"Sunnah" Malam Jum'at, Bukan Sunnah. Apalagi Buat Jomblo

26 Feb 2016 21:14 5372 Hits 3 Comments
Dalam masyarakat kita mungkin beredar sebuah kata-kata seperti dalam judul di Atas. Banyak diantara kita mengklaim bahwasanya aktifitas 'pribadi' di malam jumat adalah termasuk sunnah Rasul. Namun sayangnya, banyak diantara kita. Mungkin karena meratapi kejombloan atau mengelus dada terhadap lamaran mbak Skripsinawati yang tak kunjung kelar akhirnya kurang memahami hal-hal yang ternyata dianggap bercanda pada tidak tempatnya. 

Dalam masyarakat kita mungkin beredar sebuah kata-kata seperti dalam judul di Atas. Banyak diantara kita mengklaim bahwasanya aktifitas 'pribadi' di malam jumat adalah termasuk sunnah Rasul. Rasulullah yang mulia tentu adalah tauladan bagi kita semua. Aktifitas beliau layak menjadi inspirator sehingga ditempatkan ke dalam urutan pertama dalam sebuah ensiklopedi tokoh dunia. 

Namun sayangnya, banyak diantara kita. Mungkin karena meratapi kejombloan atau mengelus dada terhadap lamaran mbak Skripsinawati yang tak kunjung kelar akhirnya kurang memahami hal-hal yang ternyata dianggap bercanda pada tidak tempatnya. 

Mungkin, ini menjadi jawaban dari beberapa rekan apakah saya tidak suka bercanda dan terkesan serius? tentu tidak (dengan logat sebuah iklan sosial dua dekade silam). Saya sendiri suka bercanda, khususnya bersama para istri saya yang sering meledek saya secara kompak saat kopi yang telah terseduh akhirnya menjadi rebutan mereka. Namun becandaan saya sebatas itu saja (yang bisa saya omongkan). Takut diantara para jomblo bahagia menjadi semakin menderita dalam kesabaran yang syahdu saat mereka menimba ilmu agama. Apalagi klo saya meneruskan kembali cerita-cerita romantisme rumah tangga kami, seolah kami tidak peduli terhadap segala isu yang berhembus di dalam negeri. 

"Toh, itu urusan dalam negeri saudara", kelakar teman kerja.

Kembali ke bercandaan. Ada kalanya becandaan tersebut disengaja, maupun tak sengaja. Klo disengaja namun belum tahu ilmunya, maka bisa dimaklumi dan dimaafkan. Namun kalau becanda tersebut tidak sengaja dan tidak tahu ilmunya, itu juga perlu dipelajari ilmunya. Toh mempelajari ilmu bukanlah suatu kehinaan, apalagi kemudian disatroni densus 88 yang menjadikan buku-buku bacaan sebagai barang bukti. 

Saya jadi teringat berapa abad silam dimana ilmu pengetahuan menjadi musuh agama. Dimana para ilmuwan dituduh tukang sihir, dan kemudian disalib dan dibakar. Buku-buku dimusnahkan, bahkan seseorang harus menelan mentah-mentah dogma-dogma sosio-theisme demi sebuah surat legalitas atas nama surga. Apakah era tersebut akan kembali berulang? 

Jomblowes yang bahagia. Kudoakan selalu anda tetap dalam hidayahNya. Istilah sunnah malam jum'at pada hakikatnya tidaklah pantas diucapkan. Pertimbangannya tidak semata kepada para jomblowes dan para mahasiswa yang mengejar ijazah dan ijabsah. Namun makna sunnah rasulullah tidak semata aktifitas 'itu' (tentu tak perlu didefinisikan lebih lanjut). Banyak sunnah sunnah yang ada di hari jum'at yang lebih tidak mengaktifkan hormon reproduksi, seperti aktifitas mencukur rambut, memotong kuku, mandi, dan memakai wewangian sebelum pergi sholat jumat.

Tentu para jomblowes tak perlu saya ajarkan bagaimana memilih wewangian yang pantas. Karena mungkin anda yang perlu mengajarkan kepada saya bagaimana memilih parfum yang pantas. 

Tak lupa pula sunnah Rasulullah seperti membaca surat al kahfi untuk melindungi kita dari berbagai fitnah, khususnya fitnah dajjal di akhir zaman. Sepertinya saya lupa, bahwa saat ini adalah akhir zaman. Menurut beberapa tulisan, dajjal akan segera muncul kurang dari delapan dekade kedepan. Itu pun apabila densus 88 mau menikmati rujak cingur yang sudah saya siapkan apabila datang bertandang. 

Para jomblowers yang rupawan. Janganlah gundah apalagi galau. Bila tak dapat melaksanakan 'itu', karena jangan khawatir secelup kenikmatan surga akan mampu menghilangkan segala kegundahan kalian. Kenikmatan tersebut buah dari kesabaran kalian menuntut ilmu dan menyelesaikan skripsi, yang menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Apalagi kenikmatan tersebut datang dari jomblowan yang memilih menjaga diri, kehormatan, dan akal dari berubahnya hormon reproduksional di kepala yang kata ahli dan cendekiawan efeknya melebihi kerusakan yang diakibatkan oleh narkotika. 

Apalagi menceritakan aktifitas pribadi yang itu terlarang dan membuat gundah dan menambah imajinasi seseorang yang belum bertemu jodohnya. Rasulullah melarang seseorang menceritakan aktifitas pribadi tersebut dalam haditsnya “Jangan lakukan! sesungguhnya hal itu seperti setan laki-laki yang bertemu dengan setan perempuan di jalan lalu keduanya berset**** sementara orang-orang melihatnya,” (HR Ahmad, hasan).

Secara kekeluargaan. Istilah ini juga akan menyakitkan. Coba dibayangkan, apabila sekedar mengejar malam jum'at untuk aktifitas you-know. Maka bagi saya, kasihan kaum wanita. Apalagi apabila memiliki istri lebih dari satu. Para istri akan sibuk dengan calculator untuk menghitung minggu keberapa gilirannya mendapatkan malam jumat. Maka bagi yang telah berkeluarga, janganlah memfokuskan diri pada hari jum'at saja.

Sementara itu, bercanda dengan menggunakan istilah 'sunnah rasul', tidaklah elok diucapkan oleh seseorang yang mencintai Rasul. Alkisah pada masa sahabat ada seseorang yang bercanda atas nama agama, dengan mengucapkan "Menurutku, para qari (pembaca) kita ini hanyalah orang-orang yang paling rakus makannya, paling dusta perkataannya dan paling penakut di medan perang."

Sampailah berita tersebut kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu orang munafik itu menemui Beliau, sedangkan Beliau sudah berada di atas ontanya bersiap-siap hendak berangkat. Ia berkata: "Wahai, Rasulullah. Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Maka turunlah firman Allah QS At Taubah 65

"Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?" sesungguhnya kedua kakinya tersandung-sandung batu, sedangkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menoleh kepadanya, dan ia bergantung di tali pelana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. (Tafsir Ibnu Katsir, juz II, hlm. 454, Cet Darul Alam Al Kutub Riyadh, cetakan kedua, tahun 1997-1418 H.)

Kawan-kawanku yang baik, dari kalangan jomblowes ataupun bukan. Tak perlu saya jelaskan, karena ancaman bagi orang yang bercanda dalam hal agama sungguhlah ngeri. Mang google al-internetiy menyediakan berbagai literatur tentang larangan istihza' tersebut. Biar agan membaca sendiri, tanpa takut terprovokasi. Karena dengan belajar dan berilmu adalah sesuatu yang akan menjaga diri. 

So, marilah perlahan kita tinggalkan ucapan 'sunnah' malam jum'at. Karena hal tersebut bukanlah sunnah Rasul. Okey gan??

Tags

About The Author

Bahrunnaim 23
Novice

Bahrunnaim

aku mah apah atuh...
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Bahrunnaim