Â
Film bertajuk “Filosofi kopi†ini merupakan film yang diadaptasi dari cerpen penulis terkenal Dewi Lestari atau lebih akrab dipanggil DEE dengan judul cerpen yang sama. Film yang berdurasi sekitar 117 menit ini menayangkan sebuah kisah kehidupan dua orang sahabat yang saling melengkapi dengan konflik yang timbul dari sebuah kopi. Kisah kasih dalam film ini seolah diwakili oleh kopi itu sendiri, akan terasa pahit awalnya namun nikmat pada akhirnya.
Jujur, pada mulanya ketika membaca cerpen filosofi kopi ini dua tahun lalu. Saya berfikir karakter Jody dalam kisah ini adalah seorang wanita. Mengapa demikian? Karena menurut saya Jody terlihat sangat mencintai Ben. Namun, meski hal ini membuat saya malu karena salah paham soal karakter Jody yang sebenarnya. Ketika menonton Film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini rasa malu saya tergantikan dengan rasa senang saat mengetahui bahwa karakter Jody yang diperankan oleh Rio Dewanto memang selalu menyayangi Ben. Dengan cerita yang tak jauh diubah dari cerpen aslinya, film ini membuat saya lebih mudah memahami jalanya cerita serta konflik yang ditimbulkan oleh benda mati seperti halnya kopi ini. Terlebih lagi suara para pemainnya yang terdengar jelas dengan musik latar yang sangat pas. Juga ada saat-saat dimana suara si pemain dihilangkan karena dialog kata-kata kasar ataupun kata-kata yang tidak patut untuk didengar. Hal ini membuat saya semakin menyukai film ini karena begitu sopan telah menutupi setiap perkataan yang kurang enak didengar.
Hanya sedikit hal yang saya tidak sukai dari film ini. Yaitu kisah cinta yang kurang diperjelas antara Jody dengan El ataukah El dengan Ben, ini masih menjadi misteri tersendiri untuk saya.
Naskah dialog yang dibuat oleh Jenny Jusuf, terasa seperti halnya percakapan biasa pada umumnya. Dibarengi dengan akting para pemainnya seperti halnya Chicco Jerikho yang memerankan tokoh Ben dengan sifat serta karakter yang begitu kuat, bahwa bagi seorang Ben kopi adalah hidupnya diperankan dengan sangat sempurna. Begitu pula akting seorang Rio Dewanto sebagai tokoh Jody yang selalu terkesan menyayangi Ben lebih dari dirinya sendiri. Serta sifatnya yang selalu mengalah namun keras kepala dibawakan secara apa adanya. Juga tokoh El yang diperankan oleh Julie Estelle begitu menawan dan tegas dalam mengkritik secangkir kopi juga sangat memenuhi karakteristik tokoh sebenarnya dalam cerpen. Ada pula pemain senior seperti Bapak Slamet Rahardjo yang memerankan tokoh Pak Seno juga Ibu Jajang C.Noer yang menjadi istri Pak Seno berakting dengan gaya khas orang tua, Sangat pengertian juga sabar terlihat begitu ketara.
Dari film ini, saya menemukan arti lain sebuah kehidupan bahwa dari hal kecil yang kita sukai kita bisa menemukan arti hidup itu sendiri. Jika anda penikmat kopi dan sangat menggilai hal ini jangan tonton film ini hanya karena hal tersebut. Sebab dalam film ini, bukan kopi sebagai hal yang hanya digilai melainkan kopi juga sebagai tolak ukur rasa kasih seseorang. Tak hanya soal kopi, namun ada pula nilai sosial juga kasih sayang yang membangun rasa cinta kita pada hal-hal yang diri kita sendiri cintai menjadi lebih bermakna. Itulah hal yang bisa saya ungkapkan dari film ini, jika anda sekalian ingin mengetahui apa itu arti sebuah kenangan. Filosofi kopi merupakan film yang cocok untuk anda lihat. Berikut adalah teaser film filosofi kopi,
Â
Â
Â