Sabar, Milik Rakyat

18 Dec 2015 19:53 1977 Hits 0 Comments
Sabar, bukan milik siapa-siapa.

Ah, manusia selalu saja mengajarkan untuk bersabar. Mulutnya akan berkata “yang sabar, tuhan akan memberi jalan” dengan menepuk bahu. Seolah, memberikan semangat untuk kembali berjuang. Begitulah sabar. Sifat yang selalu menjadikan senjata bagi para penguasa menaruh sampah-sampah busuk di lading si miskin. Sambil berucap dan menodong uang ratusan ribu “Yang sabar, belum rejekinya”.

Kita selaku rakyat selalu dikatakan untuk sabar.  Lagi-lagi sifat yang lekat dengan “ketuhanan” ini sangat pas untuk manusia sekelas proletar dan jomblo kesepian seperti saya.  Bayangkan saja, mereka sebelum maju pilkada dengan lantangnya memuja rakyat yang belum tahu whatsapp, black bery messagger, hingga line.  Haduh, rakyat mah gitu.  Disuruh maju malah gak mau.  “Mau kalian apa ?” bentak calon legislatif yang gagal di usung partainya sendiri.

Pak dan bu dewan, kami sudah ribuan hari bersabar menunggu kalian untuk melihat kami. Betapa blangsaknya kami setiap hari minum oplosan yang harganya jauh dari rate rabel. Kami hanya bisa solat jum’at dengan imam yang tua, berbeda dengan kalian yang imam dan khatib selalu gonta-ganti setiap jum’at.  Nasehat kami hanya melihat bak-bak truk yang bertuliskan “Pulang Malu ,Tak Pulang Rindu”. Berbeda dengan kalian nasehatnya bisa dating ke studio dengan mendengarkan “Om-Om” yang sangat super.

Maklumilah kami yang sudah jauh lebih dulu menikmati kesabaran yang katanya ada ambang batas.  Kesabaran kami selalu saja dipermainkan oleh bapak dan ibu dewan yang terhormat. Mulai dari dagelan hingga parodi bau pencitraan. Untung kami bersabar, hingga tak mau merobohkan tempat duduk para dewan terhormat.

Bapak dan ibu yang terhormat. Tetaplah berparodi seperti itu, supaya kesabaran kami dapat terlatih dengan baik. Dagelan-dagelan yang tidak sama sekali lucu, semoga membuai kehidupan anda yang penuh dengan pecitraan tiada tara.  Kami mah hanya rakyat yang lemah ekonomi hingga syahwat.

Bapak dan Ibu yang terhormat jangan lupa makan. Makan dapat meningkatkan kesabaran kalian dalam menyungah, sehingga lambung tidak terlalu menerima makanan yang keras. Seperti hati yang tak pernah bersabar.

Semoga saja.

sumber gambar ; www.tribunnews.com

Tags opini

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel