Dilema Menulis: Memilih dan Menentukan Judul (Studi Kasus)

11 Apr 2016 20:41 7396 Hits 0 Comments
Mendamaikan antara konsep menjebak dan jujur dalam menentukan judul tulisan

Dunia tulis menulis berhubungan langsung dengan pemilihan kata-kata, baik untuk isi keseluruhan dari awal sampai akhir, hingga dalam memilih kata penyusun untuk membentuk sebuah judul tulisan.

Mungkin ada yang bertanya, emangnya memilih judul harus diperhatikan juga? Suka-suka donk, ya...?

Judul adalah ujung tombak sebuah tulisan, tumpul atau tajamnya sangat menentukan laku atau tidaknya berita tersebut. Atau bisa diibaratkan magnet yang menarik pembaca untuk membeli koran, surat kabar, atau majalah.

Tak heran jika Anda kadang bisa tersenyum atau mengernyitkan dahi ketika membaca judul-judul berita di koran atau surat kabar.

Ketika dunia jurnalisme berlayar dalam arus teknologi dalam jaringan, penentuan judul menjadi semakin 'kreatif' lagi, praktek clickbait menjadi tren dan semakin menjamur demi mengejar click, hit, atau view.

Penulis seakan dituntut menyajikan judul yang nyeleneh, super unik dan menarik, memancing rasa gatal di tangan, menggelitik rasa penasaran para pembaca untuk mengintip isinya.

Meski zaman sudah berganti, apa pun triknya, hasilnya tetap sama: Penulis yang curang dibenci pembacanya. Celakanya, hal ini kadang (meski tidak seringkali) luput dari perhatian robot rating dan robot mesin cari yang menggunakan rumus kuantitas sebagai acuan penilaian.

Hal inilah yang membuat saya dilema, haruskah saya memilih judul yang menjebak pembaca untuk mengejar tetek-bengek rating dan click, ataukah tetap 'kolot' dengan memilih judul yang simpel dan jujur namun kaku dan tidak mampu bersaing di dunia maya?

(Image via scn.sap.com)

Sebelum dunia kita dijajah oleh internet hingga sekarang, setahu saya, berdasarkan proses pembuatannya, biasanya ada dua cara terbentuknya sebuah tulisan sesuai dengan topik yang dibahas:

  1. Menetapkan judul dulu, baru menuliskan isi berdasarkan judul. Pada kasus ini, ide pokok dan tema biasanya tercermin pada judul.
  2. Menulis berdasarkan ide pokok dan tema, kemudian menentukan judul.

Anda menggunakan cara yang mana?

Tidak sedikit (jika tidak ingin dikatakan banyak) penulis yang belum tepat dalam membedakan antara tema, topik, dan judul, sehingga cara pengaplikasiannya ke dalam tulisan belum sesuai dengan kaidah yang sebenarnya.

Apa perbedaan tema, topik, dan judul? Semoga ada author Plimbi yang mau membahasnya.

Pada artikel ini, saya hanya ingin 'curhat' tentang dilema saat memilih dan menentukan judul sebuah tulisan berdasarkan dua proses terbentuknya, seperti yang telah saya sebutkan di atas.

Tidak sedikit para senior di bidang tulis menulis dan di bidang SEO mencoba mengawinkan teknik mereka dalam menulis judul yang baik dan benar, demi memenangkan hati pembaca sekaligus memenangkan hati robot mesin cari.

Di antara teori tersebut yang baru saya ketahui adalah:

  • Penetapan Reader Persona
  • Kata Kunci pada Judul
  • Memilih Kata yang Membangkitkan Perasaan
  • Relevansi terhadap Topik dan Isi Pembahasan

Masing-masing teori memberikan argumen yang kuat, jelas, dan logis. Namun ketika dipaksakan untuk menerapkan semuanya, akhirnya malah semakin membingungkan.

IMO: berbeda topik, berbeda pula trik penulisan judulnya.

Berikut studi kasus pemilihan judul pada artikel saya yang sudah diposkan di Plimbi (Mohon maaf kepada author yang kebetulan jadi bahan perbandingan, no hurt feeling yaw, tidak ada niat menjelek-jelekkan, murni studi kasus) berdasarkan pengalaman seumur jagung saya dalam menulis:

 

Kasus Satu

 

"Ada Bandung di Muara Teweh", begitu kata si author, ketika isinya dibuka, ternyata mengulas liputan peristiwa konser Noah di Muara Teweh pada tanggal 9 April 2016 kemarin. Apa perasaan kalian setelah membacanya?

Secara teoritis, reader persona yang ingin diincar si author kemungkinan besar adalah simpati pembaca terhadap kata 'Bandung' dan 'Muara Teweh', sebuah pilihan reader persona yang terlalu general menurut saya, padahal isinya adalah datangnya Noah ke Muara Teweh.

Berbohongkah si TM?

Terlepas dia berbohong atau tidak, hemat saya, menghubungkan Noah dengan Bandung itu tidak salah, namun ketika diterapkan sebaliknya, Bandung tidak selalu berarti Noah, datangnya Noah bukan berarti datangnya kota Bandung ke Muara Teweh.

Si author tidak menggunakan cara polos dan jujur, misalnya memilih judul, "Konser Musik Grup Band Noah di Muara Teweh"

Atau bisa jadi menggunakan bahasa koran, "Noah Menghipnotis Ribuan Orang, Banyak Warga Muara Teweh yang Pingsan"

Atau dengan bahasa sedikit dramatis dan sering dipakai di situs tetangga, "Butuh Uang, Ariel Tetap Manggung Pasca Kematian Ayahnya", kan seram tuh?

Bukan, saya tidak sedang memprotes atau mengkritik, apalagi mengusik ketenangan author yang katanya 'teraktif' di Plimbi ini, saya hanya sedang mempelajari kasus judul. Kebetulan judul ini berhubungan dengan teori reader persona.

Secara psikologis, mungkin saja pertimbangan TM lebih menuliskan Bandung ketimbang Noah adalah bahwa kenyataannya belum tentu pembaca Plimbi suka atau tertarik dengan Noah, tapi sudah pasti akan tergelitik jika ada artikel tentang Bandung. Setuju?

Jika Anda masih ingat dengan artikel "3 Beban Dasar bagi Penulis Pemula di Media Publik", secara gamblang ditekankan bahwa beban ini hanya untuk penulis pemula seperti saya, jika dipersempit lagi, ternyata target pembaca saya adalah 'Penulis Pemula di Media Publik' saja.

Konsekuensinya, hanya penulis pemula yang tertarik untuk membacanya, kalaupun ada penulis bukan pemula yang masuk dan membacanya, benak skeptis saya langsung berucap: "ah, paling-paling cuma kurang kerjaan pengen mampir, ah paling-paling cuma mau ngintip terus mencibir".

Artikel ini masuk halaman pertama pencarian Google dengan kata kunci 'beban penulis' dan berada peringkat pertama dengan kata kunci 'beban dasar penulis'. Pertanyaan terbesarnya di benak saya adalah: Adakah orang yang mengetikkan kata kunci di atas sehingga menemukan artikel saya? Jawabannya adalah: Wallahu A'lam.

Faktanya:

  • Saya menulis artikel tersebut untuk manusia, bukan untuk Google, sedikit pun tidak!
  • Artikel "Ada Bandung di Muara Teweh" lebih laku viewnya dibanding artikel "3 Beban Dasar bagi Penulis Pemula di Media Publik".

IMHO: Setiap penulis memiliki tolak ukur 'sukses' yang berbeda. Bagi saya, 'sukses' itu adalah berhasil menuangkan ide ke dalam tulisan, kemudian mempunyai 'keberanian' untuk memposkannya!

 

Kasus Dua

Dilema Menulis (Bagian Satu): Memilih Judul yang Menjebak dengan Jujur

 

Artikel yang pertama pada gambar di atas menurut saya adalah pemegang rekor judul terpanjang di Plimbi sementara ini (sekali lagi, no hurt feeling ya... Ada yang berminat untuk memecahkannya?).

Jika pembaca merasa frustasi saat membaca judul tersebut, maka saya yakin, si penulis pasti lebih frustasi lagi ketika memutuskan untuk memilih judul tersebut. Mengapa saya mengatakan demikian? Karena saya pun sering mengalaminya!

Ada saat-saat ketika sebuah konten yang saya anggap penting untuk dibagikan namun terbentur dalam hal pemilihan kata pembuka yang ingin ditonjolkan kepada pembaca.

Banyaknya pilihan dan alternatif judul membuat saya kadang bingung bahkan frustasi untuk menentukan judul yang dirasa tepat.

Kita ambil contoh artikel saya yang terakhir, "3 Tips Menulis Artikel dengan Topik Evergreen". Saya lebih dulu menulis isinya, judulnya belakangan.

Kok belakangan?

Karena saya khawatir, jika saya menuliskan judulnya lebih dulu, ide saya akan terkurung dalam 'kotak' judul tersebut. Padahal, jika saya berpikir 'out of box', ternyata ada banyak sudut pandang lain yang bisa saya sampaikan terhadap suatu permasalahan.

Ide artikel tersebut sederhana, agar tulisan dengan topik evergreen menjadi lebih efekif.

Saat itu seharusnya saya tuliskan judul "6 Trik Ini Membuat Artikel Evergreen Anda Jadi Lebih Efektif ", selain memberikan jaminan manfaat dengan kata-kata 'jadi lebih efektif', juga ada kesan bahwa triknya bervariasi hingga enam macam.

Atau boleh jadi dengan judul begini, "Penulis Cerdas Melakukan Trik-trik Ini agar Artikelnya Masuk Halaman Pertama Google dan Bertahan Lama", selain memancing rasa penasaran tentu akan memberikan kesan wah gue harus tahu ini bagi penulis yang masih terjebak dalam 'kotak halaman pertama google'.

Anehnya, pilihan saya justru menyimpang dari kaidah penulisan judul yang SEO, saya hanya menyelipkan ide pokok 'topik evergreen' pada akhir judul, dan bahkan saya hanya menyebutkan 3 tips, meski sebenarnya berisi 6 tips (bohong donk?).

Faktanya:

  • Lagi-lagi, saya menulis artikel tersebut untuk manusia, tidak sedikit pun ada rencana atau niat menulis untuk robot!
  • Artikel tersebut berada di posisi pertama hasil pencarian Google dengan kata kunci 'artikel evergreen' dan 'topik evergreen', serta masuk halaman pertama dengan kata kunci 'tulisan evergreen'.

IMHO: Ada banyak teori yang turut berpengaruh terhadap SEO, jangan terlalu ambil pusing, over-optimasi akan menambah pusing robot saja. Cintai pembacamu, berikan mereka 'the best you can do', setelah itu lanjutkan menulis yang lain!

Dilema Menulis: Memilih dan Menentukan Judul (Studi Kasus)

(Image via myviralbusiness.com)

Back to topic...

Studi kasus kita adalah pada judul artikel "Waduh! 5 Judul Lagu Barat Ini Menipu Banyak Orang" oleh FM.

Apa kesan yang Anda tangkap ketika membaca judul artikel tersebut?

Jika Anda sepakat dengan saya, judul ini adalah judul yang membangkitkan perasaan pembaca. Waduh, banyak yang ketipu, lagu apa aja sih? Jangan-jangan saya juga ketipu nih?

Perasaan yang bisa ditimbulkan melalui sebuah tulisan bisa jadi bermacam-macam, salah satunya adalah pada artikel yang mencoba menggelitik rasa ingin tahu pembaca ini. Siapa sih yang rela ketipu meski ditipu oleh hal yang sepele?

Lagipula, mudah-mudahan dengan mengetahui apa saja lagu yang menipu orang banyak ini, membuat saya lebih hati-hati sehingga tidak bakal tertipu, begitu kira-kira kesan saya sewaktu membaca judulnya.

Ketika masuk ke pembahasan si author, saya benar-benar terpuaskan, tidak ada kekecewaan seperti membaca artikel di studi kasus satu.

Ini yang saya butuhkan, cara membuat judul yang menjebak dengan jujur!

Menjebak pembaca untuk masuk ke dalam artikel melalui judul, tetapi tetap setia dan bertanggung jawab terhadap isi kontennya.

Caranya bagaimana?

Mungkin akan kita bahas nanti pada artikel dengan judul "Menjebak dengan Jujur", stay tune ya... atau ada author lain yang berkenan membahasnya?

Baca juga artikel : Percantik Judul Konten Anda dengan 5 Kata Ini oleh Fahd Magat

 

Penutup

(Image via heartspokenwords.com)

Ada sebuah anekdot, seorang penjual parang berorasi di tengah pasar bak penjual jamu, "Parang bukan sembarang parang, ini parang dengan logam pilihan, kalau bengkok silahkan kembalikan!"

Salah satu pemuda yang penasaran untuk membuktikan kata-kata penjual parang tersebut lalu membelinya dan dengan sengaja membengkokkannya, kemudian menunjukkannya ke penjual parang tadi.

"Pak, parangnya bengkok"

"Kembalikan, Nak!"

"Iya, ini mau saya kembalikan, mana uang saya, Pak?"

"Loh loh loh, kalu bengkok ya dikembalikan, Nak, kembalikan seperti semula... bukan kembalikan ke saya..."

"@$#*&@$%......!!"

Hayo... Penjual parang ini bohong apa nipu? Menurut saya nih, bohong sih enggak, tapi kalo nipu iya! Pendapat Anda?

Simpulan akhir saya dalam dilema memilih dan menentukan judul:

  • Jika Anda terbiasa menulis judul sebelum menuliskan isi pembahasannya, maka fokuslah pada judul Anda, jangan terpancing untuk keluar dari jalur.
  • Setelah proses penyusunan selesai, baca kembali tulisan Anda, siapa tahu Anda perlu untuk mempermak sedikit judulnya agar sesuai dengan isi, atau sebaliknya, mempermak sedikit isinya agar sesuai dengan judulnya.
  • Jika Anda tipe penulis yang menentukan judulnya belakangan, buatlah beberapa kandidat judul. Jangan tergesa-gesa dalam memilih, cermati lagi, sudah sesuaikah dengan topik yang dibahas, sudah mewakilikah judul tersebut terhadap isi uraiannya.
  • Kejar click, hit, dan view, adalah wajar. Silakan menjebak pembaca Anda dengan judul yang wow, nyeleneh, unik, ajaib, memancing emosi dan rasa ingin tahu. Namun, perlu diingat, jangan tipu pembaca Anda!
  • Mengenal SEO itu penting juga, namun jangan biarkan Anda dan tulisan Anda terkurung dalam kotak 'SEO' semata ketika menulis.
  • Kenali dan pelajari juga RO (Reader Optimization), karena manusialah pembaca Anda, bukan mesin cari!

Pada akhirnya saya bukan siapa-siapa tanpa Anda, komentar berupa saran, kritik, dan masukan dari Anda sangat saya harapkan.

Submit artikel Anda sekarang juga, or... Keep Calm and Write Anything!

[TM V2]

Cover image via yannidakis.net
Tags

About The Author

Jimi Laila 25
Novice

Jimi Laila

Write about writing is sounds fun, isn't?
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel