Single? Sampai Kapan??

19 Apr 2016 01:23 3368 Hits 0 Comments
Ku benci sendiri... Ku benci sendiri..... Harus terus begini... -Geisha

Di penghujung 2015, dunia perfilman Indonesia menjadi ramai diperbincangkan. Banyak film-film yang rilis pada masa itu, baik film Nasional maupun Internasional. Di antara film-film Indonesia yang saya saksikan pada masa itu, film Single menarik perhatian saya. Film ini memadukan unsur komedi, percintaan, dan persahabatan dalam alurnya. Single, yang disutradarai oleh Raditya Dika dan Sunil Soraya, dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris seperti Raditya Dika sebagai Ebi, Annisa Rawles sebagai Angel, Chandra Liow sebagai Joe, Pandji Pragiwaksono sebagai Wawan, Babe Cabiita sebagai Victor, dll. Para bintang film tersebut menyajikan adegan dengan sangat baik, walaupun latar belakang mereka dalam dunia entertainment berbeda-beda. Cerita untuk Single ditulis oleh Raditya Dika bersama-sama dengan Sunil Soraya dan Donny Dhirgantoro. Film ini pun diwarnai dengan berbagai soundtrack dari band ternama yang identik dengan tema percintaan.

Film yang berjudul Single ini menceritakan kisah percintaan tentang Ebi, seorang pria yang buruk dalam berkomunikasi dengan wanita. Ebi, ditemani oleh kedua temannya, Wawan dan Victor, berjuang untuk mendapatkan pasangan. Berbagai cara ditempuh Ebi agar mendapatkan pasangan yang tepat, walaupun selalu berakhir dengan kegagalan. Kesialan bertambah saat Ebi mendapat kabar bahwa adiknya, Alva, akan menikah. Sebagai seorang kakak, Ebi tentunya merasa ‘dilangkahi’ oleh adiknya sendiri. Namun, rasa kecewa yang dirasakan Ebi tidak berlangsung lama. Angel, seorang wanita yang berkepribadian baik dan cantik, tinggal di kost-an yang sama dengan Ebi. Kehadiran Angel membuat Ebi merasa senang, karena menurutnya Angel adalah wanita yang sesuai dengan kriterianya. Dengan berbagai kekonyolan dan konflik di antara Ebi dan teman-temannya, serta kedatangan sosok tidak terduga yang menjadi musuh Ebi, Ebi berjuang untuk mendapatkan Angel.

Menurut saya, film ini berhak di berikan poin 9.5 dari 10. Secara keseluruhan, film ini sangat pas. Meskipun tema yang di usung oleh film ini sudah banyak beredar di pasaran, tetapi cara pengemasannya yang apik membuat film ini menyedot atensi masyarakat. Daya tarik terbesar film ini justru terletak di alur ceritanya yang ringan tetapi meninggalkan banyak amanat yang membekas di ingatan para penontonnya, membuat apa yang terlihat di film seperti sebuah kisah yang kita alami sendiri. Tak heran jika pada tanggal 7 Januari lalu (atau dalam selang dua pekang tayang), Single menembus angka 1 juta penonton.

Hal lain yang berbeda dari film ini adalah dalam proses pembuatannya. Seperti yang kita tahu, Raditya Dika memulai karirnya dalam dunia entertainment sebagai seorang penulis, yang selanjutnya baru mengembangkan sayap ke dunia perfilman. Film ini menjadi film pertamanya dengan cerita asli, di mana sebelumnya film-filmnya adalah hasil saduran dari novelnya. Menurut saya, Ia sukses dalam merangkai tulisannya menjadi sebuah film. Bersama Sunil Soraya dan Donny Dhirgantoro, Ia berhasil menjalankan perannya sebagai penulis naskah film yang baik.

Saya sangat menyukai komposisi pemain yang di atur dalam film ini. Raditya Dika yang sudah sangat ‘Ebi’ dipasangkan dengan dua sahabat yang berlainan sifat walaupun memiliki selera humor yang sama. Pandji Pragiwaksono atau Wawan sebagai teman yang selalu berusaha berpikir positif dan memberi masukan sedangkan Bebi Cabiita atau Victor sebagai teman yang sangat penakut sekaligus sangat loyal. Trio sahabat ini berhasil menyuguhkan candaan-candaan yang  fresh tanpa perlu mengeluarkan banyak kata. Selain itu, sosok Chandra Liow atau Joe sebagai musuh yang berkepribadian unik membuat kita tergelitik dengan segala gerak-geriknya. Dan tak lupa juga, hadirnya sosok Anissa Rawles yang cantik dan mendekati ideal-type para pria mempermanis jalannya film ini.

Scene atau adegan yang saya favoritkan dari film ini adalah adegan dimana Ebi, Wawan, dan Victor bersama-sama di sebuah restoran tepi pantai sedang memperdebatkan masalah percintaan satu sama lain menurut sudut pandang masing-masing. Perpaduan antara pemandangan yang indah dan emosi yang memuncak membuat kita menyadari bahwa film ini tidak hanya sekadar membahas mengenai ‘Bagaimana caranya agar terlepas dari label Single’. Film ini mengajarkan bahwa di luar sana masih banyak hal yang dapat menjadi sumber kebahagiaan kita, selain ‘status’ hubungan kita. Persahabatan, keluarga, dan hal-hal lain yang terkadang kita lupakan dapat menjadi sumber kebahagiaan kita yang lain. ‘Single’ mengajarkan kita bahwa setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita pasti ada hikmahnya.

Single berusaha menyuguhkan sebuah potongan kecil dari kehidupan untuk menyadarkan kita bahwa hidup itu terkadang manis, terkadang pahit, tetapi dari semua hal yang dirasakan yang terpenting adalah bagaimana caranya kita menikmatinya dan membiarkannya mengalir. Waktu selama 127 menit yang dihabiskan untuk menonton film ini terbayar, perubahan emosi yang terjadi di dalam film benar-benar menarik kita untuk ikut memahami apa yang para pemain dan seluruh tim produksi berusaha sampaikan. So, jangan ragu untuk duduk sendirian dan menonton film ini. Karena kamu gak sendiri, mblo!

Genre:                            Komedi, Percintaan, Persahabatan

Tanggal Rilis:                  17 Desember 2015

Durasi:                           127 menit

About The Author

Yasmin Mumtaz 13
Novice

Yasmin Mumtaz

Terus menulis dan terus belajar!
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Yasmin Mumtaz