Gambar via Quizony.com
Â
Di usia berapa sebaiknya kita menikah? Kalau Anda melakukan pencarian di Google dengan pertanyaan tersebut, Anda akan mendapatkan jawaban soal kapan sebaiknya menikah. Di halaman pertama, saya menemukan banyak artikel yang membahas kalau menikah sebaiknya pada usia muda.Â
Rata-rata artikel tersebut menegaskan kalau menikah di usia lebih muda lebih banyak manfaatnya. Usia muda dalam hal ini berkisar antara 20-25 tahun.Â
Cek saja, banyak penelitian yang mengatakan jika  ideal menikah itu pada rentang usia tesebut. Biasanya alasannya meliputi soal menghindari perbuatan dosa, atau  tidak punya rentang jauh dengan anak ketika sudah besar nanti.Â
Sayangnya, penelitian nikah mudah ini tidak selalu  valid. Selalu ada penelitian lainnya yang menyebut menikah paling idela adalah ketika akhir usia 20-an. Kisaran usia 28-32 tahun seperti yang ditulis oleh Wolipop Detik.Â
Pada rentang usia tersebut, dikatakan kalau pernikahan sangat ideal karena ingin meminimalisir perceraian.Â
Lantas, apakah penelitian itu valid? Sebenarnya, untuk urusan yang satu ini tidak ada yang valid. Pernikahan adalah suatu langkah dalam hidup yang paling besar. Sering ditanyakan orang, ketika kumpul keluarga, ataupun di hari lebaran.Â
Beberapa diantaranya bisa mampu menjawab tentang kapan pernikahan mereka akan datang. Tidak sedikit kemudian yang juga merasa segan atau takut ketika ditanya “Kapan nikah?†.
Jujur, saya adalah orang yang cukup menghindari pertanyaaan tersebut. Saya merasa keluarga ataupun dunia sudah terlalu kepo untuk sekadar tahu kapan saya menikah. Apa urusannya mereka  bertanya? Nanti juga ada saat yang tepat ketika saya bilang akan menikah.
Untungnya, pertanyaan itu tidak akan terjadi lagi. Pada akhirnya, kita akan menemukan jodohnya masing-masing. Â Kita harus sabar meski status kita jomlo seperti Fadli Rais. Ada saatnya status jomlo tersebut akan menghilang dan takan ada orang lain yang menanyakan kapan menikah.Â
Lalu apa hubungannya soal menikah dan status jomblo ini? Ah entalah saya terlalu asik menulis. Tapi intinya, tidak ada yang disebut dengan usia yang ideal dalam menikah. Menikah bisa kapan saja. Setidaknya itu yang saya alami.Â
Mengapa saya harus menikah pada usia 28 menjelang 29? Dan bukan dua, tiga, atau empat tahun lalu. Padahal, banyak yang bilang usia yang paling cocok bagi laki-laki untuk menikah justru saat usia 25.Â
Saya punya jawaban sendiri. Ini bukan soal angka yang menentukan kapan Anda harus menikah. Bukan soal jodoh juga. Toh banyak kan yang sudah berpacaran 10 tahun tapi belum nikah juga. Semua ini soal niat dan kematangan seseorang.Â
Bisa dibilang, seseorang akan dimudahkan langkahnya ketika ia sudah menginjak usia matang. Meski usia matang sering mengacu pada usia 25 tahun keatas. Tetapi itu bukan jaminan. Â
Usia matang dalam hal ini adalah ketika kita sudah yakin akan mengarungi rumah tangga. Â Bertanggung jawab dan setia terhadap pasangan. Punya komitmen tinggi dan tentu saja pemikiran yang lebih bijak dibandingkan sebelumnya.Â
Nah, jika sebagian dari Anda sudah berada pada fase “darurat usia menikah†tetapi belum menemukan jalan untuk menikah, mungkin ada “semacam penghalang†yang menggangu jalan Anda untuk menikah.Â
Beberapa faktor “penghalang†tersebut biasanya meliputi hal-hal iniÂ
1. Tingkat Pemikiran yang Masih Kekanak-kanakanÂ
Coba intropeksi lebih dalam, masih dominankah pemikiran anak-anak Anda? Saya percaya setiap orang tetap punya pemikiran kekan-kanakan. Hanya saja dominasi yang berbeda. Ada yang lebih besar dan ada yang lebih kecil. Coba telusuri lagi, barangkali itu yang menghambat Anda.
2. Belum Mencintai Diri SendiriÂ
Nah, barangkali ini juga yang menjadi pemicu Anda belum punya pasangan yang serius untuk menikah. Ini adalah saat ketika Anda tidak percaya dengan diri Anda sendiri. Saya juga pernah mengalaminya. Solusi dari saya, Â bersyukurlah dan rawatlah diri sendiri. Jika Anda mencintai diri sendiri, Anda juga bisa mudah untuk dincintai dan mencintai orang lain selamanya.Â
3. TakutÂ
Beberapa teman saya menyatakan kalau mereka tidak menikah karena mereka terlalu takut dengan apa yang akan terjadi setelah pernikahan. Saya juga pernah mengalami hal ini. Melihat pasangan suami istri yang sering berantem, bahkan ada yang bercerai membuat kita merasa takut untuk melakukan hal yang sama. Tapi, yakinlah bahwa semua orang akan bernasib beda. Tidak selalu satu kejadian akan sama pada setiap orang. Yakinkan itu!
4. Belum Punya Pekerjaan
Alasan ini yang sering jadi pemicu seseorang takut untuk menikah. Begini yah, ketika saya memutuskan dan niat menikah dengan orang yang saya cintai sekarang, saya belum punya pekerjaan. Saya tidak tahu keberanian dari mana untuk menyatakan keseriusan saya dengan dia. Satu bulan kemudian, saya dimudahkan jalannya untuk mendapatkan pekerjaan. Saya yakin semuanya berasal dari niat dan keseriusan.Â
Masih banyak sebenarnya hal-hal lain yang berhubungan  dengan banyaknya faktor “penghalangâ€. Tapi karena saya mulai agak lelah, menulis tentang hal ini, Anda tambahkan saja yang lainnya yah.Â
Intinya dari saya, bahwa kapan kita menikah bukan soal angka usia tetapi soal kesiapan dan kematangan kita karena pernikahan seperti mengharungi kehidupan babak dua dalam hidup.Â