“Jadi pejabat sekarang sudah tidak amanah lagi. Sedikit-sedikit uang, sedikit uang,†tutut Bapak Roni, penjual otak-otak depan sekolah SMK.  Wajahnya yang hitam pekat, selalu saja menjadi olok-olokan penjual-penjual yang ada.  Salah satu anggota tubuhnya harus diamputasi akibat kesalahan dokter memberikan obat alias mal praktek. Otak-otak yang dijajakan pada anak-anak sekolah menjadi penghasilan utama.
Pekerja keras seperti Pak Roni, sangat membenci praktek-praktek korupsi yang dilakukan oleh pejabat. Â Mereka bergelimangan harta, hidup serba kecukupana, tak berpanas-panasan pun dibayar. Realita yang terbalik, harus bertarung dengan terik matahari dan dinginnya terpaan hujan. Uang tak pasti di dapat jikalau anak sekolah sedang libur panjang.
“Korupsi salah satu aset bangsa juga, lho,†ucapnya padaku sambil memberikan satu plastik otak-otak yang kupesan.  Indonesia yang dijuluki  (Katanya) Tanah Surga.  Menancapkan bambu dan melemparkan bibit dapat tumbuh dengan sendiri.  Hemat saya, korupsi yang sudah dilemparkan bibitnya akan tumbuh dan mengakar secara radikal.  Tidak pandang apa dan siapa, yang terpenting terpeliharanya mata rantai korupsi di sebuah birokrasi.
Kepulan asap truk siang itu melanjutkan perbincangan saya dengan Pak Roni. “Entah, Nabi seperti apa yang harus turun di Indonesia ?,†tanya Bapak yang memiliki tiga orang anak itu. Membicarakan juru selamat korupsi, kita sudah diangin segarkan oleh keberadaab KPK. Walaupun pada akhir-akhir ini harus tertatih menghadapi rezim jokower, prabower, dan #ABS.
Kalau dalam agama-agama semit nabi selalu diturunkan ketika rakyat sudah tidak tahan penindasan penguasa. Â KPK (mungkin) saja jelmaan nabi di jaman modern ini. Â Jalanya selalu tegap bersama para aktivis anti korupsi. Â Hingga pada akhirnya harus dibui karena mencokok petinggi negeri.
Kalau korupsi aset bangsa maka harus bertarung dengan lembaga semacam KPK.  “Orang yang memberantas korupsi, maka ia akan dibenci oleh koruptor,†jelas Ketua PW Muhammadiyah, Tafsir ketika bertamu di rumah Prof . WIdya kemarin (10/01).  Pertarungan terhdapa aset bangsa yang satu ini memang membutuhkan energy yang lebih powerfull.
“Kalau Polisi punya Densus-88 anti teror, (seharusnya) KPK punya Densus-99 anti korupsi,†ucap Gus Mus ketika ditanyai mengenai solusi pemberantasn korupsi oleh Andy F Noya di Talkshow Kicky Andy.