“Get up, stand up, Stand up for your rights. Get up, stand up, Don't give up the fightâ€
-Bob Marley-
Halo sahabat Plimbi! Kali ini saya akan berbagi cerita pengalaman saya nonton film. Senin kemarin, 11 april 2016, saya diajak teman saya pergi ke Bioskop. Itung-itung NoMat (Nonton Hemat) saya pun meng-iyakan ajakan teman saya, sebab saya sendiri memang ingin menonton film ISENG. Namun ternyata saya kecelik,saya mengira film ISENG tayang pada 10 april tetapi nyatanya film ISENG tayang pada 10 maret dan sudah turun dari bioskop.
Saya sangat kecewa, namun apalah daya. Nasi sudah berubah menjadi lontong. Akhirnya, saya pun ma’mum kepada film GET UP STAND UP yang dipilih teman saya (karena dia bersedia bayarin.lol).
Cerita bermula ketika seorang penyiar bernama Babe (Babe Chabita) di sebuah radio kecil di Medan, sumatera utara. Sedangkan Pacar Babe, Fatiya, (Acha sinaga) berharap supaya kekasihnya bisa membangun karirnya sehingga lebih mapan.Fatiya menginginkan seorang pria dewasa yang siap membangun masa depan bersama.
Fatiya kemudian menyarankan Babe untuk bekerja diperusahaan pamanya. Babe yang hanya perlu datang untuk wawancara, malah tidak menganggap serius dan mengingkari janjinya kepada sang pacar. Akhirnya, Fatiya pun marah dan memutuskan untuk meninggalkan Babe. Fatiyah memilih Hijrah ke jakarta dan bekerja disebuah kantor hukum.
Kalau sudah tiada, baru terasa... itulah yang dirasakan Babe. Menyesal telah mengkhianati Fatiya, Babe kemudian ikut pergi menyusul Fatiya ke Jakarta demi membuktikan cintanya kepada Fatiya. Setiba dijakarta, Babe kebingunan mencari keberadaan Fatiya, Babe sampai bekerja serabutan disebuah restoran padang. Hingga akhirnya Babe bertemu Abdur (Abdurrahim Arsyad) yang sama-sama seorang perantau, dalam sebuah ajang pencarian bakat Stan Up Comedy.
Mereka berdua kemudian bersahabat dan sama-sama lolos dari seleksi. Nah, dari sini lah kisah cinta segita itu bermulai. Tanpa disangka-sangka Fatiya mulai jatuh hati kepada Abdur. Adapun sebaliknya abdur pun ada rasa yang sama kepada Fatiya.
Menurut saya, alur dari film ini begitu klise dan sederhana. Mudah ditebak dan cenderung membosankan. Ketika pertama kali saya tahu bahwa genre film Get Up Stand Up adalah drama komedi, saya ber-ekspektasi bahwa film ini akan seperti Talak 3 (yang sama-sama cinta segitiga) yang mana proporsi pembagian drama dan komedi-nya pas. Tidak tumpang tindih seperti film ini. Terus terang saya tidak mendapatkan ‘komedi’nya juga ‘drama’nya. Tidak ada moment yang membuat saya tertawa terbahak-bahak ataupun harus menghela nafas karena emosi.
Saya merasa Sebagian besar joke di film Get Up Stand Up adalah guyonan yang sama seperti sebagian besar joke yang ditampilkan kompetisi Stand Up Comedy di telivisi. Sehingga bagi saya itu bukan sesuatu yang fresh dan mengurangi kelucuan.
Ketika film ini selesai, teman saya bertanya kepada saya; jika dibandingkan dengan comic 8 lebih bagus mana? Hmm.. saya pun menjawab, dari skala 1 sampai 10, apabila Comic 8 itu 6 maka film Get Up Stand Up itu 5,5 keduanya sama-sama memiliki kelucuan yang memaksa dan bagi saya, itu sangat tidak bisa dinikmati. Penilaian saya pada film ini adalah Just so-so.
Entah karena sebelumnya saya telah menonton film drama komedi yang sangat berkualitas seperti Talak 3, sehingga membuat acuan yang terlalu tinggi kepada Get Up Stand Up. Namun film ini cukuplah sebagai selingan dikala suntuk.
Semoga industri perfilman Indonesia semakin meningkatkan kualitas film-nya, sehingga mampu menjadi ‘raja’ dinegaranya sendiri.
Baca juga : Talak 3, Film Mengharukan yang membuat Tertawa terpingkal-pingkal
Sampai Jumpa! Selamat nonton