Menjadi mahasiswa adalah impian dari kebanyakan orang di dunia ini. Selain karena menjadi sudah bukan menjadi siswa biasa lagi, menjadi mahasiswa itu dipercaya dapat mendatangkan jodoh, mudah bekerja setelah lulus dan menaikkan derajat keluarga, khususnya orang tua di mata masyarakat.
Mungkin yang terakhir itu benar, karena saya merasakannya sendiri. Tapi yang dua lagi sepertinya hanya mitos belaka. Buktinya banyak orang yang bergelar sarjana hingga saat ini masih luntang-lantung dijalanan mencari kerja kesana kemari.
Sedangkan untuk jodoh, menurut pengalaman saya, dari satu kelas gabungan yang jumlahnya lebih dari 40 orang, hanya beberapa orang saja yang kemudian menikah dengan jodoh mereka yang juga pada waktu itu masih mahasiswa.
Sisanya?
Menjomblo seperti saya atau menikah dengan jodoh yang ditentukan oleh orang tuanya di kampung halaman masing-masing.
Menjadi mahasiswa itu tidak semudah yang dipikirkan. Contohnya adalah mahasiswa sastra Inggris seperti saya dulu, yang ketika orang-orang mendengar kata “sastra Inggris†pasti banyak yang menyangka bahwa kami para mahasiswa sastra Inggris itu pintar bahasa Inggris dan pintar membuat puisi yang juga berbahasa Inggris. Padahal itu adalah anggapan yang salah.
Buktinya bisa dilihat pada 5 fakta tentang mahasiswa sastra Inggris di bawah ini yang merupakan hasil pengamatan dan pengalaman pribadi saya.
Â
1. Di Fakultas Sastra Inggris Hampir Semua Mahasiswa Pintar Berbahasa Inggris
Anggapan tersebut adalah salah.
Kebanyakan mahasiswa yang masuk jurusan Sastra Inggris itu menurut saya terbagi menjadi tiga jenis; tipe pertama adalah mereka yang tidak ingin bertemu dengan angka atau hitung-hitungan lagi seperti saya.
Kemudian tipe kedua adalah mereka yang berniat terjun di industri yang memang berkaitan dengan bahasa Inggris baik itu guru bahasa Inggris, penerjemah, interpreter ataupun menjadi artis Hollywood.
Lalu tipe ketiga yang paling umum adalah mereka yang takut masuk jurusan lain karena keterbatasan kuota. Pada zaman saya baru mulai kuliah dulu, fakultas Sastra itu adalah fakultas dengan kuota terbesar serta tidak begitu populer sehingga kemungkinan seorang calon mahasiswa mendapatkan jatah cukup tinggi.
Tidak seperti fakultas kedokteran yang kuotanya memang terbatas, daya saing tinggi serta membutuhkan “biaya†yang tidak sedikit.
Terlebih lagi, banyak yang menjadi mahasiswa sebuah universitas itu adalah untuk belajar. Jadi kalau misalkan sudah pintar bahasa Inggris buat apa masuk jurusan sastra Inggris? Kan bisa langsung buka les privat atau mungkin pergi ke Amerika dan mengikuti audisi menjadi aktor Hollywood.
Â
2. Mahasiswa Sastra Inggris itu Santai, Tidak Banyak Tugas
Jangan salah, mahasiswa sastra Inggris juga bukan pengecualian dibandingkan mahasiswa jurusan lain. Setiap harinya kami selalu dihujani tugas-tugas yang mengharuskan kami membuka kamus terus-terusan, mencari referensi di situs-situs yang kadang malah menjebak ke situs malware, mencari contekan ke teman seperjuangan, sampai bolak-balik perpustakaan untuk mencari solusi dari tugas-tugas kami.
Â
3. Mahasiswa Sastra Inggris hanya Belajar Teori dari Buku Saja
Mungkin jika dilihat dari sudut pandang orang lain yang bukan jurusan Sastra Inggris, kami setiap harinya terlihat hanya membuka tutup buku saja. Padahal kenyataannya, ada beberapa mata kuliah yang mengharuskan kami melakukan praktik seperti mata kuliah Spoken English dan Listening Comprehension yang banyak mengandalkan mulut dan telinga kami.