Kerlap-kerlip bintang malam di kota lumpia tidak membuatku kehilangan semangat.  Bertanding full time dengan tugas akhir kuliah alias mba skripsweet. Membuatku untuk melihat dunia sebelah mata. Tanpa skripsweet aku tak dapat ijazah dan ijab-sah. Blep, mata merah, bibir pecah-pecah, serta gusi retak karena melihat foto prewed mantan bersama calon di Kota Lanting tepat di pantai criwik. Pesisir yang memiliki seribu satu cerita siang bolong mengenai suka-duka plus pilu bersama mantan yang kini hampir naik ke pelamina.
“Rusak selakangan, runtuh seabrek masalah†falsafah imajinasi tanpa metode kualitatif dan kuantitatif yang radikal dan teruji oleh para magister, doctor, serta professor. Hanya karena mantan foto prewed, aku harus menutu pintu maaf bagi adik kelas yang mau melaksanakan UN dan US.  “Saya takut, kalau pintu di buka maaf di buka. Mantan saya akan kegirangan memaafkannya setelah belasan kali mencampakkan bunga, burjo serta kata-kata cowo tak romantis†balasku pada adik kelas. Ke-baper-an itu harus segera di obati dengan melihat putra-putra orang nomor satu di republik masuk acara talk show bergensi, Mata Najwa.
Ribuan tangan tiba-tiba mengalihkan ke stasiun televisi. Demi mendengar ocehan Si Bungsu dan Si Sulung. Mbah yang tadinya hanya menontoh, Tukang Kayu Kuliah Di Eropa pindah channel karena penasaran.  Sosok Si Sulung, Kaesang Pangarep yang macho, trendy, terkini dan tercepat dalam mengikuti tren media sosial. Menjadi idola baru  jauh setelah Aliando, Al, serta Pasha “Ungu. Dedek gemez nan jauh disana rela menunggu Mas Kaesang turun dari pesawat untuk selfie bersama. Ujungnya di upload lalu mention  akun instragman beliau sambil bercuit “Terimakasih kaka. Semoga menjadi calon presiden tahun 2019†. Aku membacanya, sampai-sampai mataku hampir loncat dari pelupuk. Status tersebut layak disebuk kampanye slow motion menjajaki pertarunga pilpres tahun depan.  Setidaknya, Mas Kaesang tidak mengajarkan politik untuk saling jegal, mengunjungi Kali Jodo, bahkan ngolok-ngolok teman sejawat hingga rasis di lini massa.
Kaesang Pengarep bukan sosok yang seserius prajurit TNI sedang latihan baris-berbaris. Â Mungkin, partai-partai yang sekarang bersiap menghadapi Pilpres 2019. Ogah, menjadikan dia salah satu kader di dalamnya. Kalaupun ada, Mas Kaesang tetap memilih menyapa hangat penggemar, haters, serta tingkah laku Bapaknya di istana negara. Kalaupun ingin menjadi kader partai, Mas Kaesang lebih memilih mendirikan partai. Agar mandiri seperti Si Bungu yang terkenal Markobar hingga perbatas Malaysia-Indoensia. Â
Saya usul Mas Kaesang agar mendirikan Partai Jomblo Indonesia. Untuk menyuarakan “hak-hak fundamental†jomblo baik itu di ruang publik ataupun privat. Mas Kaesang yang sudah kadung di gandrungi anak-anak muda yang memiliki intesitas kemanusiawian dalam kampanye, bisa mengajak untuk merendahkan tensi politik di nusatara. Dimana selalu rame ing anggaran bukan rame ing gawe. Mungkin inovasi berupa, upload kegiatan-kegiatan  UKM-UKM di desa-desa, membantu pembangunan Pasar Mama di Papua serta kegiatan-kegiatan positif lainnya.
Popularitas Mas Kaesang yang mendadak melonjak follower media sosial karena hanya berstatus “Cuma anak presidenâ€. Kelengkapan keluarga presiden, yang harus di damping paspamres. Itu memang protokoler yang diberikan oleh negara kepada keluarga presiden. Meskipun aku melihat paspampres begitu sigap ketika ada orang yang tak dikenal menyalami sang tuan. Semoga Mas Kaesang tetap berjalan bersama rakyat “papa†serta memberikan kesadaran pada rakyat “konglomerat†untuk menyempatkan kongkow bareng dengan kaum-kaum pinggiran.
Follower yang mencapai belasan “Kâ€. Tak ubahnya gerakan perubahan sosial yang tidak bisa dikalahkan oleh barisan sakit hati pilpres 2014. Kaesang jelas well dan tahu soal itu.  Tapi Mas Kaesang, tidak ambil pusing dan maju jalan ganteng. Lha, wong cuma “anak presidenâ€.  Bukan utusan Tuhan yang bisa mengatakan “A†selanjutnya harus ikut. Kalau tidak siap dihunus oleh pedang yang sudah di asah dua minggu yang lalu.  Ngeri, ora !
“Cuma anak Presiden†Jokowi yang anti-mainstream. Belum ada yang terjun ke dunia politik praktis seperti sang ayah. Si Sulung dengan kateringnya, Si Tengah sempat gagal jadi CPNS, serta  Si Bungsu yang kekinian. Kalaupun meminta Mas Kaesang, untuk mendirikan Partai Jomblo Indonesia (PJI). Itu hanya semua usul saya yang tidak melalui Watimpres dan sungkem dengan petinggi negeri ini.
Kesibukkan Mas Kaesang sebagai gammer bukan kebiasaan yang “buruk†bagi para pecinta COC. Cerita-cerita “miring†buat Mas Kaesang yang nyeleneh, mengomentari kegiatan Si Bapak dengan nada lelucon. Bagaikan, harmoni keluarga cekakak cekikik tanpa mementingkan siapa kita.  Wong presiden mung titipan kalih amanah.
 Oh, saya sampai lupa. Kalau hari ini mantanku harus duduk di kantor KUA untuk melaksanakan ijab sah. Kehadiranku menjadi hal yang krusial di resepsi nanti, sebagai perantara memesan katering Nyi Mlenuk.
sumber gambar : www.wowkeren.com