My wedding 2

6 Jun 2016 07:14 5947 Hits 0 Comments
This is my wedding

Author POV

"Menikahlah denganku, Nona Hwang Seon Ah."

Sebuah cincin permata tunggal berada persis di hadapan Seon Ah. Cincin lamaran yang sangat indah tentunya.

"Apa maksudmu sebenarnya."

"Jawab dulu kau mau atau mau?"

"Pilihan macam apa itu."

"Sudah jawab saja."

Ada apa sebenarnya denganmu, kau bukan Jaeahyun yang biasanya."

"Begitukah? Ada seseorang yang membuatku berubah. Seseorang yang mencampakanku minggu lalu."

"Kau. Kau bukan Jaehyun, siapa kau ini hah?

"Kalau aku bukan Jaehyun. Maka kau juga bukan Hwang Seon Ah."

"Hentikan, ini tidak seperti dirimu."

"Aku sudah bilangkan. Kau, merubahku."

Hening, suasana yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka hanya saling tatap, tak ada yang ingin memecahkan keheningan itu. Sekarang, mereka berdua telah mengerti perasaan masing-masing. Setiap detiknya mengandung arti lain bagi mereka. Ini terasa menyenangkan, begitulah pikirnya.

Jaehyun mengambil langkah mendekat kearah Seon Ah. Tau apa yang akan terjadi, Seon Ah mulai menutup matanya.

***

Jaehyun POV

Apa yang dipikirkan gadis polos ini? Matanya sekarang sudah menutup, dengan bibir monyong kedepanya. Ia membuatku geli sekarang. Aku tak akan menciumnya, tapi aku berniat menyematkan cincin yang sedari tadi mengacung didepanya.

"Kuanggap bibir monyongmu itu sebagai jawabannya."

Ia segera membuka matanya, dengan wajah merah merona ia menatap cincin yang kusematkan dijarinya. Ia terlihat cantik mengenakannya.

"Cantik."

"Hmm, cicinnya sangat cantik."

"Bukan itu, tapi dirimu."

Wajahnya lebih merah dari sebelumnya, setelah itu kukecup pipinya. Dan berjalan keluar kamarnya. Namun sebelum kututup pintu itu. Aku kembali menatapnya.

"Besok, berdandanlah yang cantik. Aku akan menjemputmu."

"Kemana?"

"Kau akan tau. Sampai jumpa besok, Chagi-ah.."

Setelah itu aku meninggalkannya dengan wajah merahnya.

***

Seon Ah POV

Aku menunggu didepan rumah. Saat ini memang masih pukul delapan pagi, tapi aku sudah tak sabar ingin bertemu dengannya.

Beberapa saat setelah itu, sebuah mobil kecil berhias bunga disekitarnya mendekat kearahku dan berhenti didepanku. Aku tak tau mobil siapa ini ? sampai saat seseorang yang kutunggu keluar dari arah kursi kemudi.

“Kau sudah siap rupanya, kelihatan sekali kalau kau sudah tak sabar ingin pergi denganku. Benarkan?”

“Hmm.. tapi mobil apa ini? Dan, kenapa bajumu begitu?”

Aku kembali menatap lelaki dihadapanku. Ia mengenakan baju yang sangat rapi pagi ini. Setelan jas puih, juga dasi kupu-kupu, tak lupa sepatunya yang hitam mengkilap.

“Kau akan tau nanti”

“Tidak, katakan padaku sekarang kita mau kemana?”

“Ini surprise untukmu, mana mungkin aku memberitahumu.”

“Katakan, atau aku tak akan pergi.”

Ia diam untuk beberapa saat, membuatku semakin curiga akan sikapnya.

“Menikah.”

“Mwo?”

“Menikah, aku akan mengajakmu kegereja hari ini.”

“MWO?”

Menikah? Dia bilang MENIKAH. Aku menatap wajah serius dihadapanku ini dengan wajah bingung bercampur tak percaya. Kami baru memulainya kemarin dan dia sudah mengajakku menikah hari ini.

“Bukankah pernikahannya satu bulan lagi?”

“Aku mempercepat waktunya. Dan aku juga menyiapkan segala sesuatunya seminggu ini. Semuanya sudah beres, undangan juga sudah disebar. Jadi kau harus ikut denganku sekarang juga.”

