â
Facebook, bisa digunakan untuk upload foto dan video sesukanya, menulis tulisan pendek atau panjang, bahkan ada kolom tersendiri untuk catatan panjang,. Catatan ini memang memfasilitasi usernya untuk mengumpulkan semua catatan-catatan yang diuploadnya agar tidak tercecer, apalagi catatan ini juga bisa dilihat siapa saja.
Â
Banyaknya media sosial, membuat manusia semakin tidak memperdulikan sosial yang nyata disekitarnya, dan lebih mempentingkan sosial (media). Ketika terjadi apa, dapat apa, ada apa, lagi apa, bisa dipantau dari update  status di media sosial. Sedang foto dimana, sama siapa, juga bisa dipantau melalui media sosial, ketika semua kejadianya   tersebut di publish  di media sosial. Tidak dipungkiri, saya pun juga melakukan hal semacam itu.
Â
Banyak alasan kenapa orang sering mengupdate status di media sosial, bisa karena memang lagi butuh teman ngobrol, lagi nganggur tidak ada kerjaan, ingin mengabarkan, ingin berbagi informasi dan bersedekah ilmu, iseng bahkan lagi putus cinta atau dapat cinta.. Semua bisa dituliskan secara lepas dan gamblang dalam media sosial., Dan masih banyak lagi.
Â
Terus, apa tujuannya setelah melakukan update status di media sosial, tidak lain biar dibaca, dilihat, dikomentari oleh teman (media sosial) bahkan dilike atau dikasih emoticon. Ketika tujuan ini sudah tercapai, user atau pengguna akun media sosial pasti akan merasa senang dan bangga, karena apa yang sudah dituliskan ada tanggapan dari user /teman lain, baik berupa komentar, like (suka), emoticon dan lain sebagainya.
Â
Ibarat dalam dunia bisnis media, ketika suatu berita (media online) banyak yang membaca (mengunjungi) kalau media cetak (koran, majalah dll) banyak yang membeli dan media televisi dan radio banyak yang menonton dan mendengar, berarti bisnis yang dijalankannya mendapatkan respon dari masyarakat, dalam artian keuntungan yang didapat juga pasti akan lebih besar daripada tidak ada yang membeli, melihat, mendengar dan membaca.
Â
Terus, bagaimana rasanya kalau tulisan di media sosial banyak yang memberi komentar, like, emoticon, membaca dll. Pasti akan ada rasa (wah) tersendiri, terlebih yang mengomentari/like adalah sosok orang yang spesial (orang tua, keluarga, sahabat, kekasih/pacar, mantan, gebetan, dll). Terkadang sebagai pengguna user karena males untuk mengomentari hanya cukup mengeklik like. Ini sudah cukup mewakili dari suksesnya status/foto kita saat di unggah meskipun tidak membaca keseluruhan tanda like sudah sangat bikin wah.
Â
Meskipun sangat mudah dan bebasnya kita menulis di media sosial, tapi perlu juga diperhatikan dengan baik, terlebih kepada anak-anak, orang tua juga tetap harus memantau penggunaan media sosial oleh anak-anak. Jangan sampai tulisan yang sudah kita tulis di media sosial justru memberikan dampak negatif bagi orang lain dan diri sendiri. Mari kita gunakan media sosial dengan arif dan bijaksana, jangan sampai merugikan diri sendiri. Â