11. 30 Juli 2016 – Hujan Meteor Delta Aquarid Selatan
Ilustrasi: Lokasi Hujan Meteor Delta Aquarid via universetoday.com
Hujan meteor Delta Aquarid dimulai tanggal 12 Juli- 23 Agustus dan mencapai puncak dengan lintasan 16 meteor per jam pada tanggal 30 Juli. Hujan meteor yang akan tampak dari rasi Aquarius ini berasal dari sisa debu komet Marsden and Kracht. Rasi Aquarius akan terbit jam 8 malam, dan pengamatan bisa dilakukan sampai jelang fajar.
Â
12. 12 Agustus 2016 – Hujan Meteor Perseid
Ilustrasi: Lokasi Hujan Meteor Perseid via timeanddate.com
Dimulai tanggal 17 Juli – 24 Agustus, hujan meteor Perseid yang berasal dari debu komet Swift-Tuttle tersebut akan mencapai puncak tanggal 12 Agustus. Di malam puncak diperkirakan 150 meteor akan melintas setiap jam dan tampak datang dari rasi Perseus.
Bulan yang sedang cembung besar menjadi polusi cahaya bagi langit. Tapi pengamatan bisa dilakukan sejak tengah malam setelah rasi Perseus terbit. Bulan terbenam jelang tengah malam. Karena itu pengamatan sebaiknya dilakukan setelah Bulan terbenam untuk memperoleh kondisi yang terbaik.
Â
13. 28 Agustus 2016 – Konjungsi Venus & Jupiter
Ilustrasi: Konjungsi Venus dan Jupiter via earthsky.com
Dua planet terang ini akan berada pada posisi terdekatnya. Dan tampak berpapasan sangat dekat di langit malam, hanya terpisah 0,1º dan bisa dinikmati saat senja setelah Matahari terbenam di barat.
Â
14. 1 September 2016 – Gerhana Matahari Cincin
Ilustrasi: Gerhana Matahari cincin via sliffknots.wordpress.com
Cincin api yang indah akan tampak di langit saat Bulan melintas di depan Matahari. Tapi karena Bulan sedang berada pada posisi yang jauh dari Bumi maka tidak seluruh piringan Bulan menutupi piringan Matahari. Akibatnya pengamat di Bumi bisa menikmati lingkaran piringan Matahari seperti cincin.
Gerhana Matahari Cincin ini bisa dinikmati oleh masyarakat di Afrika, sebagian masyarakat Arab Saudi, sebagian kecil Indonesia (Sumatera Selatan, Lampung, sebagian Jawa) dan sebagian kecil Australia. Lokasi terbaik untuk Gerhana Matahari Cincin ini adlah di Gabon, Kongo, Tanzania, Madagaskar, dan lautan Hindia.
Â
15. 2 September 2016 – Oposisi Neptunus
Ilustrasi: Planet Neptunus via wikipedia
Tidak mudah untuk mengamati planet es biru ini. Tanggal 2 September menandai posisi terdekatnya dengan Bumi. Meskipun demikian, Neptunus akan terlihat sebagai obyek titik biru melalui teleskop.
Â
16. 17 September 2016 – Gerhana Bulan Penumbra
Ilustrasi: Gerhana Bulan Penumbra via sains.kompas.com
Ini adalah Gerhana Bulan Penumbra kedua yang terjadi di tahun 2016. Kali ini seluruh Indonesia bisa menikmati gerhana ini dari awal, meskipun sebagian masyarakat papua akan melihat gerhana yang sudah terjadi saat Bulan terbit.
Â
17. 22 September 2016 – Ekuinoks
Ilustrasi: Ekuinoks September via wikipedia
Matahari berada di ekuinoks atau di atas garis khatulistiwa. Lamanya siang dan malam menjadi sama yakni 12 jam. Bagi masyarakat di belahan bumi utara, tanggal 20 Maret merupakan Ekuinoks Musim Gugur atau titik balik musim gugur yang menandai awal musim gugur. Sebaliknya di belahan Bumi selatan, ekuinoks di bulan September merupakan vernal ekuinoks atau ekuinoks musim semi yang menandai awal musim semi.
Â
18. 8 Oktober 2016 – Hujan Meteor Draconid
Ilustrasi: Lokasi Hujan Meteor Draconoid via voices.nationalgeographic
Hujan meteor minor yang tampak datang dari rasi draco ini akan berlangsung dari tanggal 6-10 Oktober. Puncaknya tanggal 8 Oktober dengan laju 10 meteor per jam. Hujan meteor Draconid ini berasal dari sisa debu komet 21P Giacobini-Zinner. Bisa dinikmati setelah Matahari terbenam sampai rasi Draco terbenam jam 9 malam. Bulan masih cukup terang di langit malam.
Â
19. 15 Oktober 2016 – Oposisi Uranus
Ilustrasi: Perbandingan besar Bumi dan Uranus via wikipedia
Setelah Mars, Jupiter, Saturnus, dan Neptunus berada pada posisi terdekatnya dari Bumi, kini giliran Uranus, si planet es raksasa ini akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi pada tanggal 15 oktober 2016. Planet yang bergerak menggelinding ini akan tampak unik sebagai titik warna biru kehijauan di teleskop.
Â
20. Oktober 2016 – Hujan Meteor Orionid
Ilustrasi: Lokasi Hujan Meteor Orionid via skyandtelescope.com
Oktober, saatnya menikmati lintasan debu komet Halley di langit malam. Hujan meteor Orionid ini akan tampak datang dari rasi pembajak sawah atau rasi Waluku atau rasi Orion si pemburu. Hujan meteor Orionid bisa mulai dinikmati dari tanggal 2 Oktober – 7 November.
Puncaknya tanggal 21 Oktober akan menghadirkan 15-20 meteor setiap jamnya di langit malam. Bulan sedang dalam fase cembung besar dan terbit jam 11 malam. Rasi Orion sendiri terbit jam 10 malam, dan keberadaan Bulan yang cukup terang menjadi polusi cahaya bagi pengamat. Karena itu carilah lokasi yang minim polusi cahaya lampu kota untuk meminimalisir gangguan cahaya saat berburu hujan meteor.