Di tahun 2015 ini, pengguna media sosial baik itu Facebook, Twitter, Instagram, Path dan sejenisnya dapat dikatakan mengalami peningkatan pengguna yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Dan sebagai seseorang yang menggunakan media sosial secara rutin, banyak yang terjadi pada diri Anda ketika menggunakannya selama setahun ini.
Contohnya banyak hal buruk yang menimpa Anda kemudian Anda mengumpat di media sosial atau menumpahkan kekesalan Anda terhadap orang lain di media sosial dengan melakukan tindakan lainnya yang bersifat ofensif.
Ataupun ketika Anda mengalami hal yang membahagiakan, Anda kemudian membagikannya ke media sosial dengan cara berlebih-lebihan. Sehingga, yang awalnya Anda berpikir ingin berbagi kebahagiaan dengan orang lain, malah dianggap sebagai arogansi yang berlebih.
Hal-hal tidak baik tersebut adalah apa yang harus Anda ubah di tahun mendatang, sehingga Anda akan lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Dan berikut ini adalah 3 revolusi atau perubahan yang harus dilakukan oleh para pengguna media sosial di tahun 2016 nanti, sehingga Anda dapat menjadi pengguna media sosial yang benar-benar paham tentang apa fungsi sebenarnya dari media sosial.
Â
1. Jangan Melihat Derajat Seseorang dari Jumlah Followers ataupun Friends
Di media sosial, seseorang dengan followers ataupun teman yang banyak biasanya dianggap sebagai seseorang yang suka bersosialisasi dan disukai banyak orang sehingga banyak yang menganggapnya sebagai seseorang yang derajatnya lebih tinggi.
Sedangkan seseorang dengan jumlah teman dan followers sedikit dianggap sebagai orang yang derajatnya lebih rendah.
Padahal seperti yang kita tahu bahwa media sosial itu memiliki fungsi untuk menghubungkan satu individu dengan individu-individu lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu.
Oleh karena itu, marilah kita kembali ke fungsi media sosial sebenarnya, dan daripada membeda-bedakan seseorang dari jumlah teman atau pengikutnya yang belum tentu berarti orang tersebut memiliki jiwa sosialisasi yang kuat, lebih baik kita menggunakan media sosial secara benar sehingga menghasilkan manfaat positif baik bagi kita dan orang lain.
Â
2. Jangan Terlalu Banyak Mengeluh
Dalam dunia nyata, mengeluh di hadapan orang lain yang hubungannya belum begitu akrab adalah sebuah hal yang tidak mungkin dilakukan.
Namun di media sosial, saya sering melihat banyak orang yang mengeluhkan hidupnya dengan mengeluarkan postingan-postingan yang memang memiliki aura negatif.
Apa coba keuntungan dari mengeluh di media sosial?
Menurut saya, mereka yang mengeluh di media sosial biasanya adalah mereka yang memang ingin keberadaannya diakui dan diperhatikan oleh orang lain dan mereka yang memang benar-benar sedang dilanda masalah di kehidupannya di dunia nyata.
Tapi pikirkanlah, apakah dengan mengeluh di media sosial seseorang akan mendapatkan solusi tentang apa yang dikeluhkannya?
Mungkin saja bisa, tapi seberapa sering? Jarang!
Mengeluh itu bukanlah jalan untuk memecahkan masalah, dan mungkin saja malah akan memperparah apa yang kita alami.
Oleh karena itu, berhentilah mengeluh atau kurangilah mengeluh di media sosial agar tidak menjadikan kita sebagai pribadi yang memiliki nilai jelek di mata pengguna media sosial lainnya.
Â
3. Jadilah Orang yang Menjunjung Nilai-Nilai Kejujuran
Dalam menggunakan media sosial, banyak hal yang memang biasanya seseorang lakukan untuk mencari sensasi yang tujuannya sendiri adalah untuk memperluas jaringan pertemanannya, ataupun karena ingin memuaskan hasrat dari superiority complex yang dimilikinya.
Contoh mudahnya adalah dengan menggunakan foto orang lain sebagai foto profil. Selain menunjukkan bahwa orang tersebut tidak percaya diri dengan apa yang dimilikinya, menggunakan foto dari wajah orang lain sebagai foto profil dianggap sebagai tindak kebohongan atau penipuan.
Atau mungkin melakukan update status dengan suatu hal yang sebenarnya tidak terjadi, seperti ketika seseorang membuat sebuah postingan “wah hawaii suasananya dingin ya!â€
Padahal kenyataannya orang tersebut sedang berada di tempat tidur sambil memainkan gadget kesayangannya yang terhubung ke internet.
Tidak ada manfaat dari membuat postingan-postingan seperti itu baik bagi pembuat dan orang lain. Yang ada orang lain akan melihat postingan seperti itu sebagai sebuah kesombongan, dan yang mungkin lebih parah lagi, ada orang yang mengetahui kebohongan tersebut dan menganggap si pembuat postingan sebagai orang yang mengalami gangguan mental.
Oleh karena itu, lebih baik jadilah orang yang jujur dalam menggunakan media sosial, dan temukan orang-orang yang memang ingin menjalin hubungan pertemanan dengan kita dengan melihat kondisi kita yang apa adanya, bukan karena kita orangnya tampan (karena pakai foto orang lain), ataupun karena kita orang yang memiliki harta berlimpah (padahal setiap hari kerjanya menjadi anak jalanan).
Â
4. Kurangi Berbagi Sesuatu yang Tidak Begitu Penting
Saya sebagai pengguna media sosial sering melihat seseorang yang sering melakukan share postingan, baik itu postingannya sendiri maupun postingan orang lain yang isinya memang tidak ada manfaatnya sama sekali.
Contohnya saja, beberapa hari yang lalu saya melihat seseorang membagikan sebuah informasi yang ketika melihatnya saya berpikir “halah, menuh-menuhin layar aja ini tulisanâ€
Mengurangi kebiasaan dalam berbagi sesuatu juga sebenarnya dapat meningkatkan keamanan pada diri dan lingkungan di sekitar kita baik di dunia online ataupun di dunia nyata.
Contohnya saja di musim liburan ini dimana maling sedang bertingkah seperti serigala lapar dimana mereka biasanya mencari targetnya melalui media sosial. Yaitu dengan mencari seseorang yang membuat postingan yang isinya menyatakan bahwa rumah dari si pembuat postingan sedang kosong karena ditinggal untuk liburan.
Tidak hanya itu saja, masih banyak kerugian yang diakibatkan dengan seringnya kita berbagi hal yang tidak penting ataupun hal yang memang seharusnya tidak kita bagikan di media sosial.
Oleh karena itu, bagi Anda yang suka berbagi hal seenaknya tanpa memikirkan dampaknya, di tahun 2016 mendatang dapat merubah kebiasaan tersebut.
Â
Â
Â