Tanpa mau mendengar jawabanku. Jaehyun menyeretku masuk kedalam mobil berkapasitas 2 orang ini. Aku tak mampu berkata-kata, hanya bisa melihatnya dengan wajah yang sama. Terkejut. Senang? Tentu aku senang. Siapa didunia ini yang tidak senang dinikahi oleh orang yang kau cintai. Jadi, aku tak bisa menolaknya walaupun aku bingung untuk saat ini.

“Tunggu.”

Aku ingat sesuatu, kalau memang aku akan menikah hari ini. Maka,

“Gaun, gaunku bagaimana? Jaehyun-ah, kau tak akan menikahiku dengan baju yang kukenakan sekarangkan?”

“Kurasa itu cantik.”

“Andwe, aku harus memakai gaun pernikahan, ini sekali seumur hidup. Aku ingin mengenakannya, kajja kita ketoko baju pengantin. Aku akan memilih dengan cepat. Ya ya ya.”

Panik, aku panik tentunya. Gaun adalah sesuatu yang sangat penting bagi wanita. Aku memandang penuh harap Lelaki yang sedang mengemudi disampingku. Namun, bukan jawaban yang kudapatkan. Ia malah tersenyum padaku. Senyum hangat yang menenangkanku. Ini seperti sihir aneh bagiku, aku terdiam.  Mungkinkah?

“Aku sudah menyiapkannya.”

“Gaun yang kau pakai terakhir kali, sangat cantik saat kau pakai. Jadi aku memilih itu.”

Benar yang kufikirkan. Kurasa, aku tak bisa meragukannya sekarang, dia benar-benar telah berubah.

***

Gaun ini, jadi dia sangat menyukainya waktu itu. Cih, kenapa tidak bilang kalau menyukainya. Membuatku sedih saja saat itu.

“Kau sudah selesai?’

“Eomma..”

“Cantiknya, uri Seon Ah.”

“Gomawo, eomma.”

“Kau bahagiakan sayang?”

Ibu memelukku erat, aku tau beliau pasti sangat sedih akan kehilanganku.

“Ne, mianhae eomma.”

“Kenapa minta maaf? Eomma bahagia bila kau juga bahagia sayang. Ayahmupun pasti juga bahagia disana.”

“Gomawo..”

“Kajja, Jaehyunnie sudah menunggumu dialtar.”

“Ne..”

Aku mengikuti ibuku kelar menuju halaman gereja. Ah, ternyata kami tidak menikah didalam gereja melainkan di taman samping gerja itu. Ini karena permintaan Jaehyun, calon suamiku itu suka dengan bunga.

Kami sampai di pintu masuk yang terbuat dari kain berjumbai putih. Indah sekali. Disana, pamanku juga sederet tamu undngan telah menungguku. Juga Jaehyun tentunya. Ibu telah menuju tempat duduknya, dan sekarang sudah waktunya aku berjalan dialtarku. Kugenggam erat lengan pamanku, sebagai pengganti ayahku. Kami mulai berjalan dialtar. Perlahan, aku hanya mampu menatap Jaehyun yang juga sedang menatapku. Rasanya sungguh bahagia ketika pamanku menyerahkan tanganku kepada Calonku itu.

Namun, saat aku telah memegang tanganya. Gemercik air hujan menyepa bumi, membasahiku juga semua orang disini. Namun ini tak akan menghentikan kebahagiaanku. Dengan diiringi suara Gemercik air hujan, langit mendung yang kemerahan diterpa matahari sore, juga suara burung-burung gereja bernyanyi, dan bunga-bunga segar tertimpa air hujan. Kami melafalkan janji setia kami seumur hidup ini.

“Aku Jung Jaehyun, bersedia menemani Hwang Seon Ah dalam keadaan sehat maupun sakit dan dalam keadaan Senang maupun Susah, Disaat lapang maupun sempit seumur hiduku aku akan setia kepadanya.”

“Begitupun aku, Hwang Seon Ah bersedia Menemani Jung Jaehyun dalam keadaan apapun dengan kesulitan apapun seumur hidupku aku akan setia padanya.”

 

Berakhirlah kisahku ini. And it’s My Wedding.....

 

THE END

Tags

About The Author

yuznia anggraini 28
Novice

yuznia anggraini

Grow up
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel