sumber gambar via dpbbmlucu.info
Â
3. Ramai-ramai Membangunkan Sahur
Anak generasi 90-an atau awal tahun 2000-an biasanya rajin bangun lebih pagi saat Ramadan. Bahkan, beberapa jam sebelum sahur. Padahal kalau biasanya malasnya minta ampun kalau bangun pagi.
Lalu apa yang dilakukan saat itu? Bangun pagi bukan tanpa alasan. Ada anak-anak yang ingin turut memeriahkan parade membangunkan orang-orang ketika sahur. Biasanya parade ini harus membawa semacam alat yang berfungsi untuk meramaikan suasana sambil berteriak “sahuuur, sahuuuurâ€.
Sekarang sih kegiatan ini sudah jarang dilakukan. Mungkin karena terlalu mengganggu atau antuasias anak-anaknya yang kurang. Yang pasti, jika masih ada kegiatan semacam ini, jangan lupa sandal jepit,kopyah, dan sarung jadi barang wajib yang harus dipakai. Kalau perlu rebanannya juga bawa.
Â
4. Bermain Petasan atau Sejenisnya
Entah kenapa dulu selalu ada anggapan kalau Ramadan tanpa petasan hambar. Padahal petasan sudah dilarang untuk dimainkan mengingat banyak korban yang ditimbulkan akibat petasan.
Ta[i waktu itu banyak yang ngeyel. Mereka tetap main petasan, dari yang mulai aman dimainkan (bunyinya kecil) sampai petasan besar yang bunyinya bisa bikin kaget yang sedang tidur.
Kalau di kampung-kampung, kerap petasan digantikan dengan semacam permainan “lodong†yang dibuat dari bambu dan bahan tertentu. Saya lupa lagi bahannya, yang jelas, waktu itu permainan lebih aman tetapi tetap menghasilkan bunyi seperti perang-perangan.