Dear Pak Menristek, ngopi  yuk !
“Pemuda-pemuda, bangun bangun !,†suara itu menghentikan mimpi indahku bersama wanita di Banjir Kanal Barat.
Kurang ajar memang orang yang memotong indahnya hidup di dua alam. Antara sadar atau tidak sadar bukan baina man jilatain ala sekte Mu’tazilah. Melainkan alam gaje yang tidak perlu diperdebatkan karena tidak bisa “berhentiâ€atau “parkirâ€. Seperti Pak Polisi yang berdebat dengan warga sipil mengenai dalil berhenti dan parkir. Tentunya mimpi saya tidak ditilang yang bakal UUD (Ujung-Ujungnya Dongkol Duit .
Keindahan mimpi itu terusak oleh gangguan jomblo akut macam Emon. Yang tak henti-hentinya muroja’ah demi mendapatkan pacar hafidzoh seluruh kitab agama. Keren apa kaga ?.Kalau ada lagu bangun tidur ku terus mandi / tidak lupa mengosok gigi / habis itu kuterus mandi / tidak lupa merapihkan tempat tidurku / bau ompol.
Bapak pasti di ajarkan lagu tersebut, kan. Kala itu saya buka situs berita detik.com. Mata saya mendadak langsung melek amba banget. Lha, Bapak Nasir tiba-tiba melarang LGBT masuk ke kampus. Alasanya merusak moral para mahasiswa. Saya mendadak sibuk mencari korek untuk menghidupkan ujung batang rokok. Kopi sisa tadi malam masih banyak, jadi lanjut membaca berita-berita tentang statement bapak.
Pribadi  yang setengah liberal, setengah fundamentalis, serta rajin ke mushola kampus. Tiba-tiba kepingin ngajak ngopi  bapak dengan anak-anak jomblo macam Mbah Rozi, Pangeran Ladul, SJ Jaed, serta Om Emon. Lha, bapak ini kok mempemasalahkan kebebasan berekspresi di kampus. Wong, orang-orang yang saya sebutkan di atas tadi manusia-manusia dari pelosok desa yang haus pengetahuan. Wong,sinau soal seksual ndadak ngerusak moral mbarang.
Pak, masih ingat tangga kehidupan. Harta, Tahta, dan Wanita.  Orang yang punya modal (harta) banyak tentu akan bekongsi dengan dewan-dewan (tahta). Pada saat rapat pertemuan sudah disertai wanita (seksual) untuk memuluskan kontrak atau tender. Sudah rahasia umum, tapi itu tidak merusak moral karena budaya dari  jama Jendral 32 tahun itu. Terus budaya yang a moral itu menjadi lumrah karena sudah alumni sebagai penjaga moral. Atau mereka uangnya banyak, gak kaya anak kampus.  Makan sehari sekali saja, beruntung sekali. Apalagi saya, kalau gak ada seminar makan akan tersendat. Sekarang  kuliah saja sudah dipagari seribu satu jurus untuk masuk dan keluar kelas. Mahasiswa menjadi sangat kritis dalam ber-selfie riya.
Pak, sediakan waktu 3-5 jam untuk ngopi dengan kami. Â Kami ingin sekali ngangsu kawruh dan face to face dengan mentri baru di kementrian baru. Bapak sudah pasti menghasilkan berbagai riset waktu menjadi dosen hingga rektor UNDIP. Sehingga Pak Jokowi tak segan mencatut bapak untuk melangkah dijalan terjal untuk menuju nawa cita. Semoga Sampai Amiin.
Musim hujan, Jakarta untung saja tidak banjir. Jadi Bapak bisa senang-senang bikin statement seperti itu.  Coba kalau banjir, statement nya tidak mungkin seperti itu.  Pasti akan memunculkan isu perpindahan ibukota ke Palangkaraya. Menristek serta bala kurawa-nya akan meriset segala sesuatunya dengan para menteri  tidak lupa Bunda Mega.
Coba Pak Menteri, tulislah dipapan jadwal kunjungan bapak ke sini.  Menemui jomblo nestapa, mati segan hidup tak mampu karena tuna asmara yang begitu dalam.  Kita bakal ngobrol soal LGBT yang bapak larang masuk kampus.  Tentu Bapak Nasir bakal dialog dengan  jomblo setengah mati Mbah Rozi, dengan kitab jomblo-nya.  Bapak juga akan bercengkrama dengan Security of Jomblo (SJ) Jaedin, yang selalu ngompor-ngompori adik tingkatnya agar menjadi jomblo sampai lulus magang. Pemikirannya akan melayang ke tanah Maroko. Tentu ketampanan Bapak Menteri tidak kalah dengan Pangeran Ladlul  yang selalu anteng dengan mainanya Counter Strike. Tidak lupa dalam dialog di kampus, Bapak akan disuguhi kopi beserta Tahu Petis serta tempe penyet harga ribu yang ngantri-nya setengah jam.
Begini pak, kalau LGBT masuk kampus apa sih yang akan terjadi ? Memang daya kritis mahasiswa mengurang ? UKT yang menjulang dapat turun ? Atau riset-riset abal-abal mahasiswa akan diakui oleh professor yang baru kemarin dilantik.
Pak, daripada melarang LGBT masuk kampus.  Mending, Bapak mengeluarkan PERMEN “Kalau dikampus dilarang berpikir dangkal,â€. Lha, wong saya kuli-ah di UI Ngaliyan yang diapit oleh kawasan industry terbesar se Jawa Tengah.  Orang desa yang dipaksa untuk menuruti jalan hidup orang-orang kota. Terus pagi-pagi mendengar pengajian di daerah sekitar, ada yang ngomong kalau islam yang benar itu bla bla bla. Mahasiswa pada mantuk-mantuk serta tunduk membabi buta.  Kawan-kawan mahasiswa itu menjalankan kebebasan berekspresinya dengan mengkafirkan yang lain-nya di muka umum alias di wilayah kampus. Â
Pusing pala barby, dogma-dogma agama yang dikatakan sudah final oleh kitab-kitab terdahulu.  Dianggap tidak sepantasnya seorang Mbah Rozi, dkk mengkritik keabsahan dan penyebutan final tersebut.  Saling kritik mengenai pemikiran dianggap  Liberal, Syiah, Anti Islam, Kuminis, wa akhwatuha. Kalau orang alay bilang “Kokz si akhi baper (bawa perasaan),â€.  Kampus-kampus yang dianggap dunia kebebasan berpikir telah dibungkam sekian lama oleh Bapak Pembangunan Ketakutan (BPK). Sakbare reformasi,  iya ada-ada orang yang mencoba-coba mengusik kebebasan berpikir, berpendapat, dan berkumpul yang diatur oleh negara. Lha, kalau kata Bapak Menristek apakah melanggar ? Atau Bapak mau meniru polisi yang masuk televisi yang membenarkan qaul jadid walau keluar dari qaul qadim. Bapak mau seperti itu atau seperti apa ? Yang jelas itu pilihan.  So, mari kita ngopi dulu biar nda salah paham.
Â