UN Mendekat Jomblopun Meningkat

4 Feb 2016 21:15 2605 Hits 3 Comments
Dedek-dedek gemes yang jodohnya di ambil  UN. Bersabarlah

Persiapan masuk kuliah tidak selalu menyenangkan. Ribut-ribut soal KRS-an lah, ngurusi soal perwalian, apalagi yang sudah tua ngurusi skripsweet yang tidak pernah kelar. Sejak zaman Raja Namrud hingga dendam Nyi Roro Kidul. Masih saja berkutat dengan pembimbing yang hobi keluar masuk luar negeri.  Mau apa coba ? ngecengin junior yang IP-nya mini sama ndeketin dedek gemes yang IP-nya cum laude. Hellow, pacar memang di ukur dengan rendah tinggi-nya IP ? Sontoloyo.

Selaku anak kuliah yang melek informasi tentu tidak mau ketinggalan soal update ujian nasional. Buku-buku yang berjudul Cara Praktis Menghadapi UN, Jurus Ampuh Hadapi UN, Soal-soal UN Tahun bla-bla. Seloroh buku-buku yang pragmatis non taktis mengejar fulus agar anak bangsa tidak menangis saat pengumuman tiba. UN kini, setelah lulus bengong karena banyaknya lowongan kerja yang belum menerima keadaan siswa.

Welah dalah, mentang-mentang kuliah mikirnya jadi radix sekali.  Paradigma yang dipakai pun bermacam. Mulai dari moderatisme, liberalisme, otoritarianisme, sampai skripsweetisme. Anak-anak gemes SMA pasti pusing pala barby.  Lha, begitu aja sewot ? Orang ini cuma pengenalan awal kalau penulis bukan aktivis yang suka baca buku, sering diskusi, atau lagi pengajian bareng akhi wa ukhti.

Masa-masa mendekati UN menjadi pintu neraka bagi kaum-kaum pecandu asmara tingkat dewa. Melihat fenomena-fenomena di lapangan tentang motivator-motivator dadakan yang memaksa dengan setengah hati. Untuk vakum sementara di dunia percintaan yang sangat menggoda gairah asamara dalam asrama. Jalan-jalan radikal yang mengambil sejenak wilayah privat menjadi public sphere. Begini, berkasih sayang itu wilayah privat, sedangkan cara radikal  untuk mengvakumkan proses tersebut  merupakan upaya dari public sphere merebut wilyah privat.

Meskipun saya bukan aktivis Indonesia Harus Pacaran (IHP), tetapi kawan-kawan aktivis dan anak-anak kutu buku sering memarahi saya.  Mengenai terampasnya  hak-hal privat oleh kepentingan publik. Lha, ini bicara soal HAM yang katanya produk modern + barat tetapi di anut oleh kaum fundamental yang (anti barat).

Kalau mengvakumkan kasih sayang serta peran motivator dalam pribadi-pribadi. Siswa SMA yang gemes-gemes itu akan menjadi jomblo dadakan.  Spesies langka ala mahasiswa akhir zaman bernama jomblo. Tentu memperkeruh rotasi bumi,  jomblo yang terlalu santai menganggap dunia berputar pada porosnya tentu kalah dalam dengan analisis kaum-kaum penganut aliran kasih sayang ala anak SMA.

UN Mendekat Jodoh Menjauh kicau PG salah satu adik kelas.  Penganut Mazhab anti jomblo juga anti kemapanan selalu di jaga oleh dirinya dan geng-gengnya.  Hu, bersama-sama gengnya selalu berkicau seperti itu.  Disaat orang lain serius dengan rumus-rumus yang aduhai.  Ini malah risau akibat berjalan tanpa penyempurna tulang rusuk. Halah, aliran satu ini memang sangat berat sekali.

UN Mendekat Jomblo Mendadak apa ora jedug-jedug atimu mbah. Lha, wong saya mengerjakan skripsweet selalu datang kedukun agar dipertemukan dengan roh yang bernama pacar. Eh, malah si dukun tidak mau dengan alasan saya jomblo yang sedang berpacaran dengan skripsweet. Terus, alasan beliau (dukun) emang masuk akal. Ndak, kan ! Ini Februari, Maret, serta April sebagai bulan penentuan.

Jalinan kasih sayang selama kelas satu SMA. Kandas akibat motivator-motivator ugal-ugalan menempeleng hak privat orang lain. Bulan Januari menjelas Test Uji COba, sepihan hati yang menyatu harus hilang ditelah makhluk bernama UN. Joss, jodoh putus bukan ditangan Tuhan. Jodoh putus dipaksa mikir UN.

Apakah ini jurus jitu untuk membuat anak-anak konse terhadap UN ? Perlu dirembug bersama dengan keluarga. Ini masalah privat sekali yang tidak minta dibuat UU. Toh, masuk Prolegnas tidak mungkin dimudahkan Karena politik tidak mengenal Jodoh, yang ada Pacar Part Time (PPT).  Mak Jleb.

 

sumber gambar : dipake.com

Tags Ulasan

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel