5 Niat Baik ini di Jepang Malah Bisa Berdampak Sebaliknya

9 May 2016 15:00 4058 Hits 1 Comments Approved by Plimbi
Bukan mendapatkan rasa terima kasih, malah menjadi tidak nyaman sampai merasa kesal.

Suatu tindakan kebaikan yang dilakukan pada seseorang pada umumnya memang memberikan sebuah kebahagiaan yang diikuti dengan rasa bersyukur dan ucapan terima kasih dari orang yang mendapatkan kebaikan tersebut.

Akan tetapi, tidak semua orang akan bersikap sama ketika mendapatkan kebaikan dari seseorang. Apalagi kebaikan tersebut dianggap terlalu berlebihan, orang yang mendapatkan kebaikan tersebut malah akan merasa tidak nyaman, merasa beban untuk membalas budi, malu atau bahkan kesal.

Contohnya seperti di Jepang dimana lima niat atau tindakan baik di bawah ini yang memang awalnya ditujukan untuk menolong dan membahagiakan seseorang malah memiliki dampak menghasilkan dampak yang negatif.

 

1. Diantar ke Depan Pintu Keluar Setelah Berbelanja di Sebuah Toko

Tidak jarang terjadi, para staff dari sebuah toko pakaian biasanya mengantarkan pembeli yang sudah membeli baju di toko tempat mereka bekerja mengantarkan pembeli tersebut sampai pintu keluar.

Hal ini dilakukan oleh mereka sebagai rasa penghormatan terhadap seorang pembeli. Namun menurut kebanyakan warga Jepang, hal tersebut bukanlah hal yang perlu dilakukan karena mereka yang diantar ke pintu keluar tersebut dapat merasa malu karena menjadi pusat perhatian orang atau bahkan merasa tidak nyaman karena merasa diikuti dari belakang.

Kerugian yang mungkin didapat dari tindakan dengan niat baik ini adalah kemungkinan untuk pembeli tersebut tidak kembali lagi ke toko ini dikarenakan tidak ingin merasakan hal yang sama lagi, yakni diantar ke pintu keluar.

 

2. Mengobrol dengan Tukang Potong Rambut

Tidak semua orang diajak mengobrol. Begitu pula orang Jepang, tidak semua dari mereka suka diajak mengobrol.

Tukang Potong Rambut, baik di Indonesia ataupun di Jepang memiliki kesamaan suka mengajak ngobrol para pelanggannya. Hal tersebut sendiri biasanya merupakan salah satu ‘courtesy’ tukang rambut yang tujuannya agar mereka yang dipotong rambutnya tidak merasa bosan.

Tapi sebenarnya, hal tersebut tidak perlu dilakukan kepada setiap orang, karena selain merasa tidak nyaman, terkadang mereka yang sedang dalam keadaan bad mood ketika dipotong rambut hanya akan bertambah kesal lagi.

Disini, kepintaran tukang cukur dalam memilah target yang bisa diajak mengobrol dan tidak bisa diajak mengobrol sangatlah diperlukan.

 

3. Tetangga yang Menerima Paket atas Nama Penerima Asli

Ketika seorang kurir datang ke rumah Anda, baik di Jepang atau di Indonesia, umumnya kurir tersebut akan bertanya dan melakukan konfirmasi tentang siapa yang tinggal di rumah tersebut.

Jika benar itu rumah Anda, maka kurir yang biasanya tidak ingin melakukan pengiriman dua kali untuk satu barang yang sama ke alamat yang sama biasanya meminta tetangga Anda untuk menerima paketnya atas nama Anda.

Kebanyakan tetangga akan menerima paket tersebut untuk kemudian diberikan nantinya ke penerima sebenarnya.

Akan tetapi, niat baik dari tetangga tersebut tidak selamanya diterima baik oleh penerima. Contohnya saja penerima yang ingin mengecek kondisi packing-nya terlebih dahulu sebelum menerima barang, jadi tidak bisa memeriksa hal tersebut dikarenakan paket sudah diterima oleh tetangganya.

Di Jepang, hal tersebut terkadang berbuah menjadi sebuah masalah. Bahkan di Indonesia, saya juga sering melihat kejadian yang seperti itu.

 

4. Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga oleh Suami yang Tidak Andal

Seorang suami biasanya ingin membahagiakan dan memanjakan istri, dengan salah satunya adalah ikut melakukan pekerjaan rumah tangga dari istrinya.

Memang hal tersebut biasanya membuat para istri senang dan bangga punya suami yang bisa diandalkan. Tapi beda ceritanya jika sang suami tersebut tidak lihat dalam pekerjaan rumah tangga. Biasanya para suami tersebut hanya akan membuat pekerjaan rumah tangga semakin menumpuk yang tentunya membuat beban kerja sang istri meningkat lagi.

Disinilah niat baik sang suami yang asalnya ingin membahagiakan dan memanjakan istri malah membuat istri merasa kesal dengan kelakuan suaminya.

 

5. Pemberian Oleh-Oleh yang Terlalu Sering

Apa biasanya yang diharapkan dari seseorang yang sudah bepergian jauh? Salah satu jawabannya pasti “Oleh-Oleh.”

Di Jepang oleh-oleh atau dalam bahasa Jepangnya disebut “omiyage” adalah sebuah hal yang paling umum dibeli oleh seseorang yang sudah bepergian dari luar kota ataupun luar negeri.

Memberikan oleh-oleh di Jepang bagi sanak keluarga serta orang-orang terdekat merupakan sebuah hal yang bisa dikatakan tradisi turun-temurun, sehingga dapat diartikan juga bahwa membelikan oleh-oleh di Jepang merupakan sebuah kewajiban.

Seseorang yang diberikan oleh-oleh tentunya akan merasa senang terlepas dari apa jenis dari oleh-olehnya. Akan tetapi, jika seseorang terus-terusan menerima oleh-oleh dari orang yang sama dikarenakan orang tersebut sering bepergian ke luar kota atau ke luar negeri, orang yang menerima oleh-oleh tersebut akan merasa tidak nyaman dan merasakan beban berlebih dikarenakan harus membalas oleh-oleh yang sangat banyak. [FM]

 

 

 

 

Tags Jepang Ulasan

About The Author

Fahd M. 80
Professional

Fahd M.

Saya suka menulis tentang hal-hal yang berkaitan dengan teknologi, khususnya gadget dan komputer. Selain itu saya juga suka hal-hal yang berkaitan dengan Jepang.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel