Kepo Satnight Karena Mantan

20 Feb 2016 20:16 2448 Hits 0 Comments
Satnight bahasa turun dari langit untuk jomblo yang sibuk skripsweet

Tarik meja, ambil headset letakkan asbak pada tempatnya. Hidupkan korek untuk membakar asap dari sebatang rokok. Semangat di pagi hari meski tanpa ucapan selamat pagi dari mantan dalam hitungan jam.  Tetap semangat memandang coming soon wisuda. Melanjutkan ritual malam minggu berduaan dengan pacar yang bisa mengabulkan apapun, kecuali pacar.

Menjelajahi tuts-tuts dari Q-M menggunakan metode yang diajarkan oleh Ibu Romelah Mawati. Di kala aku masih ingusan serta belum tahu kegunaan menguasai teknik mengetik sepeluh jari buta.  Sampai saat ini pun masih belum tahu, apa sebenarnya keguanaan mengetik itu. Apakah untuk melanggengkan hubungan personal dengan note book atau bermalas-malasan di depan layar berukuran 14 in. Entahlah, aku hanya menjalankan ajarannya untuk selalu konsisten di atas  tuts-tuts tengah supaya lebih mobile dalam berpindah ke tuts-tuts lainnya.

Ku lewati mata pelajaran mengetik dengan sempurna. Nilainya 80 tepat satu angkat di atas Kriteria Kelulusan Minimum (KKM) sebesar 79. Ngalamat, kalau remidi menjadi koordinator remidi seperti pelajaran ilmu sosial. Alih-alih menawarkan bantuan dalam menuntaskan nilai-nilai selama satu semester.  Menjadi simalakama yang harus ditelan mentah-mentah. Melenggang dari amanah bakal cilaka 12, nilai ujian tidak ditulis di rapot akhir semester. Melaksanakan amanah bakal membuka aib, bahwa pelajaran tersebut memang membuat saya remidi berulang kali. Cuma bisa berdoa, Gusti paringono sabar !

Cerita masa lalu memang selalu indah dan renyah bila dicandakan pada masa ini. Tertawa kekeh hingga wajah memerah ketika menjadi sasaran  curcol. Kalau kata lirik lagu dangdut koplo, Masa lalu biarlah masa lalu.

Ditengah-tengah memikirkan masa lalu yang kocak bin konyol.  Mata hampir keluar dari kelopaknya, ketika melihat kalender, hari ini tanggal 20 adalah sabtu. Genjot, genjot, genjot, jot, jot, jot.  Nada dering pertanda ada telepon masuk. Tanganku langsung meraih handphone pabrikan nokia tahun 2002.  Ternyata Rini, mantan paling perhatian mengingatkanku malam ini adalah satnight

“Halo, jangan lupa hari ini satnight. Jangan kencan sama laptop mulu. Sesekali main ke rumah tetanggaku. Ada janda baru ditinggal jihad.”

“Apaan itu satnight ?”

“Ndeso, cari sendiri di mbah google. Udah aku mau kencan sama pacarku yang lebih romantis dari kamu. Dadah”

Tut, tut, tut bunyi itu seolah membetak kuping karena belum kesampean. Mengerti istilah satnight yang dimaksud oleh Rini.  Perilakunya yang grasah-grusuh seperti  musang yang kelaparan tapi tak ada mangsa yang untuk di makan. Aku pun harus berani jual mahal dan memang (tidak) bisa romantis kala masih berhubungan dengan Rini.  Apalagi, ketika datang ke pesta pernikahan sahabatnya, aku malah bergermbol dengan orang-orang tua yang sedang asyik menceritakan sejarah tentang desa Rani. Kawan akrab Rini. Mak blejet,  Rini sontak mengerutkan dahi menarik jas hitam yang ku kenakan  sembari memberi peringatan kerasa akan sosok tidak pernah romantis sedetik pun.  Aku hanya diam membisu angi diluar mengendap-endap memberi kabar bahwa hujan akan segera datang.  Lantas aku, memberhentikan  ucapan-ucapan Rini yang sudah tidak berdasarkan kaidah ushul fiqh  yang penuh dengan politik, budaya, dan kepentingan. Tanganku meraih pundah Rini untuk mengajak meninggalkan pesta sambil berjalan ke singgasana pengantin untuk moho pamit.  Memang orang beruntung tidak jauh-jauh dari mereka yang tersakiti. Setelah kekasih hati marah besar, aku mendapatkan balasan untuk membalas kata-kata tidak bisa romantis. Meniru adegan FTV di televisi-televisi , aku harus membagikan setengah jaketku untukmenutupi kepala Rini. Sambil mengatakah Aku Tresno Marang Sliramu. Senyum bening terpancar dari

“Prang !” suara piring itu membuyarkan semua lamunanku tentang ketidakromantisan selama mencintai wanita dengan bobot kurang dari 45 kg. Jari-jari  yang tadi masih mengapit kretek tiba-tiba jatuh ke sarung. Membuatku harus mencari sesegera agar sarung tidak kembali bolong akibat rokok. Lamunan tentang Rini memang mengasyikan, tapi  mengingatnya menimbulkan tanya tentang satnight.

Kalau malam sabtu di kamus yang kumiliki hanya ada  Malam Minggu (Malming). Akronim yang sangat familiar dikalangan muda-mudi desa.  Jalan-jalan ke sawah tetangga desa sudah girangnya bukan main.  Sembari membawa obor-obor buata cucu veteran. Sesekali melempar ke pematang sawah bergaya seperti prajurit Jendral Soedirman memasang jebakan kepada kompeni.  Beberapa kawan ada yang memilih membawa pasangan, untuk di ajak jalan-jalan.  Tidak ada rasa canggung antara “single” “jomblo” dan “ kaya asmara”.  Semuanya setara di mata kita. Selama masih batas minimum, tidak mungkin ada peluit yang melengking tertuju pada orang tua.  Sabtu Malam (Tuma) sebatas kudengar dari ABG-ABG kala aku masih sering ngompol kala melewati hutan-hutan lebat untuk menuju rumah.  Lantas ABG tersebut menggunakan sepeda onthel untuk pergi ke bioskop ramai-ramai.  Jaraknya sekitar 25-30 Km.  Perjuangan,  disana mereka cangkrukan dengan orang-orang luar desa kalau nda nonton pagelaran wayang, layar tancap, serta dangdutan.  Bukan hanya itu, ketika pengajian pun berbondong-bondong mereka datangi untuk mendapatkan barokah dan berkat.

Cuma dua itu istilah yang kukenal sejak zaman buayan kasih sayang ibu hingga calon wisudawan yang tertunda hari ini.  Istilah yang dipakai oleh Rini sepertinya asing di kuping.  Rasa penasaran semakin berjubel harus segera ku tuntaskan akhirnya aku mengirim pesan ke Adoel.

“Doel, satnight apa artinnya ?”

Keluar rumah, untuk mempermudah pesan itu terkirim ke handphone-nya. Aku ingin segera mengetahui apa singkatanya. Lima menit sudah berlalu, aku masih menunggu balasan yang. Membuka kota keluar, status pesan sudah terkirim. Penasaran itu semakin menyeruak ke atas ubun-ubun kepala.  Ingin sekali, mengetahui makna tersebut. Pasalnya paket internet sudah habis mau wifi-an ke warung kopi. Motor tidak ada. Lengkap sudah !

Tetot, Tetotot, Tetetet Tototot. Getar handphone di atas laptop kuraih dan kubaca seksama pesan dari si Adoel

“Apa satnight ?. Ndeso, banget moso ra reti.  Itu bahasa kekinian bagi mereka yang punya pasangan dan laku. Nda seperti kamu. Sat itu kependekans dari Saturday yang berarti sabtu sedangkan Night artinya mbengi alias malam. Jadi satnight itu malam minggu. Kalau tidak percaya silahkan tanya saja kepada mantan saya yang sudah tenang di alam sana. Oh, iya selamat satnight juga.  Move on jangan kencan dengan mba skripsweet yang tidak jelas mau sampai kapan. Cari pacar yang real bukan hanya dibangga-banggain di benak saja. Tapi nyata bisa diberi kasih sayang secara kontinyu.  Satu lagi, masih ingat pesan Pak Ridwan Kamil “single” terhormat daripada “jomblo”. Ditambah gelar W.Sc alias Wisuda Cooming Soon. Salam hormat, mblo”

“Prang,  meow-meow” kucing kesayangaku kembali mengaggetkan ke khsuyuanku membaca pesan si Adoel yang membuatku seperti di injak oleh gorilla.

 

 

 

Tags Ulasan

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel