Kereta api adalah salah satu alat transportasi utama di Jepang dimana penggunanya sendiri melebihi pengguna bus.
Namun bagaimana jika kereta api yang seharusnya selalu penuh dengan pengguna itu kosong?
Tentunya, JR-East yang bertanggung jawab mengatur transportasi massal ini mau tidak mau harus menghentikan pelayanannya.
Maksud dari pelayanannya disini bukanlah gulung tikar atau berhenti menjadi penyedia layanan kereta api, melainkan penghapusan rute ke stasiun yang kosong tanpa penumpang tersebut.
Itulah yang terjadi pada sebuah stasiun kereta api kecil di Hokkaido, Jepang, atau lebih tepat dikatakan “seharusnya terjadi.â€
Stasiun kecil bernama Kyu-Shirataki yang katanya jarang bahkan tidak pernah digunakan oleh penumpang tersebut ternyata masih ditumpangi oleh seorang penumpang setia yaitu seorang siswi kelas 3 SMA di salah satu SMA di wilayah tersebut bernama SMA Engaru.
Siswi yang secara rutin setiap hari menggunakan kereta api di stasiun kereta api bernama Kyu-Shirataki tersebut bernama Kana Harada. Sempat beredar berita bahwa stasiun tempat Kana menunggu kereta api tersebut adalah Kami-Shirataki, namun berita tersebut adalah salah karena berita yang sebenarnya tertulis pada apa yang dilansir oleh Asahi Shimbun.
Alasan kenapa Kana memilih Kyu-Shirataki sebagai stasiun tempat ia menunggu kereta adalah karena jaraknya yang cukup dekat dari rumahnya dimana hanya membutuhkan waktu 5 menit saja dengan menggunakan kendaraan.
Sebenarnya, jika stasiun Kyu-Shirataki ini ditutup, Kana masih bisa pergi ke stasiun terdekat dari stasiun tersebut yaitu stasiun Shirataki yang jaraknya cukup jauh, yakni 73 menit dengan berjalan kaki. Sedangkan perjalanan yang dibutuhkan untuk Kana sampai ke sekolahnya adalah kurang lebih 1 jam perjalanan.
Dikarenakan kereta yang berjalan di Sekihoku Line atau rel tempat kereta api yang melewati rumah Kana hanya tiga saja setiap sorenya, Kana setiap harinya tidak dapat tinggal bersama teman-temannya setelah aktivitas dari club yang ia ikuti karena keharusannya untuk mengejar jadwal kereta api yang jadwalnya sangat berdekatan sampai-sampai ia harus berlari agar tidak ketinggalan kereta yang hanya ada satu kali sehari.
Kana sendiri merasa kecewa dan sedih ketika mendengar bahwa stasiun tempat ia biasa naik kereta api selama hampir 3 tahun akan ditutup. Salah satu kekecewaan Kana adalah keharusan ia menyesuaikan jadwal ia bersekolah baik jadwal keberangkatan dan kepulangannya.
Setelah mendengar dan mempertimbangkan kondisi Kana yang juga adalah satu-satunya penumpang di stasiun Kyu-Shirataki maka JR-Hokkaido selaku penanggung jawab jalur kereta api di wilayah tersebut memutuskan untuk menunda penonaktifan stasiun-stasiun yang sepi penumpang dimana salah satunya adalah stasiun Kyu-Shirataki tempat Kana biasa naik kereta api.
Penundaan ini sendiri dikabarkan akan diperpanjang hingga Kana lulus sekolah pada bulan Maret 2016 mendatang.
Â
Â
Sumber: Asahi Shimbun