Guru Bangsa : Tjokroaminoto, penghapus sikap apatis terhadap akar bangsa

4 Apr 2016 11:24 6913 Hits 1 Comments
film biografy sejarah yang sangat bagus untuk ditonton

 

“Tanah ini sudah tidak sepantasnya dijadikan seekor sapi perahan yang diberikan makan lalu diambil susunya.”

 

Ketika kita membaca Quote diatas, kita pasti sudah memiliki sedikit gambaran tentang film yang mengangkat perjuangan seorang Haji Oemar Said Tjokroaminoto ini, dalam melawan penindasan penjajah. Tak hanya berkisah tentang perjuangan, perjalanan hidup Tjokroaminoto juga dikemas secara epic. Masa kecil Tjokro mengalir begitu indah, bagaimana keresahan Tjokro kecil ketika melihat kuli-kuli dianiaya oleh mandor belanda serta keberanian Tjokro berdebat dengan guru belanda, sungguh telah membekaskan bara semangat dalam hati saya. 

Tjokro membawa gagasan baru tentang nasionalisme dan pan-islamisme yang mulai tumbuh di Hindia. Tjokroaminoto-lah yang me-manifestasikan pikiran puluhan juta jelata Nusantara yang pada masa itu hanya bisa nrimo ditindas oleh penjajah. Kegelisahan mereka akhirnya dirubah oleh Tjokroaminoto menjadi kesadaran massal akan sebuah kemerdekaan. Perjuangan Tjokro dimulai ketika Tjokro “Hijrah” ke Surabaya,  disana Tjokro bertemu Haji Samanhudi pendiri Sarekat Dagang Islam (SDI), kemudian dirubah menjadi “Sarekat Islam (SI).

Saya tidak akan menjelaskan sejarah Tjokroaminoto secara lengkap, sama seperti film ini yang dibuat tidak sama “plek” dengan aslinya, dengan segala intrik politiknya. Saya sendiri kesulitan memahami alur cerita ketika Tjokro memulai babak di surabaya. Mungkin Garin Nugroho, sang sutradara membuat film ini untuk orang yang sudah paham sejarah Tjokroaminoto, namun bagi penikmat film awam seperti saya, mulai dari pertengahan film ini terlalu sulit dipahami. Perjuangan Tjokro tak tersampaikan begitu jelas, saya merasa ada beberapa Loop atau lompatan dalam film ini, sehingga membuat bingung. Saya harus beberapakali me-replay adegan film untuk mendapatkan pemahaman yang saya inginkan, hingga akhirnya saya menyerah dan men-skip beberapa adegan tersebut.

Namun saya sangat percaya bahwa Tjokroaminoto, pria kelahiran Ponorogo ini adalah guru bangsa nan hebat, seorang pemimpin yang diberikan gelar Raja tanpa mahkota dan guru yang lapang dada ketika murid kesayangannya keluar dari nilai-nilai yang diajarkannya. Ini lah yang saya maksud dengan akar bangsa, seorang visioner yang menumbuhkan berbagai cabang pemikiran hebat dan menguatkan nusantara dari ke-cerai beraian. Tentu akar bangsa tidak hanya Tjokroaminoto, namun semua pahlawan, guru, dan masyarakat yang ikut andil dalam memerdekakan dan mendirikan kedaulatan negara republlik indonesia adalah akar bangsa juga. Karena itu tidaklah sepantasnya kita bersikap apatis atau acuh tak acuh kepada mereka. Sebab kita bisa menikmati indahnya kemerdekaan hari ini adalah atas jasa para beliau. Meski “akar tidaklah tampak dipermukaan” namun spirit-nya tetap tersampaikan kepada kita yang hidup dimasa sekarang.

 Secara keseluruhan, saya menikmati film Guru Bangsa : Tjokroaminoto. Setting filmnya begitu detail dan meriah dengan Reog Ponorogonya. Meski diakhir film ini menjadi membosankan bagi saya, namun elemen dalam film ini bersinergi dengan baik dan saling mendukung. Peran Tjokroaminoto dibawakan dengan sangat totalitas oleh aktor Reza rahardjian. Tak heran jika film ini memenangkan penghargaan Film Terpuji dalam Festival Film Bandung (FFB) tahun 2015 kemarin. 

Saya sangat merekomendasikan kawan-kawan untuk menonton film ini. Siapa tahu impresi yang diperoleh setelah menonton berbeda dengan yang saya dapat. Meskipun ini film sejarah yang sangat mendidik, Namun anda tidak perlu mengajarkan nasionalisme kepada anak kecil dengan menyuruhnya menonton film ini. Percuma, tidak akan paham. Apalagi jika yang dewasa tidak paham sejarah, beberapa teman yang saya tanya tidak begitu paham siapa Musso, Dharsono, Semaoen, dan lain sebagainya. Sebuah ahistoris yang seharusnya bisa disadarkan dengan film ini.

 

Akhir kata, Selamat menonton.  #HariFilmNasional

Source image by konescope.com

About The Author

Mas Haidar 36
Ordinary

Mas Haidar

u will See, if u want to know me.. so catch up on me
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel