Pulang kantor di Jakarta pada sore menjelang malam hari, merupakan suatu dilema besar bagi karyawan kantoran. Langsung pulang dengan harapan akan tiba di rumah lebih cepat, sering kali tak menjadi kenyataan disebabkan oleh kemacetan yang luar biasa di Jakarta. Akhirnya nongkrong atau bahkan sekalian malam malam bisa menjadi alternatif yang menarik untuk mereka.
Baru-baru ini saya berkesempatan untuk mendatangi sebuah restoran di tengah kota ââRuang Tengahââ, yang bisa menjadi tempat alternatif untuk menunggu kemacetan di malam hari. Tempat makan ini terbilang masih baru yakni baru sekitar 6 bulan berdiri, dan berada di dalam kawasan Sarinah, jalan M.H Thamrin. Restoran ini terdiri dari 2 lantai, di mana lantai 2 dapat digunakan untuk merokok, sedangkan yang lantai 1 free smoking.
Restoran ini menyajikan masakan-masakan khas Indonesia. Untuk main coursenya beberapa makanan favorit pengunjung adalah Iga Lada Hitam, Ayam Goreng Sambal Mertua, Oseng Buntut Mbak Oda, dan masih banyak lainnya yang menarik. Pertama saya mencoba oseng buntut. Rasanya sangat enak, rasa manis dari kecap beradu dengan pedasnya cabe teracik dengan pas. Buntutnya sendiri meski tidak terlalu banyak tapi sangat empuk, jadi tidak perlu bersusah payah mendapatkan potongan daging untuk dimakan. Buntut ini disajikan bersama dengan nasi merah, mungkin karena daging buntut cukup berlemak diimbangi dengan jenis karbohidrat yang lebih sehat.
Selain oseng buntut di makanan utama, saya juga mencoba menu Ayam Goreng Sambal Mertua. Sama seperti buntutnya, saya juga suka menu ini, malahan saya suka sekali. Saya jatuh cinta kepada sambanya. Terasi dan bumbu-bumbu lainnya terasa lezat untuk saya. Saya tak suka basa-basi dengan sambal yang menurut saya seharusnya benar-benar pedas dan sambal di ayam ini sungguh pedas. Ayamnya sendiri berbentuk fillet tepung jadi sudah tidak bertulang dan lebih mudah untuk dimakan.
Setelah saya menyantap dua main coursenya yang enak, saya penasaran dengan makanan manisnya. Kali ini saya mencoba martabak mini dengan topping nutella dan keju. Martabak di Ruang Tengah cukup enak. Adonannya pas dan taburan kejunya tak pelit untuk diberikan di atas martabaknya. Martabak ini tak kalah enak dengan martabak-martabak lainnya yang sudah dulu booming di Jakarta.
Bagi Anda yang suka mendengar live music, Ruang Tengah juga menyuguhkan pertunjukan musik di tiap hari jumat malam. Kebetulan saya berkesempatan untuk mendengarkan solo saxophone oleh Luki Giri, seorang musisi jalanan yang sangat pandai memainkan alat musiknya.
Ruang Tengah merupakan suatu tempat makan yang sangat menarik untuk dicoba. Lokasi yang strategis di tengah kota Jakarta, disandingkan dengan kualitas masakan Indonesia yang sangat baik. Desain interior yang simple tapi menenangkan bisa semakin membuat pengunjungnya semakin betah untuk berlama-lama di tempat ini. Rasanya saya akan kembali mengunjungi tempat ini untuk mencoba menu makanan yang lain.