Entah ….
Sampak kapan aku terbelenggu
Menahan lara dan derita
Ditengah hempasan dunia
Yang amat formalitas
Â
Elokkah aku hidup
Menjadi se onggok daging
Yang bergumpal darah
Menjadi khalifah di bumi
Â
Duka selalu ku dapat
Sampai pukul empat
Terhempat hingga laut amlat
Yang di embat oleh tetangga
Â
Kredo-kredo nasioalisme
Berceceran seperti darah
Hamparan niliai-nilai pancasila
Terinjak-injak kepentinga konglomerat
Â
Sumpah itu
Kitab suci di atas kepala
Kedua tangan mengacung
Bernafaskan tuhan yang maha segalanya
Â
Percikan api perpecahan terus dihidupkan
Tangan tak mau panas
Bilik tetangga dipilin kretek
Kepul asap keluar
Dari mulut sang penyamun
Â
Lagi…..
Subtansi ajaran agama
Tak Nampak pada diriku
Karena tak patuh
Pada tokoh yang tenar di layar kaca
Â
Berjalan menuju surga
Seperti sudah di arahkan
Oleh GPS yang canggih
Mengalahkan literature yang ada
Â
Aku memang tak berdarah
Aku memang tak berdaging
Aku juga tak patu
Â
Aku muntah melihat kalian
Mencabik-cabik merah putih
Dengan dalil-dalil bau amis
Karena dagingnya lupa di cuci
Oleh si empunya
Â
Suara menggelegar
Semangat berkobara
Kata Allohu Akbar
Tiba-tiba menjadi ujaran kebencian
Â
Hipokrit ……
Daging itu selau menjadi raja
Tuan tanah yang terlakalahkan
Oleh satu ayat kitab suci
Â
Ajian rawa rontek menjadi kuno
Manunggaling kawula gusti tergeser oleh jenggot
Bahasa karma kalah saing oleh bahasa persi
Karena tradisi jauh dari surga
Â
Tuhan biarkan aku
Menjadi ayub-ayub yang hidup
Ditengah per-daging-an yang seloroh
Betis-betis putih terlihat bernafsu
Â
Tuhan aku bukan pemuja daging
Aku berjalan
Berjuang dan bergerak
Hingga kehabisan darah dan daging
Â
Semarang, 10 Januari 2016.
Â
Â
Bangsaku
Â
Kedok !
Kuda liar berjalan lunglai
Babi hutan ramah lingkungan
Pameran ular sendok
Â
Lihat aku !
Himpunan udang tersebar di kampong ku
Katanya negeri bahari
Orangnya senang toleransi
Â
Bicaranya berbusa-busa
Mulai dari prostitusi hingga ekonomi
Kolom KTP yang beragama
Hingga (tak) boleh berbeda agama
Â
Bangsa ini memang pengecut
Karena tak mau mengadili yang salah
Ucap almarhum Gus Dur
Â
Bangsaku ….
Bangsa kita ……
Telah dipecut
Oleh para pengcut
Â
Semarang, 11 Januari 2016
Â
sumber gambar : pelukisbali.blogspot.